Ketika tatapan itu singgah,
Ketika perhatian itu muncul,
Aku terbangun.
Ketika tak ada lagi jalan cinta,
Ketika harapan yang saling menolak,
Aku tahu.
Aku hanya seorang pengharap
CINTA.***
Bel istirahat mulai membunyikan pita suaranya.
Dinda dan Jihan beranjak dari bangkunya untuk membuat perutnya yang sedari tadi mengoceh diam. Alias mengisi perutnya saat istirahat.
Dikantin memang sangat ramai, karena peraturan SMA SOEBARJO memang amat keras. DILARANG MAKAN DI DALAM KELAS!!!
Begitulah SMA SOEBARJO. Tertib dan selalu disiplin. Tak ayal jika banyak penghargaan singgah di SMA penuh kejuaraan itu.
Dinda dan Jihan duduk di kursi panjang, sambil menyantap siomay ukuran big (bagi yang percaya).
"Eh, gue nanti.. eum.. liat IPA lo ya." Ucap Jihan sambil mengunyah siomay nya.
Dinda hanya mengangguk, karena sedang sibuk mengunyah siomay miliknya."Lo mah gak jawab sih Din!" Jihan menggerutu sendiri. Dinda langsung menelan siomay itu dalam-dalam dan menyeka mulutnya yang kotor akibat saus kacang siomay.
"Iyaaaa.. bawel amat lo nek!" Ledek Dinda.
"Nenek! Enak aja! Gue bukan nenek!" Jawab Jihan.
"Trus apaan?" Sambung Dinda.
"KAKEK! Puas lo!" Ujar Jihan. Dinda langsung tertawa terbahak-bahak. Jihan langsung menelan bulat-bulat siomaynya karena sebal ditertawakan."Ohok! Ohok!! Aduhhh... Ohok! Ohok!" Jihan tersedak karena terlalu besar menelan siomay nya. Dinda tertawa-tawa.
"Hahaha.. lagian lo sok-sok an nelen siomay gede-gede. Jadi kayak gini kan! Hahahaha." Ledek Dinda sambil membantu Jihan. Jihan langsung meminum air mineralnya.
"Haah.. legaan nih." Gumam Jihan mengelus-elus lehernya.
Sementara Dinda masih saja tertawa-tawa."Udah ke! Ketawa mulu lo! Puyeng gue dengernya!" Sambar Jihan. Bukannya diam, Dinda malah tertawa lebih keras.
"AHAHAHA! LAGIAN LO! MUKA LO AIB BANGET HAN! SUMPAH! HAHAHAHA!!" Seru Dinda tertawa-tawa. Jihan menaruh piring yang siomay nya sudah habis di pinggiran bangku panjang itu. Ia berdecak sebal mendengar tawaan dari Dinda yang sangat menusuk telinga dan akal.
"Udah ah elah lo! Gelo lo ketawa mulu!!" Ujar Jihan lagi, Dinda akhirnya berhenti tertawa.
"Iya iya." Jawab Dinda. Langsung melahap sisa siomay nya.
"Abis ketawa langsung makan lagi! Abis ini abisin tuh sekalian gerobaknya Din!" Canda Jihan cekikikan tak karuan. Bibir bawah Dinda memanjang menjadi lima centi (BIMOLI).
"WAHAHAHA!" Tawa Jihan menggelegar tak karuan.
Tiba-tiba. PRAANGG!! Bunyi suara piring pecah. Yang ternyata adalah piring Dinda yang jatuh akibat keteledoran Dinda. Terlalu banyak tertawa. Alias tidak bisa diam.
"EH, DINDAA!" Seru Jihan. Ia kaget bukan main. Dinda juga kaget bukan kepalang. Ia benar-benar tidak menyangka bisa memecahkan piring itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fahmi
Teen FictionAku cinta, seperti halnya seorang kekasih yang mencintai kekasihnya. Mungkin kedengarannya ini baik-baik saja. Kekasih yang baru menjalin cinta selama empat bulan baru-baru ini. Pasangan yang menjadi perbincangan setiap siswa di SMA SOEBARJO. SMA ya...