Setelah melaksanakan sholat magrib berjamaah di masjid dilanjut dengan tadarus bersama yang dipimpin oleh Ustadz Hannan untuk santriwan dan Ummi Salamah untuk santriwati. Diantara semua santri yang sedang sibuk membaca Al-Qur'an ada salah satu santri yang hanya diam sambil membuka Al-Qur'an dan sesekali memejamkan mata. Siapa lagi kalau bukan Nayla."Hufttt..." Nayla menghembuskan napas.
"Ra." Panggil Nayla ke Ira disampingnya yang tengah sibuk membaca Al-Qur'an. Mendengar yang punya nama dipanggil pun menengok."Kenapa?" Ira pun menjawab.
"Masih lama gak ini? Mana gue gak bisa baca nih tulisan." Ucap Nayla.
"Gak ko, sebentar lagi. Yauda kamu simak aja kalau belum bisa baca nya."
"Gimana mau nyimak sih, ngerti juga nggak." Jawab Nayla agak keras karna kesal berlama-lama disini.
"Ssttttt... Jangan keras keras suara nya, Nanti dimarahin Ummi." Ira memperingati Nayla.
"Ckk ahh!"
"Sabar, sebentar lagi juga selesai."
Tak lama kemudian adzan isya pun berkumandang, dengan segera mereka menutup Al-Qur'-an yang dibaca dan siap-siap untuk sholat berjamaah.
Selesai melaksanakan sholat isya mereka semua menuju ke dapur untuk makan malam.
"Ya ampun lauknya gini amat. Ngeliatnya aja bikin gak selera makan." Ucap Nayla setelah melihat lauk yang tersedia dipiringnya hanya tempe goreng, oseng kacang panjang, dan ikan teri serta sambal.
"Nayla, bersyukur kita masih bisa makan. Ini enak tau." Jawab Ira sambil menyuap makanannya.
"Buat lo! Abisin aja, gue mau cabut." Nayla mengeser piringnya ke hadapan Ira dan berjalan meninggalkan tempat itu.
"Nayla, makan dulu." Ucap Ira terlambat Nayla sudah tidak kelihatan diambang pintu.
Nayla membuka pintu kamarnya. Dan mengambil hp yang ia selipkan ditumpukan baju dalam lemarinya. Segera mengaktifkan kembali hp yang ia matikan sedari tadi. Ada pesan masuk dari temannya mengatakan bahwa mereka sudah dalam perjalanan ke Bogor.
"Sebentar lagi gue bisa bebas dari sini, Bye bye semua." Ucapnya kegirangan dan menghempaskan tubuhnya di kasur.
DUGG
"Aduhh." Desisnya sambil mengusap kepalanya yang kepentok besi kasur.
***
Nayla sedang menunggu kabar dari temannya. Sudah pukul sepuluh malam temannya tak kunjung memberi kabar, karna bosan Nayla meletakan ponselnya dibawah bantal. Nayla beberapa kali memejamkan matanya hampir tertidur tapi dia langsung bangun ketika mendengar getaran dari ponselnya.
Drtttttt... Drttttt... Drttttt...
'Lina is calling'
"Lo udah dimana?" Tanya Nayla dengan suara pelan.
"Gue deket gapura, tapi gue parkir agak jauhan ya."
"Oke, tunggu gue kesitu."
Nayla melangkah dengan hati-hati takut teman sekamarnya bangun. Ia pun membuka kunci pintu dengan pelan sekali agar tidak menimbulkan suara.
'Ceklek' pintu terbuka.
Ia mengintip kanan dan kiri. "Aman." Ucapnya sambil berjalan.
Nayla mulai menjalankan aksinya keluar mengendap-ngendap. Ia hampir saja ketauan dengan santri yang sedang berkeliling untung dia langsung mengumpat dibalik pohon. Nayla terus berjalan menuju gerbang tapi dia kaget ada empat orang yang menjaga pintu gerbang sedang mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR HANNAN (REVISI)
Spiritual[ BOOK 1 ] TAHAP REVISI 2017-2022 Nayla dipaksa masuk pesantren oleh Ayahnya. Tanpa sepengetahuan Nayla ternyata dirinya sudah dijodohkan dengan anak yang punya pesantren. Baru dijodohkan ya, bukan menikah diam-diam. Penasaran kan? Yukk mampir dicer...