Kamu datang tanpa sebab yang jelas. Mungkin karena takdir. Saya mencoba menerima, karena kamu penyembuh luka?
-Destin-
***
Sudah dua minggu dari kehebohan Gavin menembak Melva. Dua minggu juga Gavin dan Melva tidak saling bertegur sapa, kejadian aneh yang dirasakan anak Galaksi. Mereka pikir, setelah status Gavin dan Melva berpacaran sekolah akan digemparkan dengan couple baru itu tapi dua minggu ini jauh dari kata mereka pacaran. Saat bertemu di kantin, atau berpas-pasan di jalan. Gavin dan Melva tidak saling bertegur sapa, tapi mereka hanya memberi tatapan, tatapan tajam yang membuat semua anak Galaksi bingung.Kedua remaja itu bukan terlihat sebagai sepasang kekasih, tapi lebih kepada musuh.
Melva sedang mengerjakan tugas di mejanya. Kebiasaan buruk dari cewek itu, dia selalu mengerjakan tugas di sekolah. Sedangkan kedua temannya sibuk bergosip di sampingnya.
"Mel, lo masih pacaran sama Gavin kan?" suara Vika.
Melva menghentikan tangannya, cewek itu jadi terdiam seperti memikirkan sesuatu, lalu menoleh melihat kedua temannya.
"Iya lah." Jawab Melva cepat lalu kembali fokus dengan bukunya.
Vika dan Billa jadi bingung. Jawaban Melva tidak sesuai dengan keadaan dua minggu ini.
"Yakin?" tanya Billa lagi.
Melva menoleh lagi.
"Seiinget gue, Gavin gak pernah minta putus. Jadi gue sama dia masih pacaran sampai hari ini." Jelas Melva.
Billa dan Vika kompak menggeleng, deskripsi pacaran antara Gavin dan Melva benar-benar berbeda. Mungkin saling memberi tatapan tajam, itu yang mereka sebut pacaran.
Melva menutup bukunya. Lalu berdiri dari dari duduknya. Membuat kedua temannya bingung.
"Lo mau kemana?" tanya Billa.
"Ke depan bentar, gue lupa bawa buku ekonomi. Jadi Bang Arya yang ngantar bukunya." Jelas Melva. Temannya kompak mengangguk.
"Mau kita temeni?" kali ini Vika yang bertanya.
"Gak usah, Cuma bentar kok." Tolak Melva langsung meninggalkan kedua temannya.
Satu hal yang harus diketahui dari Melva, cewek itu terkenal ketus dan dingin di sekolah. Tapi, jika di rumah dia dikenal sebagai Melva yang manja. Putri kesayangan keluarganya.
Melva berjalan keluar gerbang, menghampiri mobil hitam dengan laki-laki yang sedang menyandarkan tubuhnya di badan mobil.
"Ada bukunya bang?" tanya Melva yang sudah berada di depan Arya.
Arya mendengus sebal, gara-gara adik kesayangannya itu dia tidak masuk kuliah di jam pertama.
Arya menjulurkan buku kepada Melva. "Besok dilupain aja semua, sekalian sama tas-tasnya." Kesal Arya.
Melva tersenyum lebar sambil mengambil buku itu.
"Nanti Melva pikirin lagi." celetuk Melva. Arya yang kesal jadi mencubit pipi Melva dengan gemes.
"Ada adik nyebelin gini ya?!" Ucap Arya menghentikan cubitannya.
Melva mengerucutkan bibirnya. Membuat Arya jadi terkekeh geli.
"Gak usah digitu-gituin bibirnya, jadi makin jelek." Ledek Arya. Arya mengacak lembut rambut Melva. Lalu melangkah masuk ke dalam mobil.
"Nanti abang jemput, mungkin agak telat." Tutur Arya sebelum mobilnya melaju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destin
Fiksi RemajaSemua bermula ketika Gavin yang baru kembali ke sekolah tanpa tahu siapa itu gadis bernama Melva terpaksa menembaknya di depan seluruh anak Galaksi. Semuanya terjadi begitu saja. Dia yang berharap Melva akan menolaknya malah menerimanya. Hidup tenan...