二十三

2K 325 104
                                    

"Karena gue sayang sama lo."

Guanlin mengerjapkan matanya dengan ekspresi dumbfounded, berusaha membuat omongan Rosé barusan jadi make sense di kepalanya.

..........yang tentu saja gagal karena emang nggak masuk akal.




"Lo menjauh dari gue...........karena lo sayang sama gue? Do you realise how dumb that sounds?"

Rosé menghela napas.

"Hear me out first. Gue sayang sama lo, but I know it would be difficult for us to just be together. Orang-orang akan nge-judge kita, apalagi lo masih di bawah umur."

"Fuck them, who cares? Bukan urusan mereka juga. It's about you and me."

Rosé tersenyum kecil, berusaha menenangkan Guanlin yang mulai emosi dengan tatapan matanya.




.........and it works, karena cowok itu pelan-pelan menghela nafas. Ngeliat Guanlin udah lebih kalem, baru lah Rosé melanjutkan.

"I wish that would be the case, Kuaci; tapi dunia nggak seindah itu. Legally speaking, sure kita bisa bareng asal kita nggak melakukan hal yang melanggar hukum; tapi gimana dengan etika? People will talk, and some of them may hurt you. Gue nggak mau lo harus ngalamin beban mental kayak gitu, not when you're only 15 fucking years old."

Guanlin cuma bisa menatap cewek di depannya itu dengan ekspresi kaget selama beberapa detik setelah dia ngomong gitu.




First of all, dia sama sekali nggak nyangka seorang Roseanne Park yang lebih sering bertindak semau dia di depannya, unexpectedly punya jalan pemikiran yang jauh. Bisa dibilang baru kali ini Guanlin ngerasa kalau Rosé itu umurnya emang beneran 20 tahun.

Second, she just cursed. Cewek itu nggak masalah Guanlin cursing di depannya — lagian frekuensinya nggak sesering itu juga — tapi Rosé sendiri never cursed sejak pertama kali Guanlin kenal dia, and yet she just did.

Which means dia bener-bener frustasi.

Akan tetapi, Guanlin refuses to back down. Berulang kali dia membayangkan him being together with Rosé, and she just said it on her own that she loves him.

Mana bisa dia menyianyiakan kesempatan ini?




Guanlin pelan-pelan memajukan badannya ke arah Rosé, jemarinya berjalan ke arah jari-jari cewek itu dan menggenggamnya erat.

Cowok itu bisa merasakan jantungnya sekarang berdegup cepet banget, when all he does is just holding her hands.

Guanlin lalu menghela nafas pelan-pelan, berusaha menstabilkan dirinya sendiri sebelum bibirnya mulai bergerak.

"I don't get hurt over people's words easily, Wine. Sama kayak lo. Hell, even if I do get hurt it's all still going to be alright. Gue terima semuanya, asal gue bisa sama lo."

Rosé menjilat bibir bawahnya. Matanya menatap mata Guanlin yang menatapnya dengan tatapan paling dalam dan serius yang cowok itu punya, lalu ke jari-jari panjangnya yang mengenggam tangannya dengan erat.

[3] Inadvertently | BlackPink's Rosé × Wanna One's Guanlin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang