Mini FF

8.3K 595 30
                                    

.
.
.
Slight mini fanfic
.
.
Min Yoongi x Park Jimin
.
.
This ff © Chimichims
.
.
Berhubung bingung akan kelanjutan ff ini, maka saya selipkan mini fanfic untuk meyegarkan anda semua :'3 selamat menikmati sayang-sayang kuu
.
.
.
Ini tepat seminggu Jimin melihat orang itu. Orang yang sama, di jam yang sama, dan juga kelakuan yang sama.

Maksud Jimin, coba lah lihat orang itu. Selalu datang setiap jam 3 sore, duduk di bangku pojok dekat jendela yang menghadap ke tempat resepsionis, dan selalu memainkan ponselnya.

Ohh ayo lah.. ini perpustakaan.

Orang itu hanya datang, mengambil sebuah buku, lalu memainkan ponselnya. Kalau tidak dia akan tertidur dengan headset di telinganya.

Pada awalnya Jimin merasa biasa saja. Karena tak sedikit orang yang menganggap perpustakaan sebagai tempat yang pas untuk menghabiskan waktu untuk tidur siang.

Tapi selama Jimin menjadi pegawai perpustakaan disini, hanya orang itu yang datang ke perpustakaan untuk tidur dan bermain ponsel. Dan ini sudah seminggu. Seminggu penuh dengan hal yang sama.

Satu lagi. Orang itu akan pulang saat Jimin sudah mulai berkemas. Saat perpustakaan sudah mulai tutup. Omong kosong macam apa ini.

Maka Jimin bertekat hari ini. Untuk mendekati orang itu sedikit dan mungkin bertanya alasannya. Yah Jimin juga punya rasa ingin tau.

Maka tepat jam 3 orang itu datang. Dengan pakaian serba hitam dan juga satu buah cup americano di tangannya.

Berjalan dengan santainya melewati Jimin lalu mengambil buku tanpa dia lihat judulnya. Setelah itu duduk di tempat yang biasanya.

Jimin memperhatikannya dalam diam walaupun Jimin tak tau kemana arah mata lelaki itu karena tertutup kaca mata hitam. Ini di dalam ruangan kenapa dia memakai kacamata hitam. Sudahlah Jimin lelah bertanya.

Jadi Jimin megambil kain lapnya. Berjalan mendekat sambil membersihkan rak buku perlahan-lahan.

Sebentar lagi sampai.

"Ehem..." Jimin pura-pura batuk. Membuat lelaki itu mendongak dan menurunkan kacamatanya sedikit.

"A-Ahh itu mohon maaf. Tolong berhati-hati d-dengan minuman anda. Aku t-takut bukunya basah." Ucapnya terbata-bata.

Orang itu menatap Jimin agak lama lalu mengambil americano miliknya.

"Kau mau?" Ucap lelaki itu pelan.

Orang ini bodoh atau apasih.

"B-bukan.. aku tidak bermaksud meminta. Ughh.. aku kembali ketempatku." Jimin berbalik dan meninggalkan lelaki itu yang asik dengan americano-nya sendiri.

Esoknya lelaki itu datang lagi. Tentu di jam yang sama.

Tapi membawa dua buah minuman di tangannya. Americano dan sebuah frappucino. Jimin sempat berfikir kalau orang itu rakus sekali. Namun pemikirannya hilang setelah dia menaruh frappucino-nya di meja Jimin. Membuat Jimin melongo sampai akhirnya lelaki itu mengisyaratkan bahwa frappucino itu untuknya.

Maka keesokan harinya Jimin membawa cookies buatannya dan menulis Terima kasih atas minumannya di atas kertas kecil. Dan segera menaruhnya di meja lelaki itu -entah sejak kapan meja itu menjadi kepemilikan lelaki yang tak dia kenal.

Keesokannya lagi juga berlanjut seperti itu. Sampai hampir kembali ke hari senin lagi.

Saat Jimin mulai berkemas, maka lelaki itu juga mulai berkemas. Tapi lelaki itu berhenti di depan meja Jimin, mebuat Jimin bingung.

"Itu.. ada yang bisa saya bantu?"

"Besok, setalah perpustakaan tutup."

"Huh?"

"Gunakan baju yang rapi. Ku ajak kau makan malam."

Belum sempat Jimin bertanya, lelaki itu sudah menghilangkan diri di balik pintu.

Wajah Jimin memerah. Dia tak percaya dengan apa yang terjadi.

Tentu saja keesokan harinya Jimin menggunakan baju terbaik yang dia punya. Tapi lelaki itu tak datang bahkan saat perpustakaan menjelang tutup.

Jimin hampir menangis karena kecewa. Dia bahkan mebuka pintu sekencang mungkin. Tanpa sadar kalau ada lelaki yang berdiri di samping pintu.

"Ohh ya Tuhan!" Teriak Jimin. Lelaki itu tertawa pelan.

Jadi disini mereka sekarang. Berjalan beriringan di malam hari dengan americano dan frappucino di masing-masing tangan.

Mereka berkenalan. Namanya Min Yoongi. Umur 25 tahun. Produser salah satu agensi yang gedungnya dekat dengan perpustakaan Jimin. Minuman kesukaannya tentu saja americano. Jimin juga mendapat nomor ponselnya. Atau lebih tepatnya Yoongi memaksa Jimin untuk menyimpan nomornya.

"Jadi Yoongi hyung.."

"Hmm?"

"Kenapa kau ke perpustakaanku tanpa melakukan apa-apa?"

Yoongi menatap Jimin sebentar. Menatap mata Jimin seakan bisa melihat hati Jimin yang paling dalam. Lalu pandangannya berbalik lagi kepada jalanan di depannya.

"Tentu saja untuk melihatmu." Ucapnya santai.

Jimin tersedak frappucino miliknya dengan wajah yang memerah.

Yoongi memiringkan bibirnya. Bangga dengan dirinya sendiri.
.
.
.
Mini FF End
.
.
.

Percayalah bahwa aku bingung melanjutkan ff ini. Karena aku memang bukan tipe orang yang bisa ngetik panjang dan berchapter... D':

Lemme kiss you, will you? [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang