Epilogue

2.3K 297 80
                                    

"KUACIIIIIIIIII!"

Guanlin menengok ke arah sumber suara, kemudian kedua alisnya menyatu pas liat his girlfriend is running towards him.

Iya, pacarnya. It's kinda weird for him to think of Rosé that way at first karena dia belum pernah pacaran, tapi setelah beberapa minggu dia mulai terbiasa. He kinda likes the sound of it, as a matter of fact.

But more importantly...........




"Jangan lari-lari, nanti ja—"

Omongan Guanlin terputus pas Rosé kesenggol sesuatu dan kehilangan keseimbangannya. Dia hampir aja lari ke arah cewek itu, yang ternyata nggak perlu karena tangan Rosé berhasil menggenggam tiang di dekatnya kuat-kuat so dia nggak jadi jatoh.

"Fiuh, hampir aja." Rosé (sok) menyeka keringat di dahinya — yang sebenernya nggak ada samsek, fyi — berakting as if dia baru aja menghindari malapetaka besar.

Guanlin rolled his eyes ngeliat tingkah ceweknya tersebut kemudian menghela nafas, sebelum dia berjalan ke deket Rosé yang masih memegang tiang.




"How many times do I have to tell you— and no, please jangan nyanyi," Guanlin memotong omongannya sendiri pas ngeliat bibir Rosé terbuka, yang dia tebak pasti mau menginterupsi dengan nyanyiin John Legend's All of Me lagi.

Guanlin emang sekarang udah hafal kata-kata yang biasa Rosé sambungin ke lirik, udah berasa kayak ada semacam trigger warning gitu di kepalanya.




Anyway, tebakan cowok itu terbukti bener karena Rosé langsung memanyunkan bibirnya in response.

"You're no fun, Kuaci."

Guanlin mendengus. "Whatever, Wine. And by the way, gue udah sering bilang orang kayak lo yang dikit-dikit kesandung tuh mustinya jangan lari-lari. Do you want to get hurt that bad?"

"Heh Kuaci, gue tuh meskipun sering kesandung kan jarang sampe jatoh ya, mind you. Did you forget that gue punya flexibility yang bagus, thanks to cheerleader and yoga?" Rosé membalas sambil berpose penuh kemenangan ke arah Guanlin, bikin senyum kecil muncul di sudut bibir cowok itu.

"Yeah, yeah, terserah lo deh. At least promise me that kalo nggak ada gue you'd be more careful?"

"Aye, aye, Captain!"

***

"YES THAT'S MY KUACI!!!!"

Rosé bertepuk tangan dengan heboh seraya Guanlin lay-up dan berhasil memasukkan bola ke ring basket lagi.

Cowok itu kemudian ngelirik ke arahnya, lalu berjalan ke Rosé yang duduk di pinggir lapangan sambil men-dribble bola.




"I don't mind you cheering for me, but don't you wanna play? Emang nggak bosen apa duduk doang?"

Rosé menggeleng. "Nah, it's fun. Lagian kalo gue main nanti lo kalah pasti."

"Pft, how in hell are you going to beat me?"

[3] Inadvertently | BlackPink's Rosé × Wanna One's Guanlin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang