Sunday Morning

410 44 4
                                    

Sunday morning rain is falling
Steal some covers share some skin
Clouds are shrouding us in moments unforgettable
You twist to fit the mold that I am in  

**

They said, Satuday night is the best time to spend with your loved one. But I have to disagree. Dibanding malam minggu yang katanya panjang dan indah itu, aku lebih suka minggu pagi setelah malam itu, bersama kamu. Seperti saat ini pastinya, terbangun di hari minggu yang tenang sambil melihat kamu masih terlelap di sampingku. 

Bagiku ini adalah salah satu pemandangan terindah, dibanding lukisan Van Gogh atau Picasso, yaitu wajah kamu yang masih tertidur. 

Kamu tau kan kamu itu paling cantik kalau tidur? Soalnya kamu terlihat apa adanya, bibir kamu sedikit pucat dan gelap, ada beberapa bercak hitam juga di pipi kamu, yang sering tidak terlihat karena tertutup bedak dan makeup. 

Kamu juga terlihat cantik mengenakan kaos putih yang besar banget ukurannya itu dibanding badan mungil kamu. Sumpah lucu banget dan rasanya aku mau kamu setiap hari pake kaos itu aja, walau akhirnya kamu pasti ngomel karena kaosnya kebesaran. 

"Jovian ayo banguuuun. Sarapan." ujar kamu setelah terbangun sambil menepuk-nepuk pipi aku pelan. 

"Babe, aku kayaknya mau tiduran aja hari ini." jawabku lemas dengan suara setengah serak.

Kamu langsung meletakkan tangan kamu di keningku, mengecek dan membandingkan suhu tubuh kamu denganku. 

"Ya ampun panas bangeeet." kata kamu setengah kaget, dan langsung bangkit dari tempat tidur.

"Nggak usah, ntar aja minum obatnya." aku menarik tubuh mungil kamu ke dalam pelukan aku.

"Jovian, you have a fever."

"But I don't want to move from bed, babe."

"But you still need to take your medicine, now."

Aku mengecup bibir kamu sekali. 

"Already took mine, Mam."

"Jovian!" kamu melengos sambil menatap aku dengan tatapan setengah marah, setengah gemas. 

Aku cuma ketawa kecil sambil mengeratkan pelukanku. Ya siapa yang butuh obat kalau ada kamu? Kayaknya seharian sama kamu aja udah kayak minum berlusin-lusin tablet obat penurun demam. 

"Kamu tuh dibilangin susah banget, ayo sarapan dulu habis itu minum obat. Besok kan Senin." 

"Enggak mau ah." 

"Jovian!" kamu cemberut. 

"Nanti kalau aku ketularan demam kamu gimana?"

"Bagus dong, kita demamnya bareng aja biar tiduran disini sampai seminggu hehehe."

Akhirnya kamu beneran gemas, lalu melayangkan beberapa tusukan ke perut aku dan bangkit dari tempat tidur. 

"I'll take your breakfast here, so don't move, 'kay?

"But I don't want you to move."

"Jovian."

"Iya iya sayang ampun udah iya." akhirnya aku menyerah sambil memeluk bantal dengan lemas karena demam.

Sebelum berjalan ke luar kamar, kamu berjalan mendekat ke arah tempat tidur dan mencium pipi kiriku sekilas.

"Gonna back soon, so don't move."

"Got it, My Queen."

See? I told ya Sunday morning is way better than Saturday night. Siapa yang peduli kalau kita gak bangun pagi-pagi untuk beraktivitas karena ini hari Minggu. Nggak ada yang perlu ditakutin, apalagi kalau ada kamu. Mau sakit sampai gak bisa pindah dari kasur juga gak masalah, kan ada kamu hehehe. 

Tidak lama kamu kembali dengan membawa semangkuk bubur ayam. Simpel sih, tapi berhubung aku tau di kulkas sudah gak ada bahan makanan lain dan aku lagi sakit, aku gak bisa minta makanan aneh-aneh bikinan kamu atau yang terlalu mewah.

Kamu menyuapi aku makan dengan sabar, walau kadang aku masih suka ngegodain kamu (padahal lagi sakit), tapi kamu gak marah. Kamu malah sibuk nyubitin pipi aku sambil terus-terusan nyuruh aku untuk menghabiskan bubur ayam buatan kamu habis itu minum obat. 

Udah deh aku menyerah sama kebaikan hati kamu kalau kayak gini. Mana tahan dimanja-manjain sama pacar dari bangun tidur. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali tidur setelah makan dan minum obat, dan tentu saja, menarik kamu kembali ke tempat tidur karena tidur sendirian itu gak enak, ya kan?

Kamu yang kasihan ngeliat aku kebanyakan ngerengek dengan pasrah merebahkan tubuh kamu di samping aku, sambil mengusap-usap kepalaku. 

"Jadi enak nih tidurnya dikelonin gini." kataku sambil perlahan mencoba memejamkan mata.

"Yee itu mah kamu aja tuh kalau lagi sakit manja banget, heran." 

"Hehehe makasih ya, buburnya enak."

"Hmmm iya iya."

Aku mendekatkan bibir ke arah telinga kamu dan berbisik, "Love you babe."

"Hah kamu ngomong apa?" 

"Yah nggak denger, yaudah deh mau tidur aja."

"Ih apaan nggaaaak." 

"Enggaaaak, babe."

Aku memejamkan mata dan pura-pura tertidur sementara kamu merapihkan selimut dan mengelus kepalaku lembut.

"I love you too, Jovian."

Kata kamu sebelum akhirnya kita berdua sama-sama tertidur (lagi) di Minggu pagi. 

Around YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang