-Alan- 3

53 17 8
                                    

Mungkin kita pernah bertemu, karna kita berada di tempat yang sama
Tapi kenapa aku tidak pernah mengenal mu dan mengetahui mu. Apa ini memang sudah di rencanakan?

-----

"duduk dulu" Bu Salma menyuruh Alana untuk duduk, Alana mengikuti perintah Bu Salma.

Alana menunduk takut, dia takut jika dihukum, jika dia dihukum pasti akan sangat malu, karna selama bersekolah di SMA ini Alana tidak pernah sama sekali terkena hukuman, dia termasuk murid yang disiplin.

"ga usah takut Alana, ibu gak akan menghukum kamu"

Alana menatap Bu Salma tak percaya, jika ia tak dihukum lalu untuk apa Alana dipanggil keruangannya. "te..terus bu kenapa saya dipanggil kesini?"

Bu Salma mengetuk ngetuk meja dengan jarinya, dia terlihat seperti sedang berpikir "jadi gini, 4 bulan lagi akan ada kejuaraan olimpiade matematika, ibu tahu kamu adalah siswa yang sangat pandai, bahkan nilai kamu selalu berada di atas rata-rata, jadi ibu mau kamu mewakili sekolah ini untuk ikut lomba itu"

Alana hanya mengangguk mengerti, ya karna hal seperti ini memang sudah biasa untuk Alana, dari kelas X Alana memang selalu diminta untuk  mengikuti kejuaraan olimpiade, dan hasilnya dia selalu membawa juara umum. Tapi mungkin olimpiade kali ini berbeda biasanya alana hanya mengikuti olimpiade yang berbaur tentang teori-teori, tapi ini pengalaman baru untuk alana mengikuti olimpiade matematika.

"baik bu, tapi kenapa harus saya lagi? Kan sekolah ini muridnya banyak. ibu kenapa ga mencoba cari siswa yang lain aja, mungkin ada siswa yang lebih pintar dari saya dalam hal menghitung"

"iya memang ada siswa yang lebih pintar dari kamu, tapi jika ibu meminta dia untuk mengikuti perlombaan ini, pasti dia akan menolak mentah-mentah"

"kenapa bu? Pasti dia bakalan mau, ibu coba rayu dia dulu aja, siapa tau dia mau. Lagi pula kalo masalah matematika saya kurang memahami, apa lagi dalam perhitungan saya tergolong lambat"

"gini Alana sebenarnya dia pintar, tapi gitu dia selalu saja membuat onar disekolah ini, selalu bolos dalam jam pelaran, membikin keributan, bahkan jika guru sedang menerangkan dia tidak pernah mendengarkan"

Alana menatap tak percaya, bagai mana bisa orang seperti itu bisa dikategorikan orang pintar, pikirnya "kalo gitu kenapa ibu bisa nyimpulin dia orang pintar?"

"ibu juga tidak tau, tapi setiap ada ulangan dia pasti selalu mendapat nilai 100, bahkan di semua pelajaran, awalnya ibu dan guru-guru yang lain berpikir dia mencotek, tapi saat ibu mengawasi dia dengan teliti dia sama sekali tidak mencotek, dia mengerjakan semua soalnya dengan santai dan cepat"

Alana hanya mengangguk paham.

"jadi Alana, ibu mau kamu harus usahakan mengikuti lomba ini, ibu yakin kamu pasti bisa"

"iya bu, Alana bakalan usahain, kalo gitu Alana boleh kembali ke kelas lagi?"

"yasudah, kamu boleh kembali ke kelas sekarang"

Alana berdiri dari tempat duduk nya kemudian mencium punggung tangan bu salma, dan berjalan keluar. Alana melewati lapangan, dia melihat di sekeliling, namun matanya terfokus pada sesuatu.

alana melihat seorang siswa yang sedang terduduk santai di pinggir lapangan. "siswa yang kaya gini, yang bakal ngebuat nama sekolah jelek" Alana berjalan mendekati siwa tersebut.

Alan -I Love You-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang