Morning Sickness

455 59 13
                                    

*Rosella Bieber*

Alarm pagi masih belum berbunyi, tetapi aku sudah merasakan gejolak aneh di perutku, membuatku langsung berlari ke arah kamar mandi dan berlutut didepan toilet. Aku keluarkan semua cairan yang sudah menyeruak ingin keluar dari tenggorokanku.

"baby?" panggil Justin dari arah luar. Belum sempat aku menjawabnya tiba-tiba saja perutku terasa sakit kembali. Mungkin sudah 5 atau 6 kali aku memuntahkan cairan putih tersebut.

Kuistirahatkan tubuhku sejenak diatas lantai kamar mandi keringku, rasanya aku tidak memiliki tenaga untuk beraktivitas pagi. Bahkan untuk bangun dan berdiri, rasanya enggan sekali. Lalu kedua mataku menangkap paras tampan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengecek keadaanku. Ada sedikit raut khawatir disana tetapi aku tidak melihat tatapan yang Justin berikan saat aku hamil dulu, dia terlihat begitu frustasi. Justin bukannya marah kepadaku atau tidak suka jika aku hamil. Tetapi dia kesal melihati terus kesakitan selama masa kehamilan. Sehingga sikap yang diambil Justin dulu adalah menghindariku.

"are you okay, baby?" tanya Justin penuh dengan perhatian. Dia ikut duduk diatas lantai kamar mandi bersamaku. Dan aku pun hanya mengangguk kearahnya.

Dia menyibakkan beberapa helai rambutku yang basah karena keringat ke belakang telingaku. Kemudian jari-jemarinya yang lembut berjalan menyusuri pipiku dan berakhir di daguku. Dia mengangkatnya sehingga aku melihat tepat kearah kedua mata cokelat mudanya.

"ingat, aku disini bersamamu, kau tahu," ujarnya dengan nada yang serius. "jika kau butuh sesuatu, bilang saja padaku"

Aku hanya tersenyum kearahnya, mengeluarkan suara saja terasa begitu berat. Tetapi pagi ini aku harus menyiapkan Justin sarapan karena hari ini adalah hari kerja baginya. Padahal aku ingin menghabiskan waktu dengan Justin seharian, aku ingin memeluknya dan cuddle diatas sofa ruang tengah sembari menyasikkan berbagai film favorit kita berdua bersama.

"ok, aku harus membuatkanmu sarapan sekarang" ujarku mencoba untuk berdiri. "nanti kau telat"

Tetapi dengan cekatan tangan Justin menahanku, "biar aku saja yang membuat sarapan"

Mataku terbelalak mendengarnya, terakhir kali saat dia membuatkanku makan malam di hari ulang tahunku, mie spaghetti yang ia masak setengah matang dan kita pun berakhir pergi ke sebuah restaurant untuk merayakannya. Memikirkan kejadian tersebut, rasanya aku tidak bisa untuk menahan tawaku dari hadapan Justin.

"why are you laughing at me?" tanya Justin merasa keanehan. Kutatap matanya sambil terus terkekeh pelan.

"kau ingat, spaghettimu yang setengah matang itu, honey?"

Mendengar ucapanku Justin langsung bersikap acuh-tak acuh, dia membantuku berdiri lalu memasang ekspresi percaya diri. Dengan dua tangan yang dilipat di depan dadanya Justin menatapku seolah dia adalah chef yang terkenal.

"watch me and if my food is good so you should give me a kiss." ucapnya. "not a kiss, but a lot of kiss"

"okay" jawabku tak mau kalah. Dia menarik tanganku untuk berjabat tangan seolah-olah membuat perjanjian. Dia seperti anak kecil saja, tetapi bukankah aku juga sepertinya?

