Hari yang selalu menjelma menjadi bait puisi
Aku ingin ada tema baru pada puisiku
Tapi sialnya selalu saja...
Sosoknya yang bertahta pada tema
Sosoknya yang menjadi pemeran utama
Sosoknya yang paling banyak dalam diksi
Apa alasannya?
Mungkin karena...
Kenangan manis yang terlalu melekat
Mungkin karena...
Senyumannya yang terlalu manis
Mungkin karena...
Rindu yang berkepanjangan
Mungkin karena... Entahlah...
Tak adakah tema lain?
Yang lebih indah dari ini?Kamu hebat. Mampu merubah kata benci menjadi kata rindu. Tiada lelah jari jemariku menggenggam pena untuk menumpahkan tintanya pada lembaran kertas putih. Jari jemariku selalu menuliskan segala tentangmu. Sehingga tercipta beraneka ragam puisi. Yang banyak berkisahkan tentangmu. Tentang kamu yang mampu merubah kata benci menjadi kata rindu.
Kamu adalah apa yang aku tulis. Namun kamu tidak selalu membacanya. Aku harap kamu dapat membacanya selalu. Dan semua puisi yang ku rangkai itu tertuju padamu. Puisi yang ku rangkai mungkin tak bertuan. Mungkin kamu tidak tau apa makna dari puisi yang ku rangkai. Mungkin kamu tak pernah tau bahwa beberapa rangkaian puisi itu untukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu dan Benci yang Berakhir
PuisiTerimakasih pernah singgah pada hati ini. Walaupun hanya dalam waktu singkat. Hanya saja, satu hal pintaku. Jangan ketuk kembali pintu hati ini ketika sudah terkunci untukmu