Edo,
November 1614M" Aku harus segera menuju ke Istana hari ini juga.. Aku harus memenuhi panggilan dari Shogun.. " ucap Nobushige yang sedang berdiri di halaman depan rumahnya dengan memakai baju jirah dengan perlengkapan yang lainnya.
" Begitu ya? Baiklah.. Jaga dirimu baik baik sayang.. Nanti aku akan memberitahu anak anak.. " ucap Nobume yang berdiri di hadapan Nobushige.
Ia mendekati Nobushige lalu mendongak menatap wajahnya dan mengelus perlahan pipi Nobushige.
Nobushige mengangkat salah satu tangannya dan memegang tangan Nobume. Ia menikmati elusan dari tangan istrinya itu sambil ia memejamkan matanya.
" Do'akan aku selamat kembali dari medan pertempuran.. Aku akan mengirim kurir setelah aku tiba ke Osaka.. " ujar Nobushige sambil membuka matanya. Ia menurunkan tangannya dan Nobume ikut menurunkan tangannya juga.
Nobushige memegang kedua sisi pinggang Istrinya dan mencium keningnya dengan lembut.
Tak lama ia melepas ciuman itu dan menurunkan tangannya.
" Aishiteru.. " bisik Nobushige dan wajah Nobume merona. Ia tersipu malu lalu melemparkan senyuman lembutnya yang menyejukkan hati Nobushige.
" Aku juga mencintaimu~ " balas Nobume sambil menatap Nobushige dengan penuh perasaan.
" Otou-sama!!! " terdengar suara teriakan anak kecil yang berjumlah dua orang dari arah gerbang masuk rumah. Itu adalah Sakazuki dan Yuki anak dari Nobushige dan Nobume. Mereka berlari kecil menuju ayahnya dan langsung memeluk pinggang ayahnya bersamaan.
" Hehehehe.. Ternyata kalian sudah pulang ya? " tanya Nobushige. Kedua anak itu mendongakkan kepalanya dan menatap Nobushige dengan pandangan ceria dan berseri seri.
" Ya!! Kami sudah pulang.. " ucap mereka berdua. Sakazuki memperhatikan penampilan ayahnya dan keheranan.
" He? Ayah? Apa ayah akan pergi bekerja? " tanya Sakazuki. Yuki melirik kakaknya itu dan pupil matanya membesar. Ia langsung menatap Nobushige.
" Eehh?? Ayah sudah mau kerja lagi? Bukannya baru pulang kemarin? " tanya Yuki dengan polos.
Nobushige tersenyum mendengar ucapan kedua anaknya. Ia melepaskan pelukan anak anaknya itu dan berjongkok di hadapan mereka berdua.
" Iya.. Ayah akan pergi bekerja.. Tuan Shogun meminta ayah ke Istana.. Maaf ya.. Ayah tidak bisa lama dan menghabiskan waktu bersama kalian di rumah.. " ucap Nobushige dengan nada lembut. Mendengar itu Yuki merengut dan terlihat sedih, sementara Sakazuki memalingkan wajahnya. Yuki itu sangat dekat dengan Nobushige melebihi kakaknya, makannya saat Nobushige tidak ada disana untuk menemani Yuki ia terlihat sedih.
" Hei hei hei.. Tidak apa... Ayah janji.. Setelah pulang, kita akan bermain bersama.. Dan juga ayah akan membawakan kalian hadiah.. Bagaimana hum? " ucap Nobushige, ia hendak membujuk kedua anaknya itu agar tidak kecewa.
" Huuhh.. Baiklah.. Ayah janji harus pulang dan membawakan kami hadiah.. " ucap Sakazuki. Yuki terlihat masih merengut. Ia menundukkan kepalanya dan mendekati Nobushige dan langsung memeluknya.
" Ayah harus pulang.. Apapun yang terjadi.. Yuki tidak mau ditinggalkan ayah.. " ucap Yuki sambil mengeratkan pelukannya. Nobushige segera merangkul tubuh Yuki di tangan kirinya dan tubuh Sakazuki di tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ronin: Rebellion
Historical Fiction(•Warning •) (Cerita ini hanya rekaan belaka, tanpa bermaksud merubah catatan sejarah yang terjadi. Beberapa cerita akan sedikit berbeda dari aslinya) *** Mungkin kebanyakan orang menganggap bahwa seorang Ronin itu han...