Duka

51 4 0
                                    

Lagu Drag me down dari One Direction-mengalun, menandakan ada panggilan masuk ke hape nya
Shasa  mengangkat telfon,

"halo, assalamualaikum,bu?? Ada apa? "Tanya Shasa
disana terdengar suara isak  tangis ibu-ibu
"Nis, pulanglah  Nis, bapak, bapak "ibu itu semakin menangis

" ada apa buk??? Kenapa " Shasa semakin bingung saja

" Nissa, bapak pergi, pulang ke rahmatullah"  kata ibu itu dengan suara tersedu - sedu

Shasa terdiam beberapa detik "innalillahiwainna ilaihi raji'un, bapak, aku akan segera pulang buk"
"iya nak, ibu tunggu"

Entah apa yang dirasa Shasa, bingung, takut, juga sedih yang mendalam, ia buru-buru men-shearch ing tiket  pesawat Online jurusan Yogyakarta..
Segera ia berkemas,lalu memesan taksi Online menuju ke bandara Soekarno-Hatta,, tak sampai 10 menit
Driver pengemudi taksi meneleponnya,
"saya sudah di depan rumah mba, "kata nya

" iya pak, mohon ditunggu Ya "Shasa menjawab

Seketika Shasa keluar rumah, dan masuk kedalam taksi,
" agak ngebut ya pak!! "pintanya

Mobil melaju dengan cepat menuju bandara,

Pemberangkatan pesawat pukul 13.00, itu berarti satu jam sebelum ia harus sudah berada disana
Sekarang tepat pukul 11.45 
Mobil melaju dengan kecepatan  tinggi
Tepat pukul 12. 00 Shasa sampai di Bandara
Ia langsung menyiapkan e-ticket dan Ktp untuk chek - ini.
"atas nama Adinda  Amaliya  Kharunnisa " tanya petugas

Shasa mengangguk
Setelahnya ia mendapat boarding pass dan berlari menuju gate penerbangan nya..

Menunggu penerbangan Shasa tak hentinya menetes air mata
Membayangkan bapak yang ia cintai, yang ia perjuangkan untuk sembuh dari sakit komplikasi nya, ternyata harus pergi ketika takdir sudah berkata..

    ***

Setibanya di depan rumahnya ia langsung berlari, rumah nya sudah di penuhi orang-orang yang melayat
Jenazah bapaknya sudah selesai di sholatkan, dan sudah siap dibawa untuk di kuburkan..
Sehingga ia tidak bisa melihat wajah gagah bapak nya lagi..
Shasa memeluk ibunya erat, ibunya lemas, dan hampir saja pingsan,

"ibu, kita harus kuat buk, bapak sudah tenang disana, sabar buk,, lihat aku dan adik-adik bu,kami yang akan jadi harapan ibu, "
Kata Shasa berusaha tegar meski dadanya serasa di ikat dengan tali kuat-kuat, sesak benar-benar sesak, mata nya terus berair..
Ketiga adik nya, Danu, Deki, dan Diara  ikut memeluk nya pula...

" nyebut buk, nyebut "kata mereka

" Astagfirullah.. Astagfirullah!! "
ibu Shasa menenangkan diri.

Dalam keluarga, kehilangan seorang orang tua adalah seperti berjalan dengan satu kaki, pincang, terseok-seok bahkan kadang ada yang sampe terjatuh dan tak bisa bangun lagi, engkau bisa bayangkan ketika keluarga sempurna, seorang bapak adalah pencari nafkah dan seorang ibu adalah pengurus rumah tangga.

Dan ketika sang pencari nafkah hilang, otomatis harus ada yang menggantikannya mencari nafkah, yang mampu menahan beban berat, mampu bekerja keras, memikul tanggung jawab, juga menjadi kepala keluarga.
Dan pengganti nya tak lain adalah istri,
tulang rusuk yang mau tak mau harus menjadi tulang punggung, engkau bisa bayangkan lagi betapa itu terasa sakit, teras sulit, terlebih jika ia masih mempunyai anak yang butuh kasih sayang juga butuh untuk terus hidup.

Ia akan rela makan seadanya atau bahkan tak makan demi anak-anaknya makan 3 kali sehari.
Rela bekerja siang malam, tidur hanya 3 jam demi uang untuk anaknya, rela meninggalkan kodratnya sebagai wanita melakukan pekerjaan yang biasa nya dilakukan laki-laki, kesawah, buruh, atau apa saja yang penting menghasilkan uang..

Ya, Ketulusan ibu yang seperti itu benar adanya.
Karna baginya ia percaya kita bukanlah siapa-siapa, cuma wayang yang Allah takdirkan berjalan sesuai Takdir Nya. Dan ini ujian..
Ada yang terus bertawakal dan berhasil lulus uji
Dan ada pula yang terjerumus tipu daya syetan dan menjauh dari Ridho NYA...
Padahal - Allah sebaik-baiknya penolong -

***

Itu empat  tahun yang lalu saat Shasa belum mengenal dunia malam,belum menjadi pelayan diskotik  yang berpakaian seksi, masih percaya diri memakai nama Nissa, masih bekerja sebagai SPG berhijab  sebuah produk kecantikan, saat tak pernah lupa 5 waktu sholat, saat ia belum tau jenis-jenis bir, dan juga belum mengenal Mas Pram.

CINTA DI UJUNG SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang