Halooo!!!!
Ini cerita pertamaku di sini. Ku harap kalian suka yaww
Happy reading guys!!
Warning typo!!!
Kudengar langkah tegap seorang lelaki dari belakangku, ya, aku tau pasti siapa dia. Langkah kaki yang masuk dalam rumah selalu penuh dengan hentakan rasa marahnya. Aku hanya diam menerka-nerka apa yang akan terjadi setelah lelaki itu melihatku.
"Apa yang kau lakukan di situ?" tanyanya dengan dingin. Aku tak berani menoleh ke arahnya yang sekarang ada di sebelahku. "Baca majalah." Jawabku dengan takut-takut.
Kulirik sedikit ke arahnya dan kedua telapak tangannya sedang mengepal dengan kuat, "Bukan jawaban itu yang kumau, bodoh!" teriaknya.
Aku hanya diam menerima makiannya.
"Kenapa kau diam saja bodoh?!"
Aku tetap diam seribu bahasa.
"Dasar, wanita bodoh! Tidak punya mulut untuk berbicara, huh?!"
Tetap diam, menahan rasa sakit di hatiku.
"Percuma saja aku menghabiskan waktu untuk bicara dengan wanita tak berguna sepertimu!" dia berderap pergi meninggalkanku sendirian.
Ya, dia pergi. Setelah puas memaki-makiku, lalu dia pergi. Begitu saja. Tanpa menghiraukan aku yang selalu tersakiti karena ucapan kasarnya itu.
"Apa kau menikahiku hanya untuk menerima cacianmu setiap hari?" lirihku sembari meneteskan air mata yang tak dapat ku tahan lagi.
Aku hanya bisa menghela nafas lelah. Tak bisa berbuat apa-apa.
Sekian dulu untuk permulaannya!!!
Maafkan jika cerita ini abal-abal
Salam si pemimpi!!
YOU ARE READING
(Can) I Remain In This Marriage
Storie d'amorePernikahan yang seharusnya tidak pernah ada tetapi dipaksakan untuk tetap ada demi kepentingan masing-masing pihak. Aku tau aku akan tersakiti dalam pernikahan ini, tapi tak apa-apa. Asalkan aku bisa menghabiskan waktuku bersamanya... Aku akan menco...