Selagi Justin pergi memasak di bawah, aku akan membersihkan tubuhku sebentar. Mencuci wajahku dan menggosok gigiku, mandinya nanti saja saat Justin sudah pergi bekerja. Aku kenakan Sebelum aku menyusulnya ke dapur, aku menyiapkan kemeja dan celana yang akan Justin pakai bekerja nanti diatas tempat tidur kita.

"Justin?" panggilku saat menuruni anak tangga dengan hati-hati. Aku tidak mencium bau apapun saat turun, bau bacon atau telur goreng sama sekali tidak tercium di indra penciumanku.

Aku segera menemui Justin dan aku pun melihatnya berdiri sambil memakan semangkuk sereal ditangannya.

Tubuhnya yang shirtless dan celana hitam yang dipakainya terlihat begitu sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya yang shirtless dan celana hitam yang dipakainya terlihat begitu sempurna. Apalagi saat menyadari betapa besar biceps Justin, rasanya aku ingin menyentuhnya dan meremasnya pelan.

"bagaimana masakanmu?" tanyaku sedikit menggodanya.

Justin tertawa sambil melihati dapur yang masih bersih belum tersentuh. Dia meletakkan mangkuk serealnya ke atas meja kayu dan memberiku sepiring sandwich hasil buatannya. Roti, selada, daging asap dan keju.

"ini, silahkan" ujarnya seolah-olah dia menjadi seorang pelayan restaurant.

"thank you" balasku.

Aku pun mengambil sandwich tersebut dan memasukkannya ke dalam mulutku. Rasanya enak, seperti sandwich-sandwich pada umumnya. Perlahan mulutku pun mengunyahnya dan memberikan isyarat jempol pada Justin.

"maafkan aku ya, hanya bisa membuatkanmu ini," ucapnya sambil tertawa, tidak lupa juga dia juga menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal. "aku takut kalau masakanku tidak enak, nanti aku belikan makanan untukmu"

Dengan refleks aku menahan tangan Justin. "tidak perlu, aku bisa memasaknya sendiri"
Kedua mata Justin menyipit kearahku, seolah-olah dia tidak yakin jika aku masih bisa memasak.

"Just, dengar, aku tidak apa-apa dan kau tenang saja," ujarku meyakinkannya. "aku masih kuat"

Umur kehamilanku masih berumur 3 minggu dan Justin sudah menganggapku seperti ibu hamil yang berumur 9 bulan dan tidak boleh beraktivitas apa-apa. Sedikit berlebihan tetapi aku begitu tahu seberapa besar Justin takut sesuatu yang buruk akan terjadi padaku. Tetapi aku bersumpah jika tubuhku masih dalam keadaan yang baik. Dokter juga bilang yang tidak boleh sampai terjadi adalah jika sampai aku kelelahan, tetapi sekarang aku tidak merasa lelah. Dan apakah itu semua berarti aku harus berdiam diri hingga malam? Sampai Justin pulang bekerja? Aku tidak akan tahan.

"benarkah?" tanyanya tidak percaya.

"ya" aku mengangguk kearahnya.

"baiklah, aku hanya ingin menjadi suami yang siaga, kau tahu"

Seulas senyuman yang lebar menghiasi wajahku saat mendengarkan ucapannya barusan, Justin yang sekarang memang bukanlah Justin yang aku kenal 2 tahun yang lalu. Tetapi setiap cinta dan setiap kebaikannya tetap ada disana. Aku hadiahkan Justin beberapa ciuman di wajahnya. Mulai dari pipi, kening, dan bibir. Setiap inchi tidak ada yang luput dari bibirku.


Kalian pd tahu snl? Saturday night live

Sumpah kalian harus liat itu. Cause its the best comedy show i ever saw lol

And gue rekomendasi buat liat justin disana, lumayan banget skit yang dia mainin. Tapi jangan lupa liat Valentine's day sexy message, Valentine's day principal frye, 50s romance, the Californians, sama protective brother( kalo g salah)

Sumpah ya wajib ain liat skit nya justin :-))) ngakak parah

Purpose [Extra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang