Gabriel. Chapter 2

153 44 10
                                    

Selamat hari Rabu bersama rindu yang selalu menggebu-gebu.

                               *---*

"Saya gak mau disentuh sama kamu" jawab nya dengan nada datar

Gabriel mengangguk mengerti dan langsung berjalan menghampiri Torando atau yang lebih akrab nya di sapa Ando.

"Iel berangkat" pamit ku pada papah sambil berjalan menuju gerbang

"sorry ya ndo lama" ucap ku ke Torando

"Ini lebih cepet dari biasa nya" jawab nya santai dan tertawa renyah sambil memberikan helem

"Yaudah yu berangkat" ucap ku sambil menaiki motor

"Udah?" tanya Torando

"Udah"

"kalo udah ya turun" ledek nya yang sambil tertawa jahil bisa ku lihat dari kaca spion

"Ahelahhh maksut gue bukan udah itu, maksutnya gue udah naik"

"Hahaha okok"

Gabriel dan Torando segera melesat dari perkarangan komplek rumah kami dengan kecepatan standar.

Hening diantara kami ber dua. Aku yang sedang sibuk dengan fikiran ku menatap kosong ke arah jalan.

"El" panggil Torando

"kenapa?"

"bokap lu masih....."

Seperti tau apa maksut perkataan Torando, Gabriel langsung memotong perkataan itu

"Masih seperti biasa, gue juga udah kebal digituin, jadi yaa biasa aja"

"Sabar aja el, semua akan indah pada waktunya" ucap nya sambil menguatkan Gabriel

"iya" jawab ku sambil senyum "selagi masih ada kakak gue, gue masih nyaman di rumah"

"Masih ada nyokap sama bokap gue yang bisa lu anggap sebagai orang tua lu juga"

"iya ndo makasih, gue cuma takut aja kalo kakak gue beneran mau pindah kuliah ke madrid"

"hah serius?" jawab nya kaget

"Iya serius lh, emang nya gua pernah main-main?"

"Kenapa pindah?"

"Kakak gue dapet beasiswa gitu dari kampus nya"

tidak jawab apa-apa tapi masih bisa ku lihat mulutnya membentuk huruf O.

Sekitar 45 menit Gabriel dan Torando sudah sampai di sekolah, Gabriel dan Torando jalan beriringan menyusuri koridor sekolah yang mulai ramai oleh siswa dan siswi yang berlalu lalang di koridor sekolah.

"El, lo mau langsung ke kelas?" tanya Torando

"Mmm iya"

"Yaudah gue mau ke kantin dulu mau ketemu sama fans"

"Fans? fans atau heters?" jawab ku sambil menaikan sebelah alis

"bisa dibilang heters sii haha, yaudah lu gapapa kn ke kelas sendiri?"

"ya gapapa lh, biasanya juga gue sendiri"

"yaudah gue ke kantin dulu ya, belajar lu yang bener"  ucap nya sambil mengelus puncak kepala

Gabriel terus melangkahkan kaki menuju kelas karna jam pelajaran akan segera di mulai.

Beberapa meter Gabriel bisa melihat kelas nya yang sangat gaduh. Lebih gaduh dari pasar kaget. Ada yang sibuk memilih tempat duduk karna sekarang hari pertama masuk sekolah, ada yang sibuk bernyanyi lagu despacito, ada yang membicarakan tentang pita suara adela penyanyi asal inggris yang sedang bermasalah, dan ada juga yang membicarakan adik kelas yang katanya keren. aku hanya mendengarkan, karna aku adalah pendengar yang baik.

GabrielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang