Chapter 3

8K 705 164
                                    

Seperti biasanya. Yoongi sibuk dengan pekerjaannya... Em tidak.. hobinya maksudku.

Terduduk sendiri di dalam studio probadi kesayangannya. Menatap dua monitor besar di hadapannya. Tapi mungkin lebih pantas di bilang kalau monitor itu yang menatapnya.

Tau apa yang dia lakukan?

Membuka situs pencarian.

Ya....

Lalu apa yang dia cari?

Jimin's lips

Ohh God....

Ini bukan pertama kalinya. Ini untuk kesekian kalinya. Membuka situsnya, menutup situsnya. Dan saat dia ingin, dia membukanya lagi.

Kenapa dia tidak menyimpan fotonya?

Gila!

Gila saja kalau ketahuan Namjoon atau Hoseok yang suka diam-diam masuk untuk mendengar hasil kerjaan Yoongi. Iseng menggeledah folder milik Yoongi. Tak akan masalah jika isinya video bokep yang dia download untuk koleksinya. Toh Namjoon akan senang hati mengcopy-nya dan menikmati video itu sendiri di kamarnya.

Tapi kalau ada foto Jimin? Maksudku, bibirnya. Bibirnya Jimin?

Bisa-bisa Yoongi tidak berani keluar dari kamar. Bahkan lebih parahnya akan di hujani pertanyaan-pertanyan dari hyung tertua di grupnya. Maklum saja, mereka satu kamar.

Asiknya melihat bibir Jimin. Pink, basah, kenyal, tebal...ughh Yoongi sampai menjilat bibirnya sendiri. Terlalu menikmati tampilan yang mengisi layar monitor di depannya.

"Ohh? Bukankah itu bibirku?" Terdengar suara dari samping telinganya.

Yoongi membanting mouse yang dia genggam tadi. Mendorong kursinya mundur dengan cepat saking kagetnya.

Jimin disana. Berdiri di depan layar monitor besar yang sedang menampilkan foto bibirnya yang di komplikasi menjadi satu frame. Di tangannya ada dua buah ramen yang baru saja diseduh. Keningnya berkerut, begitu juga alisnya. Author yakin pasti Jimin sedang sangat bingung dengan apa yang sedang dia lihat.

"Hyung... Kau.. kenapa mencari foto bibirku di gugel?"

Terdiam.

Yoongi bingung. Yang benar saja. Apa yang harus dia bilang?

Ohh aku sedang mencari inspirasi untuk laguku yang mendatang.

Ohh aku dengar kalau melihat bibir nanti bisa menyegarkan otak.

Hell no!!!

Yoongi mendekatkan diri pada Jimin. Jimin wanti-wanti hyungnya mau apa yah..

Jadi dari pada capek memegang dua cup ramen yang bisa di bilang cukup panas, maka di taruhlah salah satu cupnya di meja dan satunya dia aduk-aduk ramennya.

"Ehem.. itu aku sedang membuka twitter."

Jimin malah tambah bingung.

"Twitter sedang membuat artikel tentang bibirku?"

Jimin bingung, apa lagi Yoongi. Sudah bingung, harus berbohong lagi.

"Bukan. Tadi aku melihat beberapa tweet balasan dari tweetku sebelumnya. Dan salah satu tweetnya menyuruhku membuka link. Dan ternyata tertuju pada foto ini."

Jimin diam. Tapi tidak terlalu diam. Karena tangannya merogoh saku celananya. Menguluarkan ponsel canggihnya. Lalu membuka aplikasi bergambar burung putih berlatar biru.

"Tweetmu sebelumnya?"

Yoongi keringat dingin. Sial, bagaimana kalau ketahuan.

"Tapi hyung..."

Sial

"Tidak ada tweet baru. Dan tweet terakhirmu itu sebulan yang lalu."

Yoongi ingin sekali berlaru keluar dan bersembunyi di dalam selimut.

Berpura-pura batuk. Menggaruk hidungnya sendiri. Menatap ke arah lain. Menghindari Jimin sebisa mungkin.

"Ehem...itu..."

"Itu?"

"Jim, lebih baik tidak usah di bahas."

"Bagaimana tidak usah di bahas? Hyung-ku sendiri, terduduk di depan monitor besarnya sedang menatap  foto bibirku. Bibirku!" Ucap Jimin kesal sambil menunjuk bibirnya.

Yoongi terdiam. Bukan takut. Untuk apa Yoongi takut. Toh cuma Jimin. Dia hanya bingung. Otak jeniusnya terasa sedang liburan sekarang.

"Bagaimana? Keberatan jika aku meminta suatu kejelasan? Karena.Aku.Sungguh.Penasaran."

"Jimin, jadi seperti ini."

"Seperti apa? Tidak usah terputus-putus seperti ponsel yang kehabisan pulsa."

"Kau yang memotong pembicaraanku bodoh."

"Ohh oke maaf. Aku terlalu penasaran hyung."

Jimi menarik satu kursi mendekat. Duduk di atasnya dan memakan ramen yang dia bawa. Sengaja di seruput kencang. Biar Yoongi tau kalau dia sedang tak sabar.

"Ini sudah terjadi cukup lama. Mungkin sebulan yang lalu. Atau mungkin lebih."

"Eheum..slurrpppp..." Jawab Jimin sambil memakan ramennya.

"Jimin, itu mengganggu. Aku sedang bercerita."

"Lanjutkan saja. Toh kuahku tidak muncrat ke wajahmu. Ramen milikku juga tidak menyabet wajahmu."

Ingin rasanya Yoongi memaksa satu cup ramen itu masuk ke mulut Jimin semuanya.

"Entah mungkin aku sudah gila atau bagimana. Bibirmu menarik perhatianku."

Krik

Krik

Krik

Bukannya membalas ucapan Yoongi, Jimin malah memilih untuk meminum kuah ramennya.

"Ohh aku mengerti. Kau ingin bibir sepertiku kan hyung? Soalnya bibirmu kan tipis. Banyak wanita diluaran sana yang ingin punya bibir sepertiku."

Duk!

Yoongi membenturkan kepalanya ke atas meja. Kesal. Ingin meninggalkan Jimin begitu saja. Tapi jika dia lakukan itu, Jimin akan mengejarnya selama sebulan lebih untuk mencari jawaban.

"Hyung! Jangan melukai dirimu sendiri!"

"Bukan!"

"Apanya yang bukan?! Kau membenturkan kepalamu-"

"Aku tidak menginginkan bibir sepertimu! Ini sesutau yang lebih sexual!"

"Huh?! Kau ingin memperkosaku?!"

"Pabo ya! Aku ingin menciummu!"

Sebenarnya Jimin ingin memulai adegan mari menjatuhkan ramen agar terlihat lebih dramatis. Tapi Jimin masih sayang dengan ramennya. Makan dia hanya melotot kaget. Cukup kan?

Jimin lalu berdiri. Yoongj ikut berdiri.

"Tunggu hyung!! Tidak sekarang!!"

Jimin mengambil ramen yang di atas meja. Lalu berlari keluar sambil menenteng dua cup ramen di tangannya.

Belum sampe 5 detik, Jimin kembali lagi. Menaruh cup ramen yang masih penuh ke atas meja milik Yoongi.

"Aku lupa kalau aku membuatkan ramen ini untukmu!" Ucapnya singkat lalu berlari lagi keluar.

Yoongi?

Hanya berdiri diam sambil melihat bokong kenyal- ups maksudlu sambil melihat punggung Jimin yang menghilang di balik daun pintu studionya.

Lemme kiss you, will you? [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang