11. Oh Baby!

5.8K 381 62
                                    

Apa Naruto boleh melakukan sliding tackle di Rumah Sakit? Karena ia sangat ingin melakukannya pada Jumin Han sekarang. Alasannya? Tentu saja karena pria itu terus saja berjalan bolak-balik kesana kemari sejak Hinata dibawa masuk ke ruang rawat oleh Dokter.

'Hey Hello?!! Harusnya kan aku yang panik dan bukannya dia?!’ ujar Naruto dalam hati dengan aksen alay ala anak SMA di Indonesia( Note from author : I'm not sorry lol😂).

“Apa yang kau lakukan?”

“Berjalan bolak-balik, ini yang biasanya di lakukan dalam drama-drama picisan yang aku tonton, Zen bilang-“ belum sempat Jumin menyelesaikan kalimatnya, Naruto tiba-tiba bangkit dari kursinya dan menarik jas yang Jumin kenakan dengan kasar.

“Dengar! Aku tidak peduli siapa itu Zen atau apapun yang dia katakan, but, i want you to stop what ever shit you doing now! The one that should be panic here is me and not you fucker!” teriak Naruto kesal.

Jumin menaikkan satu alisnya, jujur saja ia bingung. Kenapa Narutosangat marah hanya untuk hal sepele semacam ini? Apa mungkin....

“Mm.., baiklah, tapi..apa kau yakin kau tidak-“

“Ekhem!!!”

Naruto sontak melepaskan cengkeramannya pada Jumin ketika suara deheman dari seseorang menginterupsi. Dan deheman itu ternyata berasal dari dokter yang barusan memeriksa Hinata. Tanpa basa-basi dan permisi lagi Naruto langsung menghampiri dokter itu, diikuti dengan Jumin yang berjalan santai di belakangnya.

“Dokter-“ mulut Naruto yang mau mengajukan banyak pertanyaan pun terpaksa bungkam ketika sang Dokter mengangkat tangannya dan mengisyaratkannya untuk diam.

What the hell doc-“

“Sebelum anda mengatakan apapun, pertama-tama aku ingin tanya, siapa suami pasien?”

“Apa maksud anda dokter?” tanya Jumin yang bingung. Sang dokter menghela napas panjang, sunghuh wanita paruh baya itu bukanlah tipe dokter yang sabar menghadapi keluarga pasien.

Who’s the husband, You or this blonde shit?” ujarnya sambil menunjuk Naruto dengan pulpennya.

“Pfftt...blonde shit...” Jumin tak kuasa menahan tawa. Kepala Naruto mulai berasap. Kenapa semua orang suka sekali menghinanya? Istrinya sendiri, Jumin dan sekarang dokter ini?! Fuck this!

Huffff...sabar Naruto...sabar..., ini bukan ujian tapi kau harus tetap sabar...’ batin Naruto berusaha menenangkan dirinya.

“Pertama-tama, kau jahat dokter, kedua, aku suami pasienmu, kenapa anda ingin tahu?”

“Oh, jadi kau suaminya? Baguslah kalau begitu,”

“Aku tidak mengerti kenap-“

Plak!

Jumin jawsdrop, para suster jawsdrop, semua oramg jawsdrop kecuali sang dokter yang wajahnya tetap datar dan stoic setelah apa yang ia lakukan . Yup, dia menampar Naruto Namikaze.

What the hell is wrong with you?!!” teriak Naruto yang tidak terima dengan apa yang dilakukan sang dokter padanya barusan.

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang