Malam ini giliran Emily yang bertugas menutup cafe, untung saja hari ini cafe tidak terlalu kotor sehingga Emily tidak perlu repot membersihkannya.
Ia memakai jaketnya, dan memainkan ponselnya sambil menunggu Dylan datang.
lonceng di pintu cafe berbunyi tanda jika seseorang datang.
"Hey, apa tempat ini masih buka?"
Emily tersenyum, Ia bertemu dengan perempuan yang tempo lalu pernah juga mengunjunginya.
"Ya seperti biasa. Aku sudah menutupnya tapi apa ada yang bisa ku bantu?" Tanya Emily.
Perempuan itu duduk di sudut cafe, menatap ke arah luar jendela.
"Bisa berikan aku segelas kopi?" Ucap perempuan itu.
Emily mengangguk lalu membuatkan kopi dan memberikannya kepada perempuan itu.
"Aku belum tau siapa nama mu." Tanya Emily.
"Ahh, maaf. Nama ku Sarah." Ucap Sarah sambil tersenyum.
"Oh Sarah, Nama yang indah." Puji Emily sambil tersenyum. Ponsel Emily berbunyi, Ia mengangkat panggilan itu.
"Dylan! Udah dimana?" Tanya Emily.
"Maaf sayang, kayanya aku gak bisa jemput kamu. Mama aku tiba - tiba aja sakit."
Emily menghela nafas, "Hmm baiklah. Aku akan pulang naik taksi. Sampaikan salam ku pada ibu mu." Ucap Emily lalu mengakhiri panggilan telfonnya.
"Apakah aku harus membayar kopi ini?" Tanya Sarah.
"Tidak usah, anggap saja aku meneraktir mu sesama teman." Ucap Emily.
"Kamu orang yang baik, sulit menemukan orang seperti mu di dunia ini. Semua orang tampak terlihat baik, namun ketika tujuan mereka tercapai mereka bisa berubah menjadi sosok yang amat sangat kejam."
Sarah mulai menitikan air matanya. Emily yang merasa iba mencoba untuk menenangkannya.
"Ya kau benar. Terkadang orang yang kita kira baik adalah orang yang jahat. Hidup ini memang kejam, jika kita tidak kuat maka kita bisa ditindas." Ucap Emily.
"Baiklah, kalau begitu Aku pulang dulu." Pamit Sarah.
Emily tersenyum.
Ia mengunci cafe dan mulai berjalan mencari taksi. Susah mencari taksi di tengah malam seperti ini. Ia berjalan sampai di restoran cepat saji.
"Aku pesan satu hamburger dan diet cola." Pesan Emily.
Tak menunggu waktu lama pesanan Emily sudah jadi. Ia duduk di kursi dekat pintu masuk.
"Hey nona, bisa ku pinjam ponsel mu?" Tanya seorang pria yang duduk di belakangnya.
"Ah ini dia." Emily tersenyum dan memberikan ponselnya.
Pria itu menghubungi seseorang, Setelah mengembalikan ponsel itu ia segera pergi meninggalkan restoran.
Emily memesan taksi online dan sedang menunggu taksinya datang. Tak lama taksinya datang, baru saja Emily memasuki mobil. Tampak mobil hitam masuk ke dalam restoran dan turun segerombolan orang menyerang restoran itu.
"Nona, apa terjadi sesuatu di restoran itu?" Tanya supir.
Emily menggelengkan kepalanya, "Saya tidak tahu tapi sepertinya restoran itu seperti di serang beberapa orang." Ucap Emily sambil berusaha menelfon polisi.
"Kau beruntung nona, karena kau selamat dari mereka." Ucap Sopir itu.
Emily tersenyum, benar. Ia harus bersyukur karena selamat dari kejadian itu.
"Terimakasih banyak." Ucap Emily.
Setelah melaporkan kejadian itu Emily menutup ponselnya.
Sinar matahari mulai menerpa wajah Emily, Ia membuka matanya mencoba mengumpulkan kesadarannya.
Emily terbangun di cafe tengah duduk di kursi persis dimana ia duduk tadi malam, Seingatnya ia sedang berada di dalam taksi.
"Emily! Apa kau tidak pulang?" Tanya Jennifer.
"Jennifer, Aku tadi berada di dalam taksi! Aku besumpah aku sedang dalam perjalanan pulang." Ucap Emily berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Ok putri tidur, sekarang cuci muka mu dulu. Sepertinya kau masih bermimpi."
Emily bergegas menuju kamar mandi lalu membasuh wajahnya.
Ditelapak tangannya ada tulisan 'help me' menggunakan pulpen.
Emily menghapus tulisan itu. Kupingnya berdenging.
"Emily, Help me please." Suara itu muncul sesaat.
"Emily! Apa yang kau lakukan? Melamun di kamar mandi?" Jennifer menyadarkannya.
Suara itu menghilang dan tulisan di tangannya pun ikut menghilang.
Emily membasuh wajahnya lagi dengan air. Ia menatap bayangan hitam yang berdiri di belakangnya melalui pantulan kaca. Ia memberanikan diri untuk menenggok ke belakang. Sosok itu terlihat lebih jelas saat dilihat secara langsung.
"What the hell!" Ucap Emily refleks saat melihat sosok perempuan yang memakai gaun pengantin warna putih dengan wajah yang hancur.
Perempuan itu tersenyum kepada Emily, tak perduli semanis apapun senyumannya jika itu hantu. Apa kau akan membalas senyuman mereka?

KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmares
HorreurHalo gue Briy, ini ff horor yg gue buat khusus untuk lomba di @RPWGOTTALENT. Mudahan suka ya, sebelumnya gue minta maaf kalo misalkan ada pihak yang tersinggung, Maaf banget buat 'Mereka' yang mungkin merasa terusik karena ff ini sekali lagi saya mi...