Holiday

161 19 2
                                    


Author POV

FLASHBACK 1 year ago.
"Lus mukena, losion anti nyamuk, lampu, senter udah di bawa semua kan?" tanya Fina Ibu Lusi. Memastikan bahwa anak nya membawa semua peralatan yang dibutuhkan saat di pantai nanti.

"Udah bu...," balas Lusi. Dengan senyum seadanya

"Entar, kalo udah disana, jangan lupain sholat nya, ya?" Beni Ayah Lusi ikut mengingatkan anak sematawayang nya ini.

"Ga bakal Ayah. Entar Lusi selalu kabarin Ibu sama Ayah, ok."

Setelah itu Bus yg ditunggu Lusi pun datang.
"Assalamualaikum, Tante, Om," ucap sahabat Lusi berbarengan. Layaknya anak TK yang sedang menjemput temannya.

Setelah berpamitan dengan orang tua Lusi, bus yang mereka tumpangi pun melaju menuju pantai yang di anggap Wira sahabat Lusi, begitu indah. Mereka sengaja memilih Pantai untuk liburan semester 4 kali ini. Karna di semester selanjutnya mereka akan di sibukan dengan persiapan Ujian Nasional dan lainnya.

Tidak terasa sudah 3 jam lebih perjalanan yang mereka tempuh.
"Wir, belok mana lagi nih?" tanya Sheren yang ada di bangku depan.

"Cari aja tugu di sebelah kanan jalan, namanya pantai menara, kata temen gw daerah nya masih hutan gitu," jawab Wira sedikit berteriak karna ia duduk di belakang bersama Alvin kekasih Lusi.

"Loh, gimana sih Wir! Kok kata temen lu?" Lusi mendengar Alvin bertanya dengan Wira.

"Iya soalnya gw juga belum pernah kesana." Seketika semua orang di dalam bus itu menoleh ke arah Wira dengan tatapan tajam, Wira hanya nyengir.

"Kalo kita nyasar itu salah Wira!" ucap Lusi, dengan wajah super kesal.

"Nah itu Pa, itu, belok kanan Pa," teriak Wira, saat melihat gerbang dengan tulisan pantai menara.
"Ini kalo ada persimpangan, lewat mana lagi Wir?" tanya Gio, yang di anggap sebagai Leader dalam geng mereka ini "Tanya penduduk!" jawab Wira.

Akses jalan di pantai ini begitu buruk, jalan berbatu + becek + ga ada ojek + bechek becheek, kata Cinta Laura gitu yak.
Lusi sempat berfikir 'Masa di tempat macam antah berantah gini ada pantai nya,' batin Lusi. Tak menunggu lama, pohon - pohon kelapa mulai terlihat, dan biru nya air pantai juga terlihat.
Lusi begitu excited. Ketika bus sudah terparkir ia langsung turun dan menuju pantai.
"Lus mau kemana?" teriak Alvin "Wah, itu menara nya Vin, itu...." Menara nya berjarak sekitar setengah kilometer dari mereka berdiri.

"Guys, terpaksa kita harus jalan kaki ke menara itu, dan barang - barang kita, bakal di bawa sama Bapa ini" Jelas Gio pada sahabat nya.

"Duh cape Vin...," rengek Lusi, saat seperempat perjalanan, tapi Alvin hanya diam. Mereka terpaksa jalan kaki di karenakan bus mereka tidak bisa melewati jalan berpasir, alhasil barang mereka di bawa Bapa yang menaiki motor sejenis Pick Up.

"Lus cape yaa?" tanya Alvin saat di setengah perjalanan.
" Ya udah tau aku lagi mengap - mengap gini😠," jawab Lusi terengah - engah. Lalu Alvin berjongkok di depan Lusi sambil menepuk bahu nya sendiri, Lusi yang paham maksud Alvin.
"Ga ah, malu diliat yang lain," jawab Lusi jujur.
"Udah, cepet dah!" Karna di paksa, Lusi pun mau di gendong Alvin di setengah perjalanan selanjutnya.

"Huah... capek Lus!" kata Alvin, sambil merebahkan dirinya di pasir, Lusi menggapai tangan Alvin.

"Thanks ya Vin, udah mau gendongin aku😆," ucap Lusi tulus dengan senyuman mengembang.

"Woy! jangan pacaran mulu. Pasang tenda cepet!😈" teriak Wira menganggu moment LA a.k.a Lusi Alvin.

Sebelum mulai bermain air, Gio memimpin doa agar niat mereka untuk liburan menjadi moment yang berkesan untuk mereka.

LA (Unexpected Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang