Part 4 Tragedi Seorang Gadis

4 6 0
                                    

Faletra tidak masuk sekolah hari ini dikarenakan peristiwa yang menimpa dirinya tadi pagi. Faletra tidak bisa meninggalkan perempuan ini sendirian meskipun dalam keadaan koma. Ia tetap menunggu sambil merenungkan, betapa cerobohnya dirinya sehingga nyawa seseorang terancam.

Faletra pun melihat jam tangan miliknya, jam menunjukan pukul 5 sore. "Haduh bagaimana ini, aku mesti pulang dulu."

Faletra pun segera beranjak dari tempat duduk ke parkiran motor dan melaju menuju rumahnya. Tidak lupa Faletra memakai jaket karena terlihat jelas di pakaiannya ada noda darah. Di sepanjang jalan, ia tidak berhenti memikirkan perempuan malang korban kecerobohan dirinya. Ia tidak tahu siapa keluarga dari perempuan tersebut, maka ia berniat untuk mencari keberadaan keluarga perempuan itu ke alamat yang tertera di kartu identitasnya.

Setelah sampai di rumah, Faletra bertemu dengan Mama serta adiknya.

"Letra, bagaimana kondisi perempuan itu? Maaf Mama belum sempat ke rumah sakit lagi sayang."

"Dia masih dalam keadaan koma Ma. Sehabis ini Letra akan mencari rumah perempuan itu dan menemui keluarganya."

"Iya Kak, Mama ikut yah! Takutnya terjadi apa-apa."

"Iya Mama."

Tata hanya mendengar tak mengerti apa yang dibicarakan Mama dengan Kakaknya.

"Tata ikut." Ucap Farlietta

Mereka pun berangkat dengan mobil menuju alamat gadis yang bernama Almeta Qorelia itu. Alamat yang tertera tidaklah asing, sehingga mudah dalam pencariannya. Hanya saja sedikit bertanya menanyakan rumah kediaman Almeta.

Tidak lama, di jumpainya rumah sederhana di ujung gang yang terlihat kecil dan khawatir akan rubuh. Faletra pun mengetuk pintu rumah itu serta mengucapkan salam, awalnya tak ada yang menjawab. Faletra mencoba kembali. Kemudian pintu tersebut terbuka dan di dapatinya seorang nenek tua berkain samping yang sudah bongkok, berambut putih dengan kulit keriput dan matanya pun sudah berwarna keabuan.

"Permisi nek, saya mau bertanya. Apa ini tempat kediaman Almeta.?"

"Iya, ini rumah cucuku."

"Bolehkan kami masuk dan duduk sebentar nek." Ucap Mama dengan sopan

Kemudian nenek itu mempersilahkan masuk. Dilihatnya dalam rumah itu sangat rapi, resik dan bersih meskipun sederhana. Kursi berbusa ukuran kecil menambah kenyamanan ruangan ini. Terpampang foto gadis itu di tembok.
Faletra bergumam dalam hatinya 'senyuman hangat yang manis'.

Sebelum Mama dan Faletra membahas kejadian itu. Mereka meminta maaf terlebih dahulu kepada nenek tersebut.
Kemudian Mama memulai pembicaraan tentang Almeta. Faletra pun menjelaskan peristiwa yang terjadi tadi pagi. Ketika menjelaskan, raut wajah sang nenek berubah menjadi sedih, matanya berkaca-kaca seakan menahan air mata yang hendak jatuh dan sang nenek segera meminta ingin menemui cucunya.

"Pantas saja cucuku belum pulang, nenek sangat khawatir sekali. Tolong antar nenek ke rumah sakit yah nak?"

"Iya nek, saya akan antarkan nenek."

Mereka pun berangkat ke rumah sakit untuk melihat keadaan Almeta.

●●●

Sore ini aku, Mama dan Kakak mendatangi rumah seorang nenek yang tidak aku kenal.
Siapa nenek ini? Aku hanya bertanya dalam hati saja. Mungkin nanti juga aku akan dapat jawabannya. Tiba tiba Mama dan Kakak menceritakan perempuan yang tertabrak oleh Kakakku tadi pagi. Perempuan itu ternyata cucu dari Nenek ini. Aku kaget, tetapi aku hanya anak kecil yang tidak seharusnya mengikut campuri urusan orang dewasa.

Farlietta #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang