Nightmares (5)

5 1 0
                                    

Emily memencet bel di rumah Dylan, Diana ( adik Dylan ) membuka pintu dengan ramah.

"Hey." Sapa Emily sambil memeluk Diana.

"Oh hai, Silahkan masuk. Tadi kakak sudah memberi tahu ku jika kau akan datang." Ucap Diana.

Emily mengikuti jejak Diana, mereka berdua duduk di ruang tamu.

"Apa kau mau minum sesuatu?" Tanya Diana.

"Hmm, jika tidak keberatan aku boleh minta yang sedikit dingin. Cuaca di luar cukup panas." Ucap Emily.

Diana mengangguk dan segera bergegas ke dapur.

Tuk tuk tuk

Suara itu muncul dari ruangan di lantai dua. Emily yang mendengarnya berusaha untuk berfikir positif dan mengabaikan hal itu.

kini suara decitan seperti orang turun tangga terdengar, semakin Emily mengabaikannya gangguannya akan semakin parah.

Karena kesal, akhirnya Emily mencoba untuk menghadapinya. Suara itu terus menuntun Emily hingga terhenti di depan pintu kamar yang tertutup.

Gelap, sekitar Emily berubah menjadi gelap. Seseorang menggengam tangannya menariknya lebih jauh memasukin ruangan gelap itu.

Seorang anak perempuan menangis cukup keras, ia terlihat sangat kurus. Badannya terikat dan ia terus meronta minta pertolongan. Namun sayang, Tidak ada yang menolongnya. Hingga Akhirnya seorang pria masuk kedalam ruangan itu dan menodongkan pistol ke kepala perempuan itu hingga ia tewas tak bernyawa.

Emily memundurkan langkah kakinya, di tangannya ia memegang sebuah pistol. Darah juga muncul di tangan kirinya, Perempuan tadi terbangun dan menatap ke arah Emily.

"Kamu bisa membantu ku jika kamu memang berniat untuk menyelamatkan ku." Ucap perempuan itu lalu ia merebut pistol di gengaman Emily dan menembakannya ke arah dahi Emily.

Panik, Emily pun meraih dahinya. Dilihatnya darah berceceran. Kepalanya mulai merasa pusing, telinganya mulai berdengung, penglihatannya mulai buyar.

"KAK EMILY!" suara itu menyadarkan Emily.

Diana menatapnya dengan khawatir, ia melihat Emily berdiri terdiam menatap pintu kamar dengan tatapan yang kosong.

"Apa kakak baik - baik saja?" Tanya Diana.

Emily terduduk, ia masih kaget atas apa yang ia lalui tadi. Apa maksudnya? Apakah itu sebuah pesan?

Telinganya kembali berdengung, Emily menutup kupingnya panik. Diana yang berada di dekatnya pun ikut panik ia langsung menelfon Dylan.

"Kak! Buruan kerumah. Ini Kak Emily kesakitan." Ucap Diana.

Tolong aku!

Tolong aku!

Tolong aku!

Kata - kata itu terdengar 3 kali di ikuti dengan jeritan kesakitan. Semakin mendengar itu Emily semakin merasakan kesakitan.

Setelah suara itu berhenti, tubuh Emily mulai kembali seperti biasa. Ia tidak merasakan rasa sakit yang tadi menyelimutinya.

"Kak? apa kau baik - baik saja?" Tanya Diana panik.

Emily menatap wajah Diana, di wajah perempuan itu muncul tanda merah yang mulai memudar.

"Apa yang terjadi dengan ku?" Tanya Emily kepada Diana.

"Entahlah, Aku hanya melihat kakak berdiri di depan pintu kamar itu lalu kakak terduduk dan meringgis kesakitan." Ucap Diana.

Diana berusaha membantu Emily untuk duduk di kursi, Ia menggenggam tangan Emily. Cengkraman tangan Emily mengikat kuat tangan Diana. Emily memejamkam matanya, Seolah - olah ada yang menariknya menuju tempat berbeda.

Diana tertawa, di mobil itu ia bersama seorang pria yang tidak dikenal Emily. Sepertinya mereka dalam keadaan mabuk, mereka tertawa dengan senang dan tanpa sadar truk dari arah berlawanan menabrak mereka.

Pria itu tewas di tempat, sedangkan Emily mengalami kondisi kritis.

Genggaman tangan Emily mulai terlepas, ia terduduk di sofa.

"Diana?" Panggil Dylan, mendengar suara kakaknya Diana segera berlari menyusul kakaknya untuk mengikutinya ke lantai dua.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Dylan.

"Tadi aku sedang membuatkan minuman, lalu aku menemukan Kak Emily berdiri di depan pintu kamar ku. Setelah itu ia terduduk di depan pintu kamar dan meringis kesakitan, itu berlangsung sekitar beberapa menit lalu Aku membawa Kak Emily menuju sofa. Sebelumnya dia menggengam tangan ku cukup lama lalu genggaman itu terlepas dan dia mulai kehilangan kesadarannya." Ucap Diana berusaha menjelaskan kepada kakaknya.

Dylan terlihat sangat khawatir, Melihat wajah Emily yang sangat pucat membuatnya sedih. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Emily? Ia berjanji akan selalu menjaga perempuan yang di cintainya ini.

NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang