Pagi sekali Lusi dan Alvin sudah berada di airport, Beni Fina, Reno Renata juga Cinta mengantar mereka. Fina tidak henti-hentinya meneteskan air matanya karna anak sematang wayangnya harus pergi meninggalkannya ke luar negeri hingga waktu yang belum bisa di tentukan.
"Lus, ingat pesan Ayah. Jaga diri kamu baik-baik, hanya itu yang ayah minta, karna itu mewakili segalanya," ucap Beni dengan mata yang juga sudah berkaca-kaca, Lusi hanya menunduk menahan tangis, Fina memeluk Lusi erat, di susul Beni.
Lalu Renata menghampiri Lusi dan berbisik. "Gunakan kartu ini, jangan sungkan, kamu sudah mamah anggap seperti anak mamah sendiri." Dengan memberikan dompet kecil berisi berbagai kartu kredit dll, untuk keperluan Lusi selama berada di LA.
"Tapi. Mah," balas Lusi tidak nyaman
"Udah terima aja Lus, Papah juga udah ijin sama Ayah kamu," lanjut Reno
"Makasih banyak mah, pah, udah bantu dan support aku untuk ngewujudin mimpi gila ini," ucap Lusi, yang membuat Alvin terkekeh, dan mengacak-acak rambut Lusi.
"Ihh Alvin...," sewot Lusi.
"Ingat pesan kaka ya Lus, jangan pernah jalan kaki kalo udah malem" jelas Cinta mengingatkan Lusi
"Iya ka" balas Lusi dengan senyumnya.
Saat sudah berada di dalam pesawat, Lusi tidak bisa lagi menahan tangisnya, Alvin yang sudah tau kenapa Lusi tiba-tiba menangis langsung memeluk dan menenangkan Lusi.
Sekitar 21 jam perjalanan mereka tempuh setelah terakhir transit di Jepang, akhirnya mereka menginjakan kaki di kota Los Angeles, kota impian Lusi untuk berlibur bersama Alvin, dan mewujudkan mimpinya.
"Wahhh finally, nyampe LA juga," teriak Lusi saat berada di depan bandara, seketika orang-orang di sekitar ia pun memperhatikan Lusi aneh, Alvin yang ada di sampingnya hanya tersenyum kecut.
Waktu menunjukan jam sembilan pagi, mereka menaiki taksi dan menuju hotel terdekat. Setelah itu Lusi dan Alvin istirahat untuk merelaksasikan tubuh mereka, karna hampir satu hari berada di dalam pesawat.
"Vin habis ini kita kemana?" tanya Lusi yang sedang rebahan di kasur King Size hotel ini.
"Emm cari google aja, tempat nongkrong terdekat dari sini" balas Alvin sambil merapikan baju mereka ke lemari pakaian.
"Ah ini ada Vin, Old Town Music Hall, jarak nya ga terlalu jauh nih" ucap Lusi dan di anggukan Alvin, Lalu tidak lama kemudian mereka berdua tertidur dengan pulasnya.
3 jam kemudian Alvin terbangun dan melihat Lusi yang masih tertidur, ia tidak tega untuk membangunkanya, namun Lusi ikut terbangun jua. Mereka pun bersiap untuk mengelilingi kota LA.
Kali ini Alvin yang mengendarai mobil jenis sedan tahun 90'an, mereka sengaja menyewa mobil tua ini agar menjadi kenangan yang lebih menarik, tidak sampai 15 menit mereka sampai di Old Town Music Hall, tempat ini dari dulu menjadi pertunjukan musik hingga sekarang, biasanya ada jadwal pertunjukan disini, namun saat ini mereka hanya melihat-lihat. Nuansa vintage langsung terasa ketika memasuki tempat ini, Lusi dan Alvin tidak membuang waktu, mereka langsung berfoto ria, dan tertawa dengan tingkah konyol mereka.
"Ha-ha-ha Alvin, jelek banget sumpah." Lusi tidak hentinya tertawa melihat hasil foto mereka. Ketika mereka berada di restaurant.
"Haha kamu juga tuh haha," balas Alvin, mereka tertawa begitu lepas, di saat menunggu makanan pesanan mereka.
Ketika pesanan mereka datang, handphone Lusi bergetar, ia mengambil handphone nya dan membaca pesan masuk, ternyata dari Zayn.
'Where are u Lus, biar aku menjemputmu' ZE.
'Aku sedang Bersama Alvin, Besok Alvin pulang, di saat itulah kau baru bisa menjemputku Ze' LUSI.
'Ok baiklah, enjoy ur holiday Lusi' ZE.
'Ze' itulah panggilan Lusi ke Zayn, entah dari kapan itu bermula.
Zayn sangat senang mendengar Lusi akan ke LA untuk mengikuti audisi film yang di rekomendasikanya, Zayn sudah menyiapkan segalnya agar gadis kecilnya itu merasa nyaman dan terlindungi ketika berada di LA.
Kemudian Lusi menyimpan handphone nya.
"Gimana Vin, enak ga?" tanya Lusi, namun Alvin tidak mendegarkan dan tetap mengunyah makanan sambil melamun.
Tiba-tiba Alvin merasa ragu meninggalkan Lusi sendirian disini, pikiranya kemana-mana hingga.
"Alvin Mahendra," panggil Lusi, tepat di depan wajah Alvin, membuat Alvin kaget bukan main, hingga tersedak.
"Khuk-khuk-khuk."
"Emm mampus, lagian makan sambil ngelamun," sewot Lusi, Alvin hanya meliriknya tajam.
"Awas kamu ya..., liat aja nanti malam, aku bakalan..."
"Eh berani-berani, aku aduin papah Reno." Alvin terkekeh melihat ekspresi Lusi yang seketika berubah menjadi takut, ketika Alvin mengeluarkan seringai nakal nya.
DAY 2
Sekitar jam 09.00am setelah breakfast Lusi dan Alvin sudah bersiap untuk pergi ke Manhattan Beach, jarak yang tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit menuju ke pantai itu.
Di perjalanan mereka bernyanyi ria, dan berebut lagu apa yang harus di putar, bahkan hal kecil seperti itu saja menjadi masalah bagi mereka, namun itulah uniknya Lusi dan Alvin.
Pantai ini begitu ramai jika musim panas, karna tempatnya yang tidak jauh dari pusat kota. Lusi dan Alvin hanya berjalan-jalan menyusuri pantai. Kenangan saat mereka sedang berada di pantai saat libur semester itupun muncul lagi.
"Lus, kamu jangan pake bikini gitu yak, selama disini," pinta Alvin saat melihat banyak pengunjung yang mengenakan bikini, dan dibalas senyuman oleh Lusi.
Setelah hampir tiga jam mereka menikmati waktu di sekitar pantai. Lusi mengingatkan Alvin untuk kembali ke hotel, karena Alvin harus segera ke bandara untuk pulang ke Indonesia.
"Aku bakalan kangen banget sama kamu sayang," ucap Alvin saat mereka sudah berada di dalam mobil. "Me too," jawab Lusi.
***
"Pokonya kamu harus chat aku kapanpun dan dimanapun, juga video call kalo kamu engga sibuk, dan..." ucap Alvin, ketika mereka sudah berada di Bandara.
"Stttttt... Bawel banget sih, Vin," sergah Lusi. Lalu tanpa persiapan, Alvin langsung mencium lembut bibir mungil Lusi. Mereka menikmati momen itu. Sedih, rindu, bahagia, itulah perasaan mereka saat ini.
"I Love U, Putri Lusiana."
"I Love U too, Alvin Mahendra."
Kemudian Alvin berjalan meninggalkan Lusi, dan Lusi berusaha sekuat tenaga menahan tangisnya. Hanya senyum yang terpancar oleh keduanya di saat pandangan terakhir mereka, pandangan yang sebetulnya tidak menginginkan perpisahan jarak antara mereka berdua.
Setelah bayangan Alvin sudah tak terlihat, Lusi menangis sejadinya. Sehingga orang-orang yang ada di sekelilingnya memerhatikannya. Tiba-tiba seseorang langsung memeluk Lusi. Reflek, Lusi langsung melepaskan pelukannya, namun tidak bisa, karna orang itu memeluknya begitu erat.
"Who are u!" bentak Lusi.
Kira-Kira Siapa Yaaaa...????
Next and VOTE ya guys

KAMU SEDANG MEMBACA
LA (Unexpected Dream)
Fanfiction"Zayn, emm dia ku anggap seperti kakak ku sendiri," jawab Lusi pada para wartawan yang menggerumbunginya. "Lalu bagaimana dengan Alvin dan Shawn?" Lusi hanya menunduk, dengan tiba-tiba badannya di tarik oleh sosok pria, yang ia harapkan untuk menolo...