Cinta Terlarang (Eps 3)

1.1K 39 7
                                    

Tidak lama kemudian kami sampailah ke tempat tujuan. Yang pertama kami tuju pantai ancol Jakarta. Kami berdua jalan menyelusuri pantai sesekali kami duduk menikmati sibakan angin pantai yang sedikit panas. Kelapa muda ikut mewarnai kebersamaan kami. Tangan erat saling menggenggam dan sesekali kami saling pandang dan senyum manis.

"Teteh, sering ke sini ya?" Tanya Nur sambil menatapku dalam.
"Sering sich nggak. tapi sudah beberapa kali"jawabku sambil membalas tatapannya yang penuh pesona. Entah berapa lama mata kami saling berbicara. Perlahan aku mendekati wajahnya. semakin dekat dan semakin dekat. Tiba-tiba Nur memejamkan matanya.
"Maaf, ada senyum di hijabmu"bisikku lembut sambil membuang semut itu. Nur tersipu malu, aku tidak tahu apa yang dipikirkannya.
"Nur, ayo kita jalan ke sana yuk!" Ajakku sambil menarik tangannya. Nur hanya menurut dan wajahnya masih kelihatan merah.
Di sepanjang jalan kami berpegangan tangan dan asyik dengan sejuta obrolan.
"Nur, nyaman gak jalan sama teteh?"tanya
"Nyaman dong teteh, kalau gak nyaman gak mungkin Nur ajak Teteh ke sini"
"Syukurlah. Teteh takut Nur merasa terpaksa. Dalam persahabatan tidak ada istilah saling memaksa atau merasa terpaksa. Tiba-tiba Nur menghentikan langkahnya. Aku pun otomatis berhenti.
"Kenapa Nur, ada yang salah dengan kata-kata Teteh?" tanyaku bingung.
"Teteh hanya menganggap Nur sahabat????"Tanya Nur dengan nada suara meninggi.
"Maksud Nur apa sich? Teteh gak ngerti."Jawabku sambil menatap matanya. Nur membalas menatap mataku dalam.
"Teteh, apakah tidak tahu jika Nur sayang sama teteh?"
"Teteh tahu Nur dan bahkan teteh sangat tahu karena teteh merasakannya sayangnya Nur ke teteh sangat besar. Lalu ada yang salah dengan Teteh??"Tanyaku lebih tegas.
Nur menarik napas panjang kemudian menghempaskannya. Matanya menatap jauh ke laut. Tiba-tiba Nur seperti bergumam sendiri tetapi aku mendengarnya jelas.
"Padahal Nur menginginkan lebih dari sahabat". Aku hanya diam seakan-akan aku tidak mendengarnya.
"Nur, kita ke pasar seni yuk!. sekalian sholat zuhur di sana!"ajakku memecah kesunyian kami. Nur pun mengangguk dan kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki ke pasar seni. Di sana banyak hal yang lebih menarik. Aku sangat suka melihat para seniman sedang melukis di atas kanvas. stand demi stand kami masuki. Waktu sholatpun tiba kami berhenti di sebuah mushola dan sholat berjamaah. aku jadi imamnya dan Nur ma'mumnya. Setelah selesai sholat di beranda mushola kami duduk santai. Nur mengeluarkan qur'an kecil.
"Nur, boleh pinjam pahanya gak? Teteh pengen bobo sebentar".
"Ayo Teh" Kata Nur sambil melonjorkan kakinya. Aku tidur di pangkuan Nur. sementara tangan kiri Nur memegang qur'an dan tangan kanannya membelai kepalaku. Sayup-sayup ku dengar suara Nur sedang membaca qur'an hingga aku terlelap dalam tidur siangku.
"Teh, bangun....!" Tangan Nur membelai kepalaku. Aku terjaga.
"Nur, maaf teteh ketidurannya lama ya..."kataku malu.
"Ya. tidur teteh lelap banget. maaf ya teh Nur bangunkan. sekarang sudah jam setengah dua. Takutnya teteh mau pulang sekarang"Jawab Nur sambil membenarkan posisi duduknya. Nur menggerak-gerakkan kakinya. mungkin kesemutan. aku membantu membangunkan Nur. Kami pun melanjutkan perjalanan.
Setelah sholat ashar kami pulang dan sampai di rumahku jam 18.10 WIB.
"Nur, udah nginep z di rumah Teteh. kebetulan gak ada siapa-siapa!"ajakku.
"Mang boleh Nur nginep?"tanya Nur antusias.
"Boelh. kan teteh yang ajak Nur" kataku sambil mencubit hidungnya.
"Makasih ya teteh. Nur juga sebenarnya pengen nginep tapi gak berani ngomong hehehe"kata Nur sambil nyengir kuda.
Kami pun masuk ke dalam kemudian bersih dan sholat berjamaah. setelah sholat kami masak di dapur seadanya dan makan berdua.
"Teh aaaaa..."Nur mengangakan mulutnya dan menyuapiku. Akupun merasa senang diperlakukan seperti itu. Kami seprti sepasang kekasih saja.
setelah makan kami ngobrol ngalor ngidul sambil sebentar-sebentar tertawa. Tiba-tiba Nur berhenti dan menatapku tajam. aku membalasnya. wajah Nur semakin dekat dan sangat dekat, aku memejamkan mata. dan kurasakan napas Nur semakin mendekat. Jantungku berdebar kencang dan sangat kencang. Tiba-tiba kurasakan bibirku ada yang menyentuh pelan kemudian melumatnya lembut. aku semakin memejamkan mata dan menikmatinya. ada yang mendesir di ulu hati dan kurasakan semakin hangat lumatan itu, aku mulai mengimbanginya dengan balas melumat bibir Nur. Lidah Nur bermain cantik di mulutku. Aku terbuai dengan permainan Nur. Mendesis, erangan dan napas kami saling memburu. Kami ciuman hampir setengah jam. Nur menatapku tajam.
"Teteh, Nur sayang sama Teteh dan Nur Cinta sama teteh"Bisiknya pelan. Aku hanya membalas tatapannya penuh arti. Tiba-tiba bibir Nur merapat di bibirku dan melumatnya lembut, kemudian tangan Nur mulai nakal menyentuh gunung kembarku dan meremasnya pelan. aku menggelinjal tapi tidak menolaknya. bahkan aku sangat menikmatinya. Darahku mendesir naik ke ubun-ubun. Hasratku sangat besar. Ketika bibir Nur turun ke puting coklatku. aku semakin menggila.
"oooooh Nur oooooh aoug"suara-suaraku tidak karuan. Nur semakin menggila dan tiba-tiba tangan menyentuh bagian terlarangku.
"Nur, jangan sayang....oh jangan..."Bisikku lirih. Nur tidak memperdulikan laranganku malah eranganku semakin menjadi.
"Nur....oooh Nur jangan..." Mulutku mengatakan jangan tapi tangannu menekan kepala Nur. Tubuhku mengejang dan ooooohhhh....
Kami asyik dalam lautan asmara. Kurasakan begitu dahsyatnya. Tiba-tiba aku merasakan ada yang keluar hangat dari bagian terlarangku dan lututku lemas. Nur tersenyum puas ketika melihat tubuhku lunglai. kami berelukan dengan tanpa sehelai benangpun. Kami tertidur pulas.
Sayup-sayup terdengar suara azdan shubuh memanggil. Perlahan kubuka mata, setengah kaget tepat di depan mataku Nur tertidur pulas tanpa busana. Aku membuka selimutku dan kaget ternyata aku pun tak berbusana. Aku menatap wajah Nur yang tertidur pulas dan membayangkan kejadian semalam. betapa Nur begitu berbeda. Ketika ku tatap matanya tiba-tiba Nur pun membuka matanya.
"Met pagi sayang" kataku. Nur tersenyum dan mendekat. aku hanya menunggu. Tiba-tiba Nur mencium bibirku. Kamipun kembali bergumul dengan hebat bahkan aku sekarang tidak sebagai penikmat saja tapi memberikan balasan yang serupa. Kami main sampai setengah 6 karena kami sadar belum sholat shubuh. Kami mandi junub bersama. sebelum mandi kami main sebentar di kamar mandi. Sungguh syorga dunia kurasakan begitu indah.
Kami sarapan bersama dan tepat jam 7 kami berangkat ke tempat kerja masing-masing dengan balutan busana yang berbeda. Nur memakai gamis dan berkhimar sedangkan aku memakai seragam yang ditentukan pemerintah setempat. 


(bersambung)  

Cinta TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang