Sweet killer

176 9 5
                                    

Disclaimer Yona Ahn
please dont copy

Dont like dont read
.
.
.
.
.

Pyeongchang dong, Lee Hyeok House.

January 12, 2016. 10.00 pm.

Suara pintu tertutup terdengar lebih kuat dari biasanya, masih dengan gadis bertubuh mungil yang tetap setia memelukku erat. Tubuhnya terlihat kecil namun cukup kencang untuk ukuran perempuan, dari otot lengan yang cukup kuat aku bisa menduga dia adalah pecinta olahraga. Gerakannya begitu mantap dan terlatih. Melihat ia tak cepat goyah saat aku mendorongnya tadi, kakinya pastilah kuat. Setidaknya dia pasti menguasai taekwondo. Aku masih berusaha melepaskan diri darinya namun ia mendekapku semakin erat. Logam dingin dan tajam yang kuyakini adalah pisau masih menempel dipinggang kananku. Aku berhenti memberontak, aku yakin bila aku terus bergerak luka goresan pisau itu akan semakin memanjang.

Dengan sikap tenang aku berusaha berjalan menjauhi pintu. Berada terlalu menghimpit kearah pintu membuat ruang gerakku terbatas. Baru beberapa langkah dia kembali menarikku mendekat dan mulai mengambil ancang-ancang, beruntung aku telah menciptakan ruang gerak yang cukup. Kakinya mulai bergerak, aku cukup terlatih untuk mengetahui pergerakan yang akan ia lakukan. Wah gadis yang aku akui cukup cantik ini sedang berusaha membantingku. Dengan gerakan kilat dan kuat aku menendang kakinya dan membantingnya kelantai lalu mengunci pergerakannya. Suara debuman hantaman tubuhnya dengan lantai diiringi ringisan kecil dari gadis itu menciptakan suasana tegang. Lampu rumah yang belum aku hidupkan membuat suasana remang-remang yang mencekam. Tubuhku kini tepat menindih gadis itu, lengan kanan dan kiriku aku gunakan untuk mengunci gerakannya. Nafasnya tersengal menimbulkan uap air diudara, ahh pemanas ruangannya belum dihidupkan. Raut wajah terkejut jelas terlihat di wajah gadis dibawahku ini. Mungkin ia tak mengira aku berhasil membalikkan keadaan.

Aku menatap manik kelamnya, berusaha menyelami lautan gulita di iris matanya. Tak ada emosi yang berarti, bahkan ekspresi terkejut yang sebelumnya terlihat sudah hilang entah kemana. Dia terlalu tenang untuk ukuran seorang gadis yang baru saja dibanting pria yang tidak ia kenal dan bahkan pria itu tengah menindih tubuhnya dan mengunci pergerakannya. Ah aku lupa ia tersangka pembunuhan.

"Kau cukup terlatih tuan" suara lembut itu mengalun begitu saja. Aku tak menyangka suaranya begitu lembut dan menenangkan. Ini adalah pertama kali aku mendengar suara gadis ini. Aku tak menjawab perkataannya, aku hanya tersenyum miring. Kini aku tengah berfikir apa yang harus aku lakukan pada gadis ini. Tangan kanan gadis itu perlahan memutar pisau yang ia genggam dan hal itu berhasil menggores tanganku yang menahan pergelangan tangannya. Wah dia jauh lebih pintar dari yang kuduga. Aku berhasil menekan kuat tangannya dan pisau itu jatuh berdenting ke dinginnya lantai marmer. Scalpel ??, dia seorang dokter rupanya. (*Scalpel : pisau bedah)

"Berhenti berontak nona, atau aku akan menelpon polisi saat ini juga" aku berusaha menggertaknya. Sebenarnya aku tak sungguh-sungguh ingin menelpon polisi sekarang. Sepertinya aku benar-benar sudah gila sekarang. Bagaimana mungkin aku bisa berfikiran untuk menyembunyikan seorang tersangka pembunuhan hanya karena dia adalah satu-satunya gadis yang membuatku tertarik. Aku ingin tertawa saat ini juga, dan aku berharap akan ada seseorang yang dengan senang hati melemparkan batu kekepalaku untuk mengembalikan kewarasanku.

Matanya menatap nyalang kearahku ia berhenti memberontak, aku mengambil kesempatan itu untuk meraih scalpel miliknya dan aku bangkit menjauh. Ia terlihat akan belari menuju pintu keluar, namun hal itu tak berguna. Ia terus berusaha membuka pintu namun tak ada perubahan berarti. Satu hal yang ia tak ketahui pintu rumahku hanya bisa dibuka dengan sidik jariku. Aku menghiraukan dia yang terus berusaha membuka pintu dan memilih untuk menghidupkan lampu dan penghangat. Tubuhku mulai menggigil mengingat badai salju sedang menerpa diluar sana.

Psycho MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang