Mengenal

30 3 0
                                    

Seorang pria membuka pintu mobil dan memukul setia mobil lalu menyetir  asal-asalan
"dasar, client  gak tau diri, udah gue selesaikan semuanya, seenaknya batal kontrak, rugi gue"gerutu nya ..

Mobil sedan BMW melaju menyisir ibukota dengan, terdengar lagu lagu melow di dalam mobilnya

Tiba-tiba....
Sreeert ttt!!  Pria itu mengerem dengan cepat,  ia hampir saja menabrak seorang wanita muda.
Dan untungnya, tak banyak kendaraan di belakang mobilnya  
Ia lantas keluar dari mobil.
"Maaf  mb. Maaf " kata pria itu

" gak papa mas, "kata wanita cantik itu sambil mengusap luka nya di lutut.
" mb mau kemana nanti saya antar" pria itu menawarkan diri

"gak tau mas"kata wanita dengan tatapan kosong, dan bingung
Si pria menyerngitkan dahi, membatin "ko kaya orang stres, sayang sekali padahal cantik, idaman gue ini"

"ya udah saya antar kemana pun mba mau, sebagai permintaan maaf saya, kasihan buat jalan juga pasti susah itu mb, lututnya  sakit kan "katanya

" tapi...! "wanita itu ragu-ragu
" gak papa mb, saya gak akan macam-macam"pria itu sedikit memaksa "ngomong - ngomong namanya siapa mb" lanjutnya sambil mengulurkan tangannya.

" Adinda  Amiliya Khairunnissa, panggil saja Sha"ucap Shasa bersalaman dengannya

"saya Pramono mb, panggil saja Pram" kata pria itu. "ko nama panggilannya  tanggung mb, bagaimana kalau saya panggil Shasa, he" sambungnya sambil bercanda
"terserah "Shasa cuek,

Disini lah nama Shasa diperoleh, meninggalkan nama anggunnya Nissa, mungkin baginya tak masalah, tapi bagaimana dengan ibunya?  Karna nama adalah doa. Doa yang senantiasa di panjatkan agar menjadi nyata. Adinda Amiliya Khairunnissa, Sebaik baiknya perempuan cantik yang selalu berbuat baik, ya itu makna yang selalu ibunya harapkan.

Mereka berdua masuk kedalaman mobil,saling diam, tak ada pembicaraan dan Shasa selalu menghadap ke depan, seperti tak mempedulikan ada orang disampingnya.
"Sebenarnya kita kemana mb Sha"
Mas Pram kebingungan
"lurus"jawabnya singkat

Mas Pram terus menyetir lurus, meski ia sendiri tak tahu kemana, sampai tibalah di tempat wisata pantai
"sini aja, makasih " kata Shasa

Shasa keluar dari mobil berjalan menuju arah pantai lalu duduk melamun memandang lautan Samudra tanpa ujung.
Tiba-tiba seorang pria menawarkan air mineral ke hadapan Shasa
" minum Sha "katanya
"makasih, mas Pram? Ko masih disini? " Shasa tak menyangka

"gue boleh duduk disini"tanyanya.
"silakan, ini tempat umum Ko " jawab Shasa tak peduli.

Mereka berdua hanya duduk terdiam, sesekali Mas Pram melirik Shasa,ia melihat wajah Shasa yang cantik namun penuh kerumitan  yang ia tak mengerti.Ia memberanikan diri bertanya
" apa ada yang bisa gue bantu?"
Shasa tetap memandang laut lepas,tatapannya masih kosong.
Sudah satu jam mereka duduk tanpa ada pembicaraan yang berarti.
Shasa berdiri "gue mau pulang, makasih udah nemenin disini"

"gue antar ya "ucap Mas Pram
Shasa tetap berjalan, tiba-tiba Mas Pram berlari mendahuluinya, langsung membuka pintu mobil
" silakan tuan putri? "ia mencandai

" gak usah repot-repot, gue bisa pulang sendiri "Shasa menolak
Mas Pram menarik tangannya,. Shasa ingin menolak tapi karna badannya lelah, kakinya lemas, dan untuk berjalan jauh memang sudah tak sanggup, ia mengiyakan tawaran itu, mengikut ketika Mas Pram menariknya ke mobil.

" percayalah, dunia  terlalu sempit, untuk kau habiskan dengan kemurungan "Mas Pram memulai pembicaraan.
Shasa diam, sebenarnya ia salut dengan Mas Pram, baru kenal tapi perhatiannya  luar biasa.Meski ia pun gak tau apa yang ada dipikirannya, entah niat baik atau niat jahat.

Air mata Shasa mengalir, andaikan pria yang disampingnya  adalah Endra, pastilah ia tak akan seduka  ini, seterpuruk ini.Ahhh... Laki-laki nama itu, mengapa harus teringat,jika saat mengingat Shasa selalu merasa sakit dan sesak yang dalam.

"gue, cuma ngerasa ini berat "jawab Shasa singkat

" bagaimana kalau gue ajak lo ke tempat yang bikin lo seneng, beban lo akan jadi  seringan kapas " sahut mas pram
Shasa berpikir sejenak, dalam benaknya ia berpikir apa maksudnya, tapi dalam hatinya yang porak poranda tak sanggup ia menerjemahkan  apapun.
" enggak gue mau pulang aja, "Shasa menolak
" baiklah kalu begitu,gue gak maksa, tapi gue lihat lo lemes begitu, mampir ke restoran dulu ya? "Kata mas pram
Lagi-lagi Shasa hanya diam.
Mobilnya melaju dan berhenti didepan sebuah resto.
Mereka berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran itu, duduk di meja pojok,
" lo pesan apa " tanya mas pram
"terserah" jawab Shasa
"ya udah mb, beef steak aja dua,minumnya lemon tea dua "kata Mas Pram terhadap pelayan

Mas Pram menatap Shasa " Lo bisa cerita masalah lo, siapa tau gue bisa bantu! "
Shasa menatap Mas Pram, ia berpikir, apakah memang ia butuh pendengar supaya sesak di dada juga kebingungannya bisa sedikit berkurang? Pikirnya.
" gue,?? "Shasa menyeka air matanya
" Cerita lah, gue bakal dengerin lo meski sampai pagi "kata mas Pram
" tapi, kenapa lo baik sama gue, kita kan baru kenal? "kata Shasa.
" pertama gue ngerasa bersalah nabrak lo dan bikin lutut lo memar, kedua karna gue rasa lo bukan wanita manja, jadi gue penasaran kenapa lo bisa sesedih ini, ketiga siapa tahu gue bisa bantu. "Mas Pram meyakinkan

"silakan mas, mb, ini pesanan nya,"  kata pelayan restoran,
"makasih mb " Shasa sedikit tersenyum. Ia menarik napas hendak memulai bicara,
Dan akhirnya,Shasa  menceritakan semua masalahnya  kepada Mas Pram . Agak sedikit lega memang tapi ia sempat berpikir 'menceritakan masalah pribadi kepada orang yang baru saja ia kenal?'  akankah memang menjadi lebih baik atau justru membuat masalah baru baginya,
Entah...

Kadang engkau cukup mendengar apa yang aku katakan
Tak peduli engkau punya solusi atau tidak,
Mengungkapkan beribu rasa begitu melegakan meski tak menyelesaikan
Karna aku cuma butuh telinga untuk didengar dan bahu untuk bersandar.

CINTA DI UJUNG SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang