"Tidak ada yang pernah tau, bagaimana hancurnya hati ini, saat melihat kamu dengan dirinya"
-Bintang Aresha-
❌❌❌❌
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Resha asik memasukan bukunya ke dalam tasnya.
"Sha" panggil Venus.
"Iya?" jawab Resha tanpa mengalihkan pandangannya. Gadis itu tetap asik memasukan bukunya kedalam tas.
"Kalau ada cowo yang suka sama lo, gimana?" tanya Venus.
Resha terkekeh pelan. "Apa sih lo Ven, mana ada yang suka sama gue."
Venus berdecak sebal. "Serius gue Sha. Ada yang suka sama lo. Lo gak mau buka hati?"
Senyum Resha memudar seketika. Gadis itu menggendong tasnya, lalu menatap Venus.
"Gue rasa lo tau Ven, gue masih jadian sama Dimas"Venus membuang nafasnya kesal. "Cuma lo yang nganggep bahwa kalian itu pacaran. Dimas mah enggak"
"Ven, biarin gue yang nanggung sakit ini. Biarin gue yang-"
"Lo tuh bego Sha! Sadar dong, dia tuh gak cinta sama lo! Mending lo cari orang yang sayang sama lo!" bentak Venus.
"Bukannya lo bilang kalau berjuang itu lelah? Nah, mending lo hargain perjuangan cowo itu dari pada mikirin orang yang sama sekali gak cinta sama lo!" lanjut Venus masih dengan emosinya.
Venus menghentakan kakinya, lalu berjalan menjauh, meninggalkan Resha yang kembali terduduk. Hatinya sakit dan juga rapuh. Semua perkataan Venus benar adanya. Namun mengapa hatinya sangat sulit melepaskan Dimas? Mengapa?
Resha bangkit kembali dari duduknya lalu berjalan keluar kelas. Namun perlahan, gadis itu mundur lagi, melihat Dimas sedang berjalan dengan Devina.
Dimas terlihat sangat panik, tangannya menggenggam erat tangan Devina. Mereka melewati kelas Resha, meninggalkan seorang gadis yang masih berada di kelas itu.
Seketika, hati Resha perih. Tetes air mata kembali keluar seiring gadis itu terjatuh ke lantai.
"Sakit Dim, hati ini sakit!" isak gadis itu.
"Tapi kenapa gue masih bodoh pertahanin hubungan ini? Kenapa?" isak Resha makin besar.
"Resha?" panggil seseorang. Ya, dia adalah Vero.
Laki laki itu langsung berlutut di samping Resha, menatap gadis itu prihatin. Perlahan, Vero menarik Resha kedalam pelukannya. Mengusap rambut gadis itu.
Resha hanya bisa melingkarkan tangannya ke pinggang Vero, gadis itu sangat rapuh saat ini. Air matanya terus keluar.
Bahkan seragam Vero sudah basah terkena air mata Resha."Udah Sha, lo harus kuat" ujar Vero.
"Resha capek Ver, mau berhenti! Tapi kenapa Ver, kenapa hati ini gak bisa? Resha udah di bodohin sama cinta Ver! Resha mau balik kayak dulu lagi, pinter! Ga bodoh gini" isak Resha.
"Kenapa Resha susah melepaskan Dimas, sekalipun laki laki itu nyakitin Resha? Kenapa Ver? Kasih tau Resha satu alasan.."
Vero menghela nafas panjang, lalu melerai pelukan nya dengan Resha. Kemudian Vero menangkup pipi Resha dan mengusap air mata Resha dengan ibu jarinya.
"Jangan nangis lagi, okay?" ujar Vero tegas. Resha mengangguk.
"Dengerin gue baik baik, gue gak suka lihat lo sedih kayak gini. Gue mau lo bisa move on. Berhenti harapin Dimas. Berhenti berjuang. Hati lo udah lelah Sha" ujar Vero.
"Udah saatnya lo pergi dari hidupnya Dimas, cari hati yang lain yang bisa buat lo bahagia. Dengerin gue ya, cowok yang sayang sama lo secara tulus, gak akan buat cewenya nangis, kecuali nangis bahagia" lanjut Vero.
Resha masih diam.
"Dan lo berhak untuk dapat rasa cinta dari cowo yang tepat Sha. Tapi bukan Dimas orangnya. Dimas cuma bisa buat luka untuk lo" jelas Vero.
"Gue cinta sama lo Sha"
✴✴✴✴
"Dev, masih sakit perutnya?" tanya Dimas khawatir. Memang tadi, maag Devina sempat kambuh, maka Dimas segera membawanya ke klinik terdekat.
Devina menggeleng. "Makasih ya Dim, lo udah perhatian banget sama gue" ujar Devina.
Dimas tersenyum. "Gapapa Dev, gue iklas"
Devina ikut tersenyum. Ia baru sadar, jika Dimas lebih perhatian kepadanya dari pada Kevin. Dimas selalu ada untuk Devina, bahkan Dimas masih berjuang.
"Dim"
"Iya?"
"Lo masih suka gue?"
Dimas mengerem motornya mendadak. "Lo bilang apa tadi?"
"Lo masih suka gue?" ulang Devina.
Dan hati Dimas jadi bingung seketika. Rasanya untuk Devina masih ada, namun sebagian lagi sudah hilang. Entah untuk siapa.
Dimas yang tidak mau menghancurkan hubungannya dengan Kevin, akhirnya menggeleng.
"Gue udah gak suka sama lo Dev"
jawab Dimas.Dan seketika, senyuman di wajah Devina memudar. Ada rasa sakit yang tiba tiba tersarang di hatinya. Ada rasa yang tidak bisa di jelaskan.
"Oh? Bagus lah. Hati lo udah untuk Resha" ujar Devina, memaksakan senyuman serta kekehannya.
Dimas mengangguk, lalu kembali melanjutkan perjalanannya.
Selama di perjalanan, baik Dimas maupun Devina terdiam. Asik dengan pikiran masing masing.
Dimas memikirkan tentang perasaanya kepada Resha yang mulai bertambah, dan kepada Devina yang mulai berkurang.
Sedangkan Devina, gadis itu tengah memikirkan, mengapa kini dia jatuh cinta pada Dimas?
❌❌❌❌
Jangan lupa vote and comment! Thank uuu ! Luvv u gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Away [Completed]
Teen Fiction[Sequel INTO YOU] Akan ada saat dimana orang berhenti berjuang. Berhenti berharap. Meski sulit, tapi itu yang terbaik. Sama hal-nya dengan Bintang Aresha Valensia, yang harus slalu mengorbankan perasaanya untuk Alexius Dimas Wijaya, seorang laki-lak...