2. Lamaran

7.8K 265 10
                                    

Sekarang sudah hari ketiga setelah lamaran David sebelumnya, dan hari ini David menepati janjinya datang untuk melamar Sinta secara resmi sekaligus membawa kedua orangtuanya.

"Bagaimana Mr.Anton apa anda menerima lamaran saya" ucap David to the poin

"Bagaimana sayang apa kamu menerima lamarannya?" Ucap Anton menatap Sinta.

"Apa Ayah setuju kalau Sinta menikah?"

Anton memandang lembut putrinya.

"Kalo kamu setuju Ayah juga setuju nak,
Jadi bagaimana kamu terima lamarannya atau tidak?"

"Iya, Sinta terima lamarannya"

Semua orang di ruangan itu tersenyum bahagia, tidak terkecuali kedua orangtua David.

"Kalau begitu kita tinggal menentukan tanggal pernikahannya Mr.Anton dan saya pikir semakin cepat semakin banyak bagus, jadi bagaimana kalau pernikahannya kita adakan hari Minggu sekarang." Ucap Albert

"Tapi itu berarti hanya tinggal 4 hari lagi Mr.Albert , apa itu tidak terlalu cepat dan apa bisa menyiapkan pernikahan secepat itu?" Tanya Anton.

"Tenang saja Mr. Anton pesta pernikahannya akan siap dalam 4 hari itu" ujar Albert penuh keyakinan.

"Kalau begitu besok Sinta harus ikut mommy fitting baju pengantin" ujar Sonia semangat.

****

Sinta mengamati gaun pengantin pilihan Ibu mertuanya untuk ia kenakan di hari pernikahannya nanti.

Gaun itu sangat cantik dan mewah dengan taburan berlian disetiap sisinya.

"Bagaimana apakah kau menyukainya sweet heart?" Tanya mommy nya David

"Iya mom aku suka gaunnya."

"Oke kalau begitu, nona kami ambil gaun ini dan tolong antarkan gaunnya ke alamat ini" Sonia memberikan alamat rumah Sinta kepada pelayan butik lalu memberikan uang kepada pelayan itu untuk membayar gaunnya.

Mereka kemudian pergi dari butik itu untuk mencari perlengkapan untuk pernikahan.

****

Sinta merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Hari mulai gelap dan dia baru saja pulang dari acara jalan-jalan nya bersama calon mertuanya. Sekarang adalah hari Kamis , berarti tinggal tiga hari lagi dia akan menikah dengan David. Tak terasa persiapan pernikahannya sudah mencapai tujuh puluh persen.

Tak selang beberapa lama suara dengkuran halus mengisi keheningan hari yang sudah mulai memasuki malam.

****
Disisi lain,

David sedang makan malam bersama dengan kedua orangtuanya. Kini David tidak tinggal di hotel tapi sekarang dia berada di apartemennya yang ada di Jakarta.

"Mom Dad..." Ujar David disela-sela makannya

"Iya Dave ada apa?" Tanya Sonia sambil meminum air putih miliknya.

David menyuapkan satu sendok terakhir makanannya lalu kembali berbicara.

"Daddy dan mommy tahu kan kalau Sinta dan keluarganya itu seorang muslim?" Ucap David hati-hati

"Ya, lalu" timpal Albert yang telah selesai makan.

"Jika mereka menginginkan Dave jadi seorang muslim apa mom dan Dad akan marah?"

Albert tergelak mendengar ucapan Dave.

"Dad kenapa kau tertawa? Aku sama sekali tidak sedang bergurau Dad aku sedang serius"

"Oke oke kau memang sedang tidak bergurau, tapi Dad tertawa karena kamu menanyakan apakah mom dan dad akan marah padamu haha. Tentu saja Mommy dan Daddy tidak akan marah padamu jika kamu ingin merubah keyakinan mu. Dan yang Daddy tahu dalam agama Muslim itu seorang lelaki harus jadi imam yang baik bagi istri dan anaknya, jadi Dad rasa tidak ada salahnya jika kamu pindah keyakinan demi keluarga mu nanti" ucap Albert penuh bijaksana

To Be My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang