Mingyu x Jihyun

11 2 0
                                        

Jihyun mengedarkan pandangan begitu melewati pintu masuk Morning Cafe. Tapi tidak sampai lima detik, dia telah menemukan pria yang dia cari. Si pemilik punggung yang tegap dengan rambut hitamnya yang apik. Dia pun menghampirinya.

Senyum cantik mengiringi sapaan Jihyun, "Hai, Kim. Apa aku terlambat?"

Mingyu menyeruput kopi panasnya kemudian melipat kedua tangan. Sebentar dia menatap Jihyun lalu melihat jam dipergelangan kiri, "Ya, noona terlambat tiga menit"

Kedua alis Jihyun menyatu.

"Aku sudah lama sekali menunggu noona"

Jihyun mendengus, "Tidak ada yang menyuruhmu datang lima belas menit lebih cepat, Kim"

"Bukan lima belas, tapi tiga puluh" ralatnya cepat.

Apa? "Tentu saja kau menunggu lama" balasnya cuek. Jihyun meminum ice coffee miliknya yang sudah dipesankan oleh Mingyu. Pria itu hapal apa yang dibutuhkan Jihyun setiap pagi.

"Jadi ada apa?"

Sekarang kedua alis Mingyu yang menyatu, "Apa?" tanyanya tidak mengerti.

"Ada apa mengajakku bertemu?"

"Memang kenapa kalau aku mengajak noona bertemu?"

Jihyun menatapnya.

"Kita tidak harus berada dalam situasi mendesak untuk selalu bertemu kan?"

"Ok, kau benar" jawabnya, "Kau selalu benar" desisnya kemudian.

Mingyu tersenyum dengan sangat tampan lalu meminum kopinya lagi. Pahitnya minuman gelap ini telah berganti menjadi sangat manis begitu Jihyun berada didepannya.

Dia merindukan kakak tingkatnya yang cantik.

Lihat saja bagaimana sinar mentari menerpa wajahnya dengan begitu menawan. Jihyun menoleh untuk melihat jalanan diluar sambil menyedot minuman kesukaannya. Pemandangan pagi yang tidak akan pernah Mingyu lupakan.

Mengawali hari dengan menatap langsung Jihyun dari dekat adalah pilihan yang tepat bagi Mingyu.

"Jam berapa kelas noona hari ini?"

"Jam sepuluh" Jihyun mengembalikan perhatiannya kepada Mingyu, "Kau?"

"Jam satu" jawabnya pelan, "Jadi aku akan ditinggal lagi" ekspresi sendunya mendukung pernyataan sedihnya karena mereka hanya memiliki waktu satu jam untuk bertemu.

"Ditinggal?" Jihyun tidak mengerti.

"Setelah pulang dari Jeju, apa noona menghubungiku? Justru yang kudengar noona pergi lagi ke Busan selama satu minggu"

"Ah~ Jadi ini semua tentang itu" dia mengerti sekarang. Pria tinggi didepannya sedang kesal karena tidak mendapat kabar tentang kepulangannya.

"Ya, tentang itu. Lalu apa yang aku dapatkan sekarang? Oleh-oleh? Oh, kupikir tidak akan. Menelponku saja tidak" dia membuang muka. Dia tunjukkan kekesalannya karena Jihyun mengabaikannya.

Dasar kakak yang tidak bertanggung jawab kepada adik!

Jihyun justru tertawa melihat wajah cemberut Mingyu yang membuatnya jauh lebih tampan. "Hei, kau makan apa untuk sarapan? Kurasa kau membuat jantungku berdebar dengan ketampananmu"

Mingyu melirik. Dia diam sebentar. Lalu melihat Jihyun lagi yang disambutnya dengan senyum kecil. "A-aku hanya makan roti" dia tutup kegugupannya dengan meminum kopi.

Senyum Jihyun semakin mengembang. Adiknya lucu sekali.

"Maaf, perjalananku ke Busan sangat tiba-tiba, Kim. Aku sampai tidak sempat menghubungi siapapun"

Short CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang