Part 2 Faletra

42 10 3
                                    

Masih menggunakan seragam putih abunya. Faletra menunggu perempuan yang dia tabrak tadi. Hati yang terbalut dengan rasa khawatir. Membuat dirinya tidak tenang. Dia takut perempuan itu tidak dapat tertolong karena luka di kepalanya.

"Bapak tahu tidak perempuan yang tadi saya tabrak?" Tanya Faletra kepada bapak yang tadi menolongnya.

"Bapak tidak tahu dek. Dek, mohon maaf bapak harus berangkat kerja dulu."

Faletra pun menelpon Mamanya dan memberitahukan peristiwa tersebut. Mamanya sontak kaget, setelah mendengar hal tersebut Mamanya pun bersiap-siap untuk pergi ke Rumah Sakit.

Seorang dokter pun keluar dari ruang UGD untuk mencari keluarga dari perempuan tersebut. Dikarenakan hanya ada Faletra seorang diri jadi Faletra lah orang kedua yang mengetahui kondisi perempuan itu sekarang. *ya iyalah toh orang pertama yang tahu itu dokter*

Faletra melihat perempuan tersebut dengan kondisi tidak sadarkan diri dengan kepala yang di kelilingi perban. Faletra masih belum tenang, tetapi Faletra telah siap nertanggung jawab. Apapun hukumannya Faletra siap.

Dokter berbicara kepada Faletra.
"Pasien membutuhkan rawat inap dan perlu perawatan. Karena ditakutkan pasien mengalami kejang-kejang."

"Iya, Dok. Pokoknya perempuan ini harus selamat bagimana pun caranya. Saya khawatir sekali."

Dokter pun melontarkan pertanyaan
"Nak, kamu itu pacarnya ya?"

Dengan tergugup Faletra menjawab
"Bu.. bukan kok, Dok. Dia itu korban tabrakan. Saya yang nabrak dia."

"Untunglah perempuan ini tertabrak oleh seseorang yang bertanggung jawab seperti kamu."

"Iya, itu sudah seharusnya saya bertanggung jawab."

Ketika itu juga perempuan yang sedang terbaring di ranjang mengalami kejang-kejang. Dokter pun segera menanganinya dibantu oleh rekannya yaitu perawat. Faletra sangat khawatir dan merasa tidak tenang.

Farlietta #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang