V. Dangerously

5.3K 545 93
                                    

"Love is forgiving"

>>>>+<<<<

KookTae

>>>>+<<<<

Dengan terhuyung Taehyung mengikuti tarikan di lengannya. Suara debaman pintu mau tak mau membuatnya terkejut dan takut. Dia sadar, Jungkook sangat marah.

Marah karena dia tak memberi kabar atau marah karena ucapannya, dirinya tak tahu.

Tapi, dirinya juga sadar. Sifat over kekasihnya itu sangat melelahkan. Dirinya bukan merasa jenuh, tidak sama sekali. Tetapi, rasanya menyakitkan ketika orang yang sangat ia sayangi meragukan dirinya.

Air matanya terus mengalir membuatnya terlihat sangat menyedihkan. Menggigit bibirnya berusaha keras agar isakannya tertahan.

Jungkook menghela napas berulang kali mencoba meredam segala kemarahannya. Telinganya samar-samar mendengar isakan dari belakangnya. Tentu saja itu Taehyung-nya.

Membuang segala egonya Jungkook berbalik dan berjalan menuju Taehyung yang memunggunginya. Bahu sempit itu terlihat bergetar menahan isakan.

Melihat itu, Jungkook merasa bersalah karena membuat Taehyung menangis sesegukan seperti itu. Mendadak dirinya ragu. Merasa sangat gagal dan bodoh. Taehyungnya terlihat sangat menyedihkan.

'Kau meragukanku?'

Kata-kata itu menghantam pikiran dan dadanya. Membuatnya semakin merasa bersalah. Perlahan, dengan segala keberanian yang ada, dirinya merengkuh tubuh ramping itu dari belakang. Mendekapnya erat.

"Lepas." Lirih Taehyung di sela isakannya.

Jungkook melepaskan rengkuhannya. Membalik Taehyung agar menghadap dirinya.

Mata sembab yang masih mengeluarkan air mata adalah hal yang sangat di sesalinya.

Ketika netra coklat bening itu menabrak onyx matanya, Jungkook tahu. Dialah yang sangat bodoh disini. Sangat bodoh dan sangat salah.

Merengkuh tubuh langsing itu sekali lagi. Mencoba memberi tahu penyesalannya melalui rengkuhan erat itu. Isakan Taehyung semakin kuat. Meronta dan menangis kencang mencoba melepaskan diri. Tapi Jungkook tak membiarkan kekasihnya itu menjauh dan semakin mengeratkan pelukannya.

-----+++-----

Mereka masih berdiri dengan Taehyung yang tenggelam pada pelukan hangat Jungkook. Tangis dan isakan Taehyung telah berhenti sepenuhnya. Meninggalkan suara tarikan napas yang berat.

Tanpa melepas rengkuhannya, Jungkook membawa Taehyung menuju kasur mereka. Merebahkan Taehyung perlahan. Dirinya mengambil tempat disampingnya dan memeluknya lagi.

Taehyung menyamankan kepalanya di dada bidang Jungkook. Mendengar setiap detakan di sela napasnya. 

Keheningan itu terpecah ketika suara Taehyung mengalun lirih tepat di dadanya.

"Maaf." Taehyung mendongak, mencoba menyelami onyx kelam itu. "Seharusnya aku-- aku tidak--" Dan ucapannya terhenti ketika dengan lembut Jungkook menciumnya.

Menghapus lelehan air mata yang menetes lagi. Membungkam Taehyung dengan ciuman lembutnya. Mulai dari dahi sempitnya, kedua netranya yang sembab dan berair. Lalu turun ke hidung bagirnya, pipinya yang kemerahan. Dan terakhir bibirnya.

Ciuman itu intense tapi tidak ada nafsu terselip di sana. Hanya menyalurkan betapa ia menyesal telah menjadi sangat bodoh.

Walaupun Taehyung belum menjelaskan apapun, tapi ia mengerti pasti ada alasan mengapa Taehyung melakukan itu semua. Dirinya yang dibutakan cemburu dan termakan ego hampir membuat hubungan mereka berada di ujung tanduk. Sekali lagi ia merutuki sifat posesifnya.

Taehyung sedikit bergeser ke atas dan menyatukan dahi mereka. Memejamkam mata mencoba menikmati setiap tarikan dan hembusan napas.

"Maaf." itu Jungkook, yang menelan semua keegoisannya dan menekan segala harga dirinya. "Maaf karena berpikir bodoh. Dan yang terpenting, maaf karena meragukanmu." Menghela napas mencoba meringankan dadanya yang memberat. "Maaf karena terlalu posesif hingga menyakitimu. Membuatmu menangis dan--" tenggorokannya tercekat menahan beban di dadanya. "Membuatmu meragukanku. Meragukan hubungan ini."

Taehyung hanya semakin menyamankan rengkuhan mereka tanpa mau menyela kegundahan Jungkook. Ia yakin, Jungkook telah sepenuhnya menyesal. Yang ia lakukan hanya mempererat pelukan mereka.

"Maaf telah membentakmu." membelai surai lembut Taehyung.

"Aku juga minta maaf." menghela napas, Taehyung meletakkan telapak tangannya di atas dada kokoh Jungkook. "Seharusnya aku memberitahumu agar tidak terjadi kesalahpahaman. Itu komitmen kita, bukan?" melihat onyx Jungkook yang terfokus hanya padanya. "Aku malah mengingkarinya. Maafkan aku."

"Sudahlah." mengecup lembut dahi Taehyung.

Dirinya heran. Mengapa Jungkook tak menanyakan apa pun padanya. Malah bersikap segini manisnya. "Tidak ingin mengetahui kegiatanku tadi?" tidak dapat membendung rasa penasarannya lagi.

Ekspresi terkejut terlihat di wajah Jungkook, tetapi cepat di ganti oleh senyuman lembut.

"Tak perlu jika kau tak ingin. Yah, walaupun aku sangat kesal. Tapi tak perlu."

Meringsek semakin dalam pada dekapan hangat Jungkook. Dirinya menatap onyx itu lamat-lamat.

"Tadi Soeun datang padaku dan memintaku untuk menemaninya membeli hadiah untuk Sehun." meneliti reaksi Jungkook yang terlihat biasa saja.

"Mengapa tidak memberitahuku?"

"Kau pasti akan marah-marah pada Soeun tentang menculikku dan berakhir menghubungi Sehun." tersenyum jahil, "Dan jika ia meminta bantuanmu, kalian akan bertengkar bahkan sebelum berkata halo." kekehnya kemudian.

"Kau sangat mengenalku ternyata." tersenyum lebar tanpa mau menyanggah apapun.

"Tentu saja. Aku kan pacarmu." mencium kilat bibir Jungkook.

Merapikan helaian surai lembut Taehyung, "Kau sudah makan malam?"

"Belum. Aku ingin makan malam bersamamu." ujarnya sambil menunjukkan senyum boxy-nya.

"Kalau begitu ayo. Aku tak mau kau kelaparan."

.
.

FIN

-----+++-----

.

Words count : 7++

Writer's corner

Hae yeorobuuuuunnnn~~ ane tao ini telaaat banget dan pendek banget /sungkem/

Belakangan kapal lagi kena ombak besar 😅 jadi rada terdampar di kapal NielOng sebentar /alasan/ 

Ane lagi ngumpulin kukphi feel dulu sebelum ngelanjut yang laen 😅

Kalian ngerasa ini makin aneh kaga sih??? Berasa mao di stop deh


.
.
.

Vell on 25th August 2017

Dulcet Elixirs [KookTae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang