"Gilaaaa, Lo enggak bilang kalo klien baru lho Sexy abis." Kaila tiba-tiba saja merongrong Rayaa yang tengah sibuk menatap layar ponselnya, "Itu beneran temennya Pak Gamar?"
Kaila, atau yang kerap sekali disapa Kai ini adalah perempuan paling kepo sekantor. Nggak boleh lihat lelaki bagus dikit langsung centil nggak karuan, sebenarnya bagi Rayaa nggak masalah kalau perempuan itu centil. Tapi centilnya harus tahu tempat dan kondisi, Kai kalau centil suka tidak terkendali.
"Mirip Nick Bateman yah." Kai terus berceloteh, membicarakan seorang pria yang Rayaa tahu jelas siapa itu. "Masih single nggak?"
"Eh kampret, kenapa misuh-misuh sama gue sih. Tanya sama orangnya lha." Rayaa bukannya tak mau meladeni Kai, ia memang tidak pernah terlibat banyak hal tentang kliennya kecuali hal-hal yang menyangkut pekerjaan. Bahkan Rayaa tak pernah bertanya hal-hal yang bersifat pribadi jika saja bukan untuk kepentingan kantor, atau ketika kliennya sendiri yang bercerita masalah Pribadinya.
"Yah Ray, Pepet dong demi gue. Sumpah bokongnya Remas-able banget." suara memelas Kai membuat Rayaa terpekik, gila sudah main bokong aja tuh anak.
"Pepet apanya? emang lo ketemu di mana sih sama si Langit itu?"
"Namanya Langit?" tanya Kai dengan wajah berbinar, ia bahkan lupa untuk menjawab pertanyaan Rayaa dan malah bertanya balik. "Pantes mukanya secerah langit hari ini."
"Apa hubungannya coba." Rayaa berdecak kesal, ia menyimpan ponselnya dan melihat beberapa dokumen yang tergeletak di atas mejanya. "Gue tanya lo ketemu di mana sama Langit?"
"Di bawah tuh, lagi meeting di ruangan klien bareng Gamar."
Rayaa mengangguk-angukan kepalanya sebelum dering line telponnya berbunyi.
"Iya, Pak." Telpon dari Resepsionis yang menyuruhnya ke ruang klien, siapa lagi kalau bukan Gamar yang menginstruksi.
"Gue ke bawah dulu deh, Mau ketemu Nick Bateman versi lo." dengus Rayaa, ia mengambil notenya dan bergumam kesal dengan celotehan Kaila. Nick Bateman dari Gua? liat aja itu janggut sama kumis, mana dekil banget.
"Siang Pak," Rayaa memasuki ruangan yang memang disediakan untuk bertemu dengan klien.
"Duduk, Ray." ucap Gamar, pria itu mengambil beberapa hasil print out yang tertera di atas Map. Rayaa melirik ke arah Langit, pria itu masih dengan busana casualnya. Tidak ada dasi atau celana bahan yang dikenakan, bahkan sandal yang digunakannya kali ini adalah sandal gunung. "Kamu tolong jelasin soal beberapa materi yang saya sudah Print out ini pada Langit, saya harus ketemu Pak Arif."
Apa yang bisa Rayaa lakukan selain menyetujui permintaan Gamar, memangnya dia punya hak untuk menolaknya. Setelah melontarkan beberapa kata untuk sekedar basa-basi dengan Langit, Gamar pergi menyisakan Langit dan Raya di ruangan berukuran 4 x 4 meter persegi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Tea with Sugar
ChickLitRayaana, perempuan berusia 26 tahun yang sudah diteror masalah calon pendamping sama Ibunya. Menikah bukan masalah komitment, Bagi Rayaana menikah adalah masalah kepercayaan, percaya atau tidak Rayaana belum pernah pacaran sampai sekarang. Bertemu d...