------------ 2009
"Minggiiirrrr,, awas Pak Lek, Bude" suara nyaring nan cempreng terdengar melengking keluar dari bocah ingusan, item, dekil namun sejujurnya dia cantik, ya dia Bocah ingusan yang sebentar lagi menginjak remaja dia Alaskha Victoria, namun penduduk desa memanggilnya dengan sebutan Alas (hutan), sebenarnya orang tua bocah tersebut mengiginkan anaknya di panggil dengan julukan Azkha.
"Owalah, ikimau si Alas lewat to karo angonane." suara pria paruh baya yang sedang berada di pinggir jalan.
"Hehehehe enggeh pakde, ini habis gembala kambing."
Dengan terburu-buru mengingat hari mulai petang Azkha segera serta susah payah menggiring kambing-kambing yang di milikinya untuk masuk ke dalam kandang yang berada di belakang rumah, waktu menunjukkan pukul 16:30 dan ia sadar bahwa di belum sholat sehingga buru-buru ia mandi dan mengambil air wudlu untuk sholat.
"Pak, itu kambingnya masukkan kandang, kasian sepertinya Azkha masih kesulitan memasukkan kambing-kambing tersebut"
"Iya bu, sebentar tak ngenakne makan pisang goreng" dengan tetap santai Bapak Azkha memasukkan potongan pisang goreng yang masih berada di tangan.
"Pak aku tak ados, aku rung sholat" teriak Azkha dengan suara cemprengnya.
------------------
*Bayangkan Percakapan dengan logat melayu
----------- 2003
"Paduka hamba mohon jangan ceraikan hamba, hamba janji akan menggunakan hijab seta bertaubat untuk tidak mengulanginya"
"Maafkan aku, saat ini sudah tak bise memberikan apa ynag kau inginkan, aku sudah memberimu beberapa kali kesempatan namun kau masih mengulangi"
Terlihat baginda yang menjabat sebagai perdana menteri sekaligus presiden Brunei dengan gelara Kebawah Dulu Yang Maha Mulia (KDYMM) Sri Baginda Sultan sedang duduk di meja kerja beliau dengan di temani koran Brunei Times serta segelas kopi hitam, ya baginda sultan yang mana beliau adalah sultan atau raja di negara Brunei, Brunei disebut Melayu Islam Beraja (MIB) (atau Melayu Islam Monarki), yang menyajikan monarki sebagai pembela iman.
"Aku sudah tak dapat memaafkanmu lagi, apa yang telah engkau lakukan padaku sudah termasuk dosa besar dengan melakukan perzinahan di belakangku" dengan memandang istrinya yang saat itu memiliki gelar Kebawah Dulu Yang Maha Mulia (KDYMM) Sri Baginda Raja Istri.
"Mohon apuni hamba paduka" dengan nada serak menahan kesedihan.
"Apkah kau tidak pernah berfikir dinda, pernikahanmu denganku bukanlah pernikahan biasa, apakah kau tidak pernah memikirkan aku sebagi seorang pemimpin ?" dengan nada tegas namun tenang.
"Apkah kau tidah faham dengan apa yang telah berlaku di Berunei ?, hukuman bagi pezina, apa kurangnya aku padamu dinda, aku sudah memberikan semuanya termasuk apa yang selama ini menjadi hobimu foya-foya ?, Apakah saat melakukan itu kau tidak memikirkan ke 4 putra-putri kita Abdul Azeem, Abdul Mateen, Azemah Ni'matul Bolkiah, dan Fadzilah Lubabul Bolkiah. jika mengetahui ibunya berzina ? "
"Ku mohon paduka hamba berjanji tidak akan mengulanginya lagi " dengan menampilkan wajah memelas.
Dengan langkah pasti Kebawah Dulu Yang Maha Mulia (KDYMM) Sri Baginda sultan, menghampiri istrinya serta meraih pudak wanita tersebut. "maafkan aku dinda kesabaranku telah habis" seraya mengusap pipi wanita itu.
Satu minggu berlalu atas kejadian tersebut dimana sultan berbicara dengan Kebawah Dulu Yang Maha Mulia (KDYMM) Sri Baginda Raja Istri Hajjah Mariam Aziz, beliau telah menjatuhkan talaknya, dan pagi itu kerajaan Brunei resmi mengumumkan atas perceraian sang Sultan dengan Istri ke 2nya, kala itu Baginda menikahi Mariam aziz sudah memiliki istri yaitu Kebawah Dulu Yang Maha Mulia (KDYMM) Sri Raja Istri Hajjah Saleha, namun ia jatuh hati dengan Mariam yang kala itu bekerja sebagai salah satu pramugari di Royal air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mateen
RomanceTerjebak masa lalu yang kelam membuat Azkha enggan dekat dengan mahluk yang namanya laki-laki. Abdul Mateen, seorang pangeran yang memiliki wajah biasa namun memiliki aura yang tak dapat di gambarkan, ia merupakan seorang Pangeran dari kerajaan kesu...