H-2 Pernikahan

2K 205 11
                                    

"Aku tidak percaya bahwa orang tuaku memberinya." Ungkap bahagiaku karena kedua orang tuaku memberikan restu. "Tapi disisi lain aku senang, namun disisi lain aku bingung." Ucapku yang tiba-tiba mendadak bingung.

Melihat pria dan wanita sudah pernah ku saksikan dan menjadi hal yang wajar bagi semua orang, tapi pernikahan sesama jenis bukankah itu hal yang tidak masuk akal karena aku tidak pernah melihatnya sama sekali. Apakah nanti aku harus berdandan seperti mempelai wanita, dengan gaun panjang dan memakai sepatu hak tinggi?

Astaga entah jadi apa nanti aku disaat pernikahan.

"Kenapa? Apa kau masih meragukanku?" Ucap P'Pha menanyakