-Alan- 6

43 9 9
                                    

Karna sikap mu lah yang mampu membuat ku penasaran

---

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, seluruh siswa sudah berhamburan keluar kelas. Alana kini sedang memasukan buku-bukunya ke dalam tas.

Adara melihat ke arah Alana, semenjak obrolan tadi, Alana selalu diam dia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. "Alana udah lo ga usah mikirin tentang Ka Alan"

Alana melihat ke arah Adara "gimana gua ga mikirin, orang kalian yang buat gua jadi mikir terus"

"Alana. gua, Key sama Fanny Cuma ga mau ngeliat lu dalam masalah terus nantinya"

"masalah apa dar? Gua ga paham! kenapa si lo kalo ngomong selalu berbelit-belit" Alana mendengus sebal.

"oke oke, gini lu tau kan kalo di sekolah ini banyak banget fans fanatik nya Ka Alan?"

Alana mengangguk. "itu Alana yang gua permasalahin, gua ngelarang lu supaya ga nyari tau tentang Ka Alan, karna itu, gua ga mau lu kenapa-kenapa"

Alana menatap Adara lekat. "Cuma itu alasannya?"

Adara menarik napas panjang lalu membuang nya secara perlahan "iya, gua Cuma ga mau sahabat gua kenapa-kenapa"

"Permisi kak" tiba-tiba saja seseorang masuk, Alana dan Adara sama-sama menoleh ke arah pintu, Alana melihat adik kelas nya sedang berdiri di depan pintu . "ada apa ya?" tanya Adara.

"kak maaf, yang namanya Ka Alana, di panggil sama Ka Alan"

"eh?" Alana terlihat kaget kali ini

"yaudah ka aku permisi, Ka Alana disuruh ke parkiran sekolah sekarang juga" adik kelas itu pun berjalan meninggal kan kelas 11 IPA 1

"udah lo kesana, tapi inget jangan sok penasaran sama Ka Alan, jangan pernah nyari tau tentang dia" pesan Adara. Alana mengangguk kan kepalanya paham, dia memakai tas ransel nya. "yaudah gua duluan ya dar, lo pulang hati-hati" Alana pun berjalan menuju parkiran, di sela sela perjalanan nya Alana terus saja memikirkan tentang kejadian-kejadian hari ini.

"Ka Alan, dia itu sebenernya siapa si? Sepopuler apa si dia? Kenapa semua murid perempuan pada tergila-gila sama dia. trus juga kenapa Adara selalu ngelarang gua untuk ga nyari tau tentang Ka Alan? Gua yakin sebenernya bukan itu alasannya, mungkin Adara punya alasan lain, tapi dia ga mau ngasih tau ke gua" sepanjang jalan Alana terus saja bermonolog.

Dari kejauhan Alana sudah melihat Alan yang sedang bersender di motornya, Alana berjalan perlahan mendekati Alan. "susah si kalo siput mah" sindir Alan.

Alana tidak menjawab dia hanya menunduk. "udah gua siapin 2 ember sama 1 spons" Alan menunjukan masing-masing barang yang sudha disiapkan oleh nya. Alana menatap 2 ember itu, ember yang satu berisikan air sabun dan yang satu lagi berisi air bersih.

"Ka Alan niat banget ya" Alana terkekeh pelan. Alan menatap Alana dengan datar "cuciin motor gua sampe bersih, terutama jok belakang, tempat yang lu dudukin tadi pagi"

Alana menatap tak percaya,memang nya kenapa toh jok yang tadi pagi dia dudukin tidak kotor, pikir nya. "ka tapi kan jok belakang nya ga kotor, trus juga liat noh, motornya juga ga kotor, lagian kenapa aku harus ngebersihin? kalo kaka emang mau nyuci motor kakak, kenapa ga nyuci di tukang steam aja? Kalo Ka Alan ga punya uang biar aku kasih, anggap aja sebagai balas budi aku, karna tadi pagi Ka Alan udah mau ngoboncengin aku" Alana berbicara panjang lebar, dan Alan setia mendengar kan ucapan Alana yang menurut nya seperti berpidato.

"udah pidato nya?" Alan mentap manik manik mata Alana. Seketika Alana terdiam dia baru tersadar dengan apa yang barusan ia katakan. "denger ya gua ga butuh balas budi lo, apa lagi uang lo! Cepet lo bersihin motor gua!" ucap Alan dengan nada perintah. Alan berjalan meninggalkan Alana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alan -I Love You-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang