BAB 4

17 3 0
                                    

#Author POV

'Jangan bodoh hyemi! Kau tidak lelah terus berbohong pada dirimu sendiri? Kau bukan anak kecil yang akan luluh yang mana ketika ia menangis lalu di beri permen dan tersenyum senang kembali. Kau seorang wanita sekarang! Wanita yang sebenarnya.
Jangan bersikap seolah-olah kau biasa saja. Ayolah kau gadis yang kuat hyemi.

Toh kamu juga bukan karang yang ada dilautan sana, meskipun terhempas ombak kencang tetap kokoh. Kau tidak setegar karang hyemi! Cobalah jujur pada dirimu sendiri. Jujur, aku muak pada diriku yang seperti ini. Kumohon sadarlah hyemi.' ungkap hyemi dalam hati dengan memandang keadaan di luar rumah.

Dengan segera hyemi menutup kembali jendela apartemennya itu.

***

Di lain tempat, seorang pria dengan asyik memperhatikan 'pasangan' yang saling menatap satu sama lain tanpa ada yang bergeming sedikitpun.

Terdengar samar-samar yang sedang mereka bicarakan. Namun pria itu tetap mengerti apa inti dari percakapan tersebut. Cukup puas dari apa yang ia dengarkan, pria itu bergegas pergi dari tempatnya itu.

Lengkap dengan topi dan masker yang ia kenakan. Bukan, dia tidak berniat jahat seperti penguntit yang ada di banyak adegan laga itu. Hanya saja..

"Ya! Park nami sedang apa kau disini sendirian? Apa kau masih bertemu dengan si brengsek itu?" tegas seorang pria dengan nada tinggi yang menyeramkan.

"Oh. O.. Oppa! A.. Anni mana mungkin aku bertemu pria brengsek itu. Ka.. Kau sendiri ada apa malam-malam begini masih diluar rumah?" balas wanita kecil itu dengan terbata.

"Harusnya kau khawatirkan dirimu sendiri nami-ya! Ayo pulang sebelum omma merampas kunci motorku." ajak pria itu seraya memberikan helmet kepada sang wanita kecil.

"O.. Ohh kajja!" terima wanita kecil itu yang masih melirik sedikit ke sekitar Taman.

'Maaf oppa aku berbohong. Aku tidak dapat memilih antara kau dan dia. Sebenarnya apa yang kau sembunyikan dariku?'

***

"Hyemi-ah kau sudah mengerjakan tugasmu bukan?"

"Ohh.. Sudah ahjumma!"

"Aish, aku masih muda Hyemi-ah"

"Kau terlihat muda diluar, tapi kalau sudah mengomel seperti ini kau seperti ahjumma mira-ya. Kk.. " ejek hyemi dengan nada riang.

"Ya terserah kau saja. Harusnya kau beruntung memiliki teman sepertiku ini, kalau bukan aku siapa lagi yang akan mengingatkanmu."

"Kamsahamnida ahjumma. Aku akan pergi duluan ya, aku akan presentasi pagi ini. Sampai jumpa, jangan lupa kunci pintunya ya.." balas hyemi dengan sepotong sandwich yang ia bawa.

Haih, tetap saja begitu. Gerutu mira dalam hati.

Tepat hari ini adalah hari dimana rasa sakit itu dimulai. Hari dimana mira sudah mati rasa dengan yang namanya Kasih sayang. Hari dimana dia tak ingin mengingat kejadian pahit itu. Hari dimana dia memulai untuk membenci hal yang paling dia cintai.

Ya, hari ini adalah peringatan hari dimana kedua orang tua bae mira dan bae joohyun meninggal.

Bukannya mira tak ingin berkunjung ke pemakaman kedua orang tuanya. Hanya saja mira terlalu takut jika ia mengingat kejadian 10 tahun silam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What Am I To You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang