DEAR HANNAN 3

29.2K 1.6K 10
                                    

Setelah kejadian tadi Nayla pergi kesebuah danau kecil yang berada dikawasan pondok. Ia memilih duduk dibawah pohon yang rindang untuk menghindari teriknya matahari di siang ini.

Nayla melepaskan kerudung persegi  itu dari kepalanya. Rambut panjang berwarna coklat yang terawat kini menjadi lepek. Ditariknya pengikat rambut yang sedari tadi menempel tidak lupa di kibas rambut kesayangannya.

"Akhirnya lega." Ucapnya sambil merapihkan rambutnya kembali.

Nayla mengambil ponsel dari saku bajunya dan menekan tombol video call.
"Haiii.. Nayla apa kabar lo?" Tanya dari sebrang telpon yakni suaranya Dera.

"Ya gini deh." Jawab Nayla sambil menaikan bahu.
"Guysss... Gue butuh bantuan kalian nih." Sambung Nayla.

"Butuh bantuan apa bu hajah Nayla" Ledek Dera.

"Bu hajah, bu hajah sorry ya Dera sayang Nayla si cantik sejagat raya ini bukan ibu ibu pengajian" jawab Nayla.

Mendengar jawaban Nayla tiga sahabatnya itu tertawa ditempat yang sama.

"Akan jadi gue yakin." Tegas Dera.

"Kalian mau bantuin gue gak nih? Serius ihh jangan ngeledek gue." Jawab Nayla kesal jadi bahan ledekan mereka.

Disebrang sana mereka bertiga tertawa,
"Oke, oke diem dulu guys" perintah Lina
"Lo mau dibantuin apa Nay?" Tanya Lina

"Bantuin gue kabur dari sini." Jawab Nayla dengan suara pelan sambil melihat keadaan sekitar takut ada yang mendengar ucapannya.

"Wahh.. gilaa!!! Bisa abis kita ama bokap lo." Jawab Ganis.

"Sumpah ya disini tuh gak enak. Belom sehari aja disini gue ngerasa gak betah." Ucap Nayla.

"Sorry Nay, untuk kali ini kita bertiga gak bisa bantuin lo." Jawab Lina.

"Kalian bertiga takut sama bokap gue?" Tanya Nayla.

"Itu lo tau" jawab Lina.

"Yaelah, Gak bakal ketahuan. Nanti juga Bokap nyokap pulang ke Jakarta." Ucap Nayla.
"Kalian kesininya malem"
"Ayo dong bantuin gue, Gue traktir belanja sepuasnya deh." Tawar Nayla pada mereka.

Mendengar tawaran Nayla mereka bertiga berdiskusi.
" Kalau tawarannya itu sih kita bertiga gak nolak." jawab Dera sambil terkekeh.
"Bener banget tuh." Jawab Lina.

"Emang dasar temen sialan!! Hahaha." Ucap Nayla.
"Gue shareloc pondok nya, Nanti malem kabarin gue kalau kalian udah sampe deket sini." Sambung Nayla.

"Siap bos!." Jawab mereka barengan sambil memberi hormat. Di akhiri dengan tawaan.

"Sama beliin gue baju di toko biasa, Nanti gue transfer uangnya." Ucap Nayla.

"Oke Naylaaa."

"Thanks ya guyss.. gue tunggu kalian nanti malam see you."

Nayla mematikan telponnya. Lalu beranjak dari tempat itu, Dan kembali kerumah Ummi Salamah.
Nayla melihat kearah mobil alphard putih milik Ayahnya. Tandanya kedua orang tuanya masih disini. Ia melangkahkan kaki memasuki rumah Ummi Salamah.
"Tante" Panggil Nayla.
"Ibu sama Ayah kemana?" Tanya Nayla karna ia tidak melihat keberadaan Ayah dan Ibunya.

"Ibu sama Ayah mu lagi keliling pondok." Jawab Ummi Salamah sambil menutup Al-Quran.

"Sama siapa? Ko gak sama Tante." Tanya Nayla.

"Ditemani Hannan, Anak Ummi." Jawab Ummi Salamah sambil meletakan Al-Quran di rak.

"Tante, Kamar Nayla dimana?"
"Nayla pengen istirahat." Keluh Nayla sambil duduk dikursi kosong.

DEAR HANNAN (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang