BAB 3

38 5 7
                                    

# Joohyun POV

Hari demi hari telah kulewati sebagai status istri dengan pria tampan yang aku yakini pasti banyak wanita diluar sana yang siap memburunya untuk dijadikan sandaran hati. Ya, dia adalah suamiku kim taehyung.

Entah sejak kapan aku bisa tertarik akan dirinya. Dan asal kalian tahu, bukan aku yang mengemis Cinta tulus darinya dan juga bukan berarti dia tak menganggapku lebih. Bukannya aku terlalu percaya diri, tapi aku dapat melihat secercah Cinta yang tulus dari mata tajamnya itu.

Aku.. Aku mengaguminya. Sungguh.

"Hyun-ah kau sudah pulang?" suara bariton yang lembut itu membuyarkan lamunanku.

"Oh, sudah tae-ah." jawabku santai.

"Aku tadi ke rumah sakit berniat menjemputmu. Tapi kata suster, kau sudah pulang duluan." jelasnya seraya melepaskan jas hitam yang dipakainya.

Siapapun yang melihat cara membuka jasnya dan saat dia melipat kemeja bagian tangannya hingga seperempat di bawah sikutnya, akan kupastikan mereka tak akan sanggup menahan salivanya yang berlinang ketanah. Karena jujur, itu adalah hal yang paling seksi. Kuulangi, dia sangat seksi.

"Kan sudah kubilang, kau tak usah menjemputku. Aku tak mau membebanimu, bukannya kita sudah berjanji tak akan ikut campur dalam hal pekerjaan masing-masing." jelasku seraya menyiapkan makanan diatas meja makan.

"Tapi tadi aku sangat merindukanmu hyun-ah. Apa aku tidak boleh melihat wajah cantik bidadariku ini, hmm?" godanya dengan wink yang mampu membuatku gelagapan.

"Ya! Jangan lakukan itu padaku. Kau membuatku mm.. "

Cup.

Dia mengecup bibirku ringan. Sungguh, hal kecil seperti ini yang membuatku tak bisa jauh darinya.

"Kau sangat menggemaskan saat kau terpancing olehku hyun-ah" santainya dengan mencubit sebelah pipiku dengan gemas.

"Cepat makan. Jangan berharap lebih untuk malam ini. Ini hukuman untukmu!"

"Ayolah noona.. "

Aku tak tahan. Darahku berdesir lebih cepat dari biasanya. Sungguh aku sangat menyukai itu. Noona. Itu adalah panggilan termanis yang pernah kudengar darinya.

"Baiklah, aku makan." balasnya kalah.

Kyeopta.

Aku memang lebih tua darinya. Umurku dengannya terpaut jauh, bahkan aku juga berpikir bagaimana bisa aku luluh pada dongsaeng yang terkenal aneh itu.

Flashback on

Katakanlah, aku bukan termasuk orang yang mudah bergaul. Bahkan aku dapat julukan 'cool queen' entah pada saat aku mendapatkan julukan seperti itu, bukannya aku memperbaiki diri agar lebih banyak bergaul. Aku bahkan makin pendiam.

"Eonni, apa kau mau mengantarku kesekolah? Ayah berangkat sangat pagi hari ini. Eonni mau kan?" rengek adikku manja.

Ya, aku adalah anak sulung dan mempunyai adik perempuan yang cerewet. Dia tak jauh berbeda denganku. Terlebih sifat dinginnya itu. Bae mira. Dia adalah adik yang menyebalkan tapi tentu saja aku sangat sayang padanya.

"Baiklah, tapi kau jangan minta uang jajan padaku ya. Aku belum menerima gaji minggu ini." setujuku dengan terpaksa.

"Baiklah."

Sekarang dia sedang menjalani sekolah menengah. Ya, kalian tau pada saat umur yang terbilang remaja seperti ini pasti kalian merasakan debaran hati yang tak mudah dijelaskan. Entah itu karena kau mengagumi atau bahkan tak suka dengan seseorang yang berada di dekatmu. Belum, pada masa ini seharusnya kau belum mengenal apa itu arti Cinta yang sebenarnya. Yang kalian tahu hanya kau menyukainya dan dia menyukaimu. Sesederhana itu.

What Am I To You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang