“tidak sepatut nya kalian mengobrol saat waktu bekerja. Apa kalian tidak malu, karyawan lain terus bekerja tanpa berhenti. Tapi kalian hanya mengobrol masalah pribadi kalian. Dasar karyawan tidak bermutu”
CHAPTER 2
Author’s View
“Wooowwww,,,, tidak kusangka kau akan diterima diperusahaan ternama di Amerika Serikat itu, kau hebat Exlie. Aku sungguh-sunguh tak menyangka hal tentang ini. Impian mu terwujud, menjadi sekretaris sukses” ujar arien dengan senang, karena ia mendengar kabar bahagia dari sahabatnya, bahwa sahabatnya diterima menjadi sekretaris di perusahaan Bieber Town Planning’s.
“yaaa, aku juga begitu..”ucap exlie cukup datar
“mengapa kau lesu seperti itu lie, harusnya kau bahagia. Siapa yang menyangka kau akan menjadi sekretaris pribadi seorang CEO yang tampan seperti dewa yunani itu. Justin Drew Bieber, lie. Justin Drew Bieber.” Ucap arien, menyebut nama justin dua kali.
“ya-ya. Aku tak perduli ia setampan dewa yunani atau Arthur, aku sama sekali tak pernah berpikiran tentang hal itu. Tapi yang sekarang aku berpikir, bahwa ia telah menghinaku abis-abisan tentang sertifikatku yang pernah aku peroleh ditempat bekerjaku sebelumnya. Dan itu berhasil membuat diriku geram.” Jawab exlie dengan wajah kesal.
“memang ia menghinamu apa??” tanya arien
“ ya dia bilang, sertifikatku omong kosong belaka. Dan sertifikatku hanya bayaran uang, bukan karena dari sikap ku sendiri.”
“tapi sekarang ia sudah menerimamu bekerja disana.”
“tapi tetap saja aku sangat kesal atas omongannya yang tidak wajar itu. Apa aku mengundurkan diri saja dari perusahaannya. Lalu aku akan melamar kerja diperusahaan lain. Bagaimana menurutmu rien? Apa ide itu cukup bagus?”
“ide itu sangat tidak cukup bagus lie. Tidak sama sekali. Apa kau sudah bodoh huh? Kau sudah bekerja keras selama satu minggu untuk mendapatkan pekerjaan diperusahaan Bieber Town Planning’s. Dan sekarang kau sudah diterima bekerja disana. Tapi kau malah menyiakan kerja kerasmu untuk mengundurkan diri dari perusahaan ternama itu. Kau harus liat orang diluar sana, banyak yang ingin masuk keperusahaan itu lie. Kau hanya memikirkan dirimu saja, kau tidak pernah bersyukur. Oh my God... lie. Kau keter-”
“yaya, aku akan bekerja disana. Puas?? Terserah kau menyebut ku perempuan apa dan blalabla. Ku tak perduli.” Ucap exlie denga malas, lalu beranjak berdiri dari sofa diruang tamu.
“kau mau kemana?”tanya exlie
“aku ingin istirahat, sepertinya aku harus bangun subuh. CEO itu bilang ku dilarang terlambat seperti tadi. Jika aku bisa terlambat, maka aku akan dihukum olehnya.”
“dihukum apa?”tanya arien lagi
“entahlah, aku tak memikirkan tentang itu. Yang terpenting adalah aku bisa bangun subuh, lalu pergi ketempat kerja baruku dan aku bebas dari hukuman dari CEO yang dingin, cuek, dannn mungkin menyebalkan.” Kata exlie dan memulai membawa tubuhnya kekamar pribadinya. Tiba-tiba ia berhenti melangkahkan kakinya. Lalu kembali menghadap sahabatnya, arien.
“lebih baik kau harus menjaga kata-katamu. Mrs.Exlie”
“jaga kata-kataku apa?” tanya exlie heran