Disclaimer Yona Ahn
please dont copyDont like dont read
.
.
.
.
.Pyeongchang dong, Lee Hyeok House.
January 13, 2016. 06.00 am.
Deringan jam weker mengusik tidurku. Dengan malas aku bangun dari pelukan selimut tebalku dan meraih jam weker untuk mematikannya. Tanpa sengaja aku melihat scalpel diatas nakas disampingku, tepat disamping jam wekerku. Ahh benar sekali apa kabar gadis pembunuh itu, semalam aku mengerjainya habis-habisan. Atau mungkin tepatnya aku yang dikejai habis-habisan. Aku ingin tertawa rasanya.
*Flashback
"apa kau berusaha menggodaku ?, aku beritahu. Jangan bersikap manis, kita hanya berdua disini dan asal kau tak lupa aku ini pria." ucapku sedikit ambigu disertai seringai. Ia menegakkan kepalanya tersentak, matanya sedikit melebar mendengar perkataanku.
"ahh kau pria rupanya, apa kau tak ingat telah membanting seorang wanita kelantai tadi" ia berkata dengan santai. Ada apa dengan gadis ini, ia dapat mengubah ekspresinya semudah membalikkan telapak tangan. Kembali kupasang senyuman andalanku dan berjalan perlahan mendekatinya. Langkah demi langkah, pelan namun tegas. Aku tersenyum menang saat ia dengan perlahan mundur berusaha menghindar. Ha aku mendominasi disini. Gadis itu terus mundur, sementara aku terus berjalan dan memangkas habis jarak antara aku dan dia.
Langkahnya terhenti, kini tubuh mungilnya terhimpit antara tubuhku dan dinding kamar. Aku kembali menyeringai, dia terjebak sekarang. Ia berusaha kabur namun dengan cepat aku menghalangi nya, tanganku kini berada didua sisi tubuhnya. Memenjarakannya, dan memaksanya untuk mendongak menatap wajahku yang jauh lebih tinggi darinya. Wajahku perlahan menunduk, cukup sulit karena tinggi tubuhnya yang hanya mencapai bahuku. Mataku menatap lekat wajahnya yang sialnya terlihat cantik dari dekat. bulu matanya yang lentik, hidungnya, serta bibirnya yang berwarna peach. Dan jangan lupakan manik kelamnya, seperti black hole yang menenggelamkan segala hal didekatnya. Gerakanku terhenti, bagai terhipnotis tubuhku membeku. Tangan putih pucat nya terulur menyentuh wajahku mengikuti garis rahangku dan berakhir di tengkukku. Ia dengan lembut menyentuh tengkukku dan menariknya. Berusaha mendekatkan wajahnya pada wajahku. Ia bergerak seolah ingin menciumku, dan aku hampir saja memejamkan mata namun suaranya seolah mengembalikan kesadaranku.
"hyeok aaa.... kau berharap aku menciummu. You lose man." Ucapnya lalu menendangku. Beruntungnya aku tak jatuh terjerembab, ck sial dia mempermainkanku. Kulihat raut wajah puas terpatri di wajahnya. Senyum kemenangan terbit dibibir peach miliknya. merasa kesal dan sedikit malu aku pergi meninggalkannya, tak lupa mengunci kamarnya. Dia gadis manipulatif, aku harus berhati-hati. Aku berjalan menaiki tangga menuju kamarku, scalpel miliknya kini ada digenggamanku. Memikirkan gadis itu membuat rasa tertarikku semakin besar.
*End of flashback
Setelah mandi dan bersiap aku turun kelantai bawah untuk memasak sarapan. Apa Yun Bi sudah bangun ?, wahh ada apa denganku tak biasanya aku antusias akan sesuatu. Apa ini yang disebut rasa menyenangkan. Aku membuka pintu lemari es milikku, memilih bahan makan yang akan aku olah. Pagi ini dingin sekali apa aku harus membuat sup lagi ?. suara deringan handphone menghentikan kegiatanku. Seo Jin Ho ?, untuk apa kepala kepolisian Gangnam menelponku.
Aku terdiam, tawaran Jin Ho hyung mengusik pikiranku. Profiler, cukup menarik. Dengan begitu aku akan semakin dekat dengan dunia kriminal bukan. Menjadi pengajar terkadang membosankan, aku butuh tantangan baru. Sepertinya aku harus datang kesana sekarang atau aku akan kehilangan kesempatan langka ini. Rencanaku untuk membuat sup batal sudah, itu akan memakan banyak waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Mind
Romance"Seorang gadis menjadi tersangka pembunuhan kekasihnya sendiri dan kini ia terjebak bersama laki-laki yang pernah ia temui saat di Kanada. Laki-laki yang diam-diam selalu memperhatikan gadis itu." Lee hyeok seorang profesor kriminologi asal kanada m...