Rose is Pregnant

506 54 16
                                    

*Justin Bieber*

"kau tidak lupa membawa hadiahnya kan?" Tanya Rose yang membuatku mengalihkan pandanganku sebentar dari jalan untuk melihat kearahnya.

"of course not" jawabku sembari tersenyum. Dengan berat hati aku kembali menatapi jalan kota Stratford di hari Sabtu yang ramai. Padahal aku ingin menatapi Rose lebih lama lagi, dengan balutan dress selutut bermotif floral dengan lipstick merah kesukaanku, dia begitu cantik sekali.

Ini sudah sebulan semenjak aku dan Rose pergi berbulan madu ke Hawaii dan sepertinya belum ada kabar gembira jika Rose hamil. Tapi aku akan setia menunggu kabar gembira tersebut, atau kita perlu making love lagi? Aku akan sangat bersedia melakukannya.

Omong-omong dipagi yang cerah ini, aku dan Rose sedang menuju rumah Fredo untuk merayakan ulang tahun Geneva yang ke-5. Akan ada pesta kecil di halaman belakang rumah mereka, bukan hanya ada teman-teman Geneva saja yang diundang tetapi disana juga ada teman dekat dari Fredo dan Camilla. Aku tebak disana pasti ada Harry, Shawn, Khalil beserta dengan istri mereka.

Setelah 15 menit perjalanan dan menembus sedikit kemacetan, akhirnya kita sampai juga di rumah Fredo. Segera aku turun dari mobil dan tidak lupa mengeluarkan pinata berbentuk kuda yang dilapisi kertas warna-warni untuk Geneva. Ini adalah hadiah spesial dariku untuknya. Aku dan Rose sendiri telah memberikannya sebuah kado yakni 1 set sepatu roda dengan perlengkapan keamanannya.

"Say, happy birthday Geneva!" Seru Rose langsung memfoto wajahku yang tidak siap dengan kamera iPhone-nya.

"Rose!' Teriakku memprotesnya, Rose suka sekali memfotoku saat aku tidak siap. Foto-foto saat aku tidur pun bertebaran didalam galeri iPhonenya.

"Lihat, kenapa kau masih terlihat tampan, baby?" ujar Rose menujukkanku hasil jepretan fotonya tadi.

Aku terkekeh pelan saat melihatnya, lalu aku mencium pipinya untuk sekejap sebelum kita berjalan menuju halaman belakang rumah Fredo yang terlihat ramai dihiasi oleh balon-balon serta standing character prisncess Disney kesukaan Geneva

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terkekeh pelan saat melihatnya, lalu aku mencium pipinya untuk sekejap sebelum kita berjalan menuju halaman belakang rumah Fredo yang terlihat ramai dihiasi oleh balon-balon serta standing character prisncess Disney kesukaan Geneva. Saat melihat kita berdua datang, Fredo beserta Camilla pun menyambut kita berdua dengan pelukan yang ramah.

"oh my god, thanks for coming!," ujar Camilla bersemangat. "kalian tidak perlu repot-repot membelikan pinata seperti ini"

"Bukankah ini hari spesial untuk Geneva?" Jawabku dengan senyum yang lebar.

"oh you guys! Thanks for coming!" seru Fredo dengan bahagia. Dan kita berdua pun berjalan ke tengah halaman untuk memasang pinata yang aku bawa ke atas sebuah pohon. Tetapi tiba-tiba saja Geneva berlari menghampiriku.

"paman Justin!" seru Geneva langsung berlari kearahku. Sepertinya dia tertarik dengan pinata yang aku bawa.

"selamat ulang tahun ya, sweetheart" ujarku memberikannya sebuah pelukan hangat dan ciuman kecil di pipinya. Dan Geneva pun hanya tersenyum malu kepadaku, kemudian dia berlari ke arah Rose yang masih mengobrol dengan Camilla.

Purpose [Extra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang