[Penulisnya kena culture shock perkuliahan, jadi terpaksa hiatus😭]
Pangeran Agares Rahayu. Sesuai dengan namanya, dia memang price charming-nya SMA Bimasakti. Wajah yang ganteng menyilaukan mata, tatapan tajam menghunus jiwa, suara berat memabukkan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
━━━━━🎈━━━━━
Pagi ini tidak sama seperti sebelumnya, cakrawala tampak muram diiringi suara gemuruh. Ranting pohon terayun-ayun akibat angin kencang. Banyak pejalan kaki yang berlari tergopoh-gopoh seakan sedang mengejar waktu. Hingga akhirnya tetes demi tetes air tercurah dari langit menghujami permukaan bumi mengharuskan orang-orang mencari tempat untuk berteduh.
Jika pejalan kaki lain memilih untuk berteduh menghindari deras hujan, lain halnya dengan pemuda satu ini. Dia terus melanjutkan langkah membiarkan tubuhnya terguyur air hujan.
Bibir tipisnya membentuk lengkungan kecil. Dia berhenti melangkah. Pandangannya turun melihat kedua tangannya tengah menampung air hujan. Dia terkikik geli menyadari kebiasaan bodohnya ini. Dia suka hujan. Sangkin sukanya, dia sampai tidak bisa menahan diri untuk tidak bermain hujan.
Padahal dia tahu, besoknya pasti akan jatuh sakit. Entah itu demam tinggi, flu, atau segala macam kawanan penyakit.
Terlalu menikmati hujan, dahinya tiba-tiba mengernyit ketika dia tidak merasakan guyuran hujan. Kepalanya mengadah melihat sebuah payung transparan melindunginya.
Belum sempat menoleh siapa yang memayunginya, tampungan air hujannya tumpah begitu saja karena salah satu tangannya ditarik dan dipaksa memegang gagang payung.
"Pakai payung saya. Jaga kesehatan, sebentar lagi ujian"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam sekejap dia terpana melihat senyuman hangat yang diberikan cewek berhoodie abu-abu itu. Tidak menunggu respon darinya, cewek manis itu melangkah lebar kearah temannya yang terlihat menunggu beberapa meter di depan. Kedua cewek itu berlari ngacir bersama-sama menuju gerbang sekolah.
Tangannya yang lain meraba dadanya, degup jantungnya terpacu lebih kencang. Sepasang mata itu berkedip-kedip lucu berbanding terbalik dengan sorot matanya yang biasa begitu sangar di sekolah.
"First love..?"
***
"BUHAHAHAHHA"
Tawa Atha menggelegar melihat sahabatnya yang terjungkal ke depan. Beruntung keduanya berada di lorong mengarah ke toilet yang sepi pengunjung. Kalau ramai, Atha jamin seratus persen Ula akan malu melebih rasa sakitnya.