Malam setelah audisi Lusi sempat menelpon Alvin, dan ia menceritakan segalanya pada Alvin. Alvin tidak pernah lelah mendengar semua ocehan Lusi, padahal pagi itu, waktu Indonesia, Alvin sedang ngeGym bersama Gio. Setelah hampir dua jam mereka berbincang di telpon akhirnya Lusi tertidur di sofa ruang tv.
Sekitar jam dua pagi, Zayn datang dan terkejut melihat Lusi yang sedang tertidur pulas di sofa. Zayn berjalan pelan menghampiri Lusi, kemudian ia duduk di bawah sofa dan memerhatikan wajah polos Lusi yang sedang tertidur.
"Bagaimana audisi mu Lusi?, Maaf aku tidak ada di sampingmu," lirih Zayn. Kemudian Zayn menggendong Lusi, dan Lusi pun sempat bergeliat tetapi matanya masih tertutup rapat. Hingga akhirnya Zayn membawa Lusi ke kamarnya, dan menyelimutinya."Nice dream Lusi." Zayn mengecup kening Lusi singkat.
*******************************
"Morning Zayn," sapa Lusi saat Zayn keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi.
"Morning Lusi," balas Zayn, dan menghampiri Lusi yang sedang menyiapkan breakfast untuk mereka.
"Setelah makan, kau harus bersiap, kita akan ke Inglewood," ucap Zayn sambil menuangkan air minum pada gelas Lusi. Lusi membulatkan matanya.
"Ada acara apa disana?" tanya Lusi bingung.
"Aku ada mini concert disana"
"Ouhh so so so so so sorry Zayn, aku ada janji bersama teman-teman ku, maybe next time ok." Jelas Lusi
"Hah, teman-teman?" Kali ini Zayn yang terkejut mendengar jawaban Lusi. "Sejak kapan kau punya 'teman-teman' di sini Lusi?" ada kata penekanan di saat Zayn mengucapkan 'teman-teman'.
"Teman audisi, kau tidak usah khawatir, mereka orang baik, dan mereka juga dari keluarga terpandang, i guess" Lusi meyakinkan Zayn, dan tiba-tiba Zayn merebut Handphone Lusi entah apa yang Zayn lakukan pada handphone Lusi.
"Pulanglah sebelum jam 5 sore. Tidak ada kata telat," tegas Zayn.
Lusi hanya membalasnya dengan ekspresi duck face nya, yang secara tidak langsung membuat Zayn begitu gemas melihatnya.
Tidak lama kemudian Zayn berpamitan dengan Lusi.
*****************
"Hai Guys," sapa Lusi, pada teman barunya yang telah menunggunya di loby apartement ini.
"Jadi kemana kita akan pergi?" tanya Jovian, saat mereka sudah berada di dalam mobil. "Emm, bagaimana kita ke cafe saja," usul Lusi, dan disetujui yang lain.
"Aku tau dimana Cafe yang nyaman untuk kita menghabiskan waktu hari ini," ucap Robert, karena ia memang penduduk asli LA. Maka ialah yang menjadi drivernya.
Ternyata Robert membawa mereka ke cafe yang lokasinya sangat dekat dengan pantai. Suasananya sangat nyaman dan sejuk, Lusi sangat menyukainya.
"Robert, thanks. Kau telah membawa ku ke tempat favorit ku di dunia ini, yaitu pantai," ungkap Lusi kegirangan dengan ekspresi super imutnya, Robert, Micel dan Jovian yang melihat ekspresi Lusi itu hanya tertawa.
Setelah pesanan mereka datang, kemudian Lusi menyarankan agar mereka menikmati makanan yang ada di depan mereka dengan tenang tanpa mengobrol. Karena itulah kebiasaan Lusi dengan sahabatnya waktu di Indonesia. Robert, Micel, dan Jovian mengiyakan saran Lusi itu.
"Aku baru lulus dari sekolah seni, dan audisi ini adalah hidup dan matiku, jika tidak aku akan di kuliahkan orang tua ku di pedesaan Denmark." Setelah selesai makan, Robert menceritakan alasan mengapa ia mengikuti audisi ini.
"Ha-ha, kau tidak akan terkena polusi jika di Denmark Rob," ejek Jovian.
"If u ask to me, i want to be a famous girl," celetuk Micel, dengan logat Italy nya, membuat yang lain terkekeh mendengarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LA (Unexpected Dream)
Fanfiction"Zayn, emm dia ku anggap seperti kakak ku sendiri," jawab Lusi pada para wartawan yang menggerumbunginya. "Lalu bagaimana dengan Alvin dan Shawn?" Lusi hanya menunduk, dengan tiba-tiba badannya di tarik oleh sosok pria, yang ia harapkan untuk menolo...