#Mira POV
"Mira-ya! Kau simpan handphoneku dimana?"
"Aish, kau kira aku yang menyembunyikan handphonemu? Aku tak tahu hyemi-ah."
"Ayolah ra, aku buru-buru nih. Dosen pagi ini killer apa kau tak kasihan dengan temanmu ini?"
"Ya, yoon hyemi! Kau cari dulu didalam tasmu itu!"
Ya, dia yoon hyemi teman sekamarku. Sebenarnya dia bukan sahabatku juga, kami bertemu saat di kamar mandi. Lucu memang, karena dia tipe orang yang ekstrovert sedangkan aku yang berkebalikan dengannya membuat kami mudah mudah untuk saling mengenal karena kami saling melengkapi. Dengan seiring berjalannya waktu, aku dan hyemi semakin dekat bahkan sekarang aku dan dia dengan mudahnya berbagi kamar apartemen yang bisa dibilang minimalis ini.
Dan yang paling membuatku naik pitam saat bersamanya adalah dia seorang pelupa tingkat akut. Ya, walaupun begitu dia masih mengingat namanya dan masih hafal arah jalan pulang.
"Oh, ini!" sontaknya yang memegang handphone yang berselimut gambar cony yang lucu.
"Cih! Dasar pikun!" teriakku.
"Aku berangkat ya mira ku yang menyebalkan! Awas jangan lupa kunci pintunya jika kau pergi!" teriaknya yang memekikkan.
"Cih! Kau yang pelupa jangan sok mengingat kanku yoon hyemi!" teriakku kasar.
Seperti biasa, aku selalu memiliki jadwal siang karena setiap aku ingin memiliki jadwal kelas pagi aku selalu terlambat untuk mendaftarkan namaku. Dan satu hal yang membuatku bertahan masuk kelas siang hingga malam ini, semata-mata hanya untuk bertemu seseorang yang dapat bertahta didalam hatiku hingga saat ini.
Tak perlu berdandan lama, karena kelas hari ini tak begitu menyenangkan. Jujur, aku berdandan lama hanya pada hari-hari tertentu saja. Cukup dengan polesan bedak tipis dan juga lipbalm merah mudah yang mengindahkan wajah pas-pasanku ini.
Baju putih polos tak berkerah yang dibalut dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah serta jeans panjang dengan sneaker putih menjadi outfitku hari ini. Ya, bisa dikatakan aku bukan termasuk wanita yang pandai menyatu padukan outfit dengan sempurna atau yang biasa disebut OOTD (Outfit Of The Day) itu.
"Mira-ssi?" ucap seseorang yang bernada ramah itu.
"Nde?" aku terbangun dari lamunanku saat melihat seorang lelaki dengan wajah imut tersenyum ramah kepadaku.
"Kau mau ikut denganku atau naik bus saja?" tanyanya masih dengan nada ramah dan santun.
"Kebetulan, aku tak akan menyia-nyiakan tawaran dari pria tampan sepertimu park jimin-ssi." Jawabku dengan nada sedikit menggoda dan memberikan wink-ku padanya.
"Ya! Jangan menggodaku seperti itu ra-ya! Imanku tebal, aku takkan tergoda. Ayo cepat naik."
"Kamsahamnida jimmy-ya." balasku seraya memeluknya ringan.
"Aish! Jinja!" balasnya seraya menjitak kepalaku lembut.
Aku menaiki motor yang dibawa sahabatku itu. Ya, dia park jimin lelaki yang bermata sipit, mempunyai kepribadian yang lembut serta penuh kasih sayang. Tapi satu hal yang membuatku muak padanya, dia jorok. Beruntungnya dia memiliki kulit putih yang cerah serta wajah tampan yang menyegarkan mata. Sudah lama aku berteman baik dengannya, sejak SMA dulu hingga saat ini. Entah apa yang ada dipikirannya hingga dia mengikutiku masuk ke perguruan ini, yang ku tahu dia ingin sekali menjadi seorang penyanyi.
Sesampainya di kampus, aku tak menghirup aroma yang dapat menyegarkan hati. Yah, memang jadwal hari ini semua mata kuliah yang membosankan.
"Mira-ya! Cepat turun. Kau masih mau duduk di motorku?!"
Lagi-lagi pria tampan tapi menyebalkan ini mengagetkanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
What Am I To You?
RomanceTugasku hanya mencintai bukan memaksa agar dicintai. Masukin library aja dulu, kali aja lama-lama suka 😊