Bagian Pertama

192 3 0
                                    


Enjoy the story 

:)

 Waktu telah menunjukan pukul enam pagi. Aku sudah berada di dapur dengan segala kesibukannya. Memasak untuk menu sarapan pagi ini, cukup sederhana. Hanya nasi goreng ayam dan telur mata sapi.

     Selesai memasak, aku melihat jam yang ada di atas kulkas, pukul tujuh. Saatnya membangunkan dia untuk bersiap-siap ke kantor.

     Aku berjalan dengan penuh rasa cemas menuju kamarnya yang ada di lantai dua rumah ini, di sebelah kamarku tepatnya. Perlahan kubuka pintu kamarnya, langsung terlihat ruangan penuh dengan nuansa hitam dan abu-abu serta aroma musk-nya yang langsung tercium hidungku.

     Aku mendekati ranjang tempat ia terbaring tengkurap dengan wajah menoleh ke arahku. Dia seperti malaikat. Aku sering mengagumi ketampanannya saat ia tertidur, karena hanya saat itulah dia tak menampilkan ekspresi marahnya padaku. Dia terlihat polos seperti bayi saat tidur.

     "Luke, bangunlah. Sudah pagi." Aku menggoncangkan pelan bahunya.

     "Hmm"

     "Luke, sudah pukul tujuh lewat. Bangun, nanti kamu terlambat ke kantor."

     "Hmm"

    "Luke, bagun. Sudah pukul tujuh lewat, Luke. Bangunlah."

     Dia bangun dengan tiba-tiba dan membuatku sedikit terlonjak, "Kau ini apa-apaan sih?! Mengganggu tidurku saja!"

     Huh! Sabar!

     "Tapi, ini−" Dia mendelik ke arahku siap memuntahkan kemarahannya, "Diamlah! Berisik sekali!" dengan kesal, dia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi di kamarnya.

     Aku hanya bisa bersabar entah sampai kapan. Buru-buru aku merapikan tempat tidurnya dan tak butuh waktu lama, tempat tidurnya telah rapi seperti semula. Lalu menyiapkan pakaian kerjanya di atas tempat tidur.

     Sebelum dia selesai mandi, aku harus segera keluar, jika tidak maka— matilah aku.

     Aku kembali turun menuju dapur, tapi tanpa sengaja, mataku menatap sebuah foto yang tergantung berderet di sepanjang tembok tangga. Aku menelusurinya satu foto demi satu foto sampai dimana aku melihat foto itu dengan mendongak karena letaknya sangat tinggi.

     Foto pernikahan kami. Atau aku harus menyebutnya, foto palsu dari pernikahan bahagia kami?

 Atau aku harus menyebutnya, foto palsu dari pernikahan bahagia kami?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(Can) I Remain In This MarriageWhere stories live. Discover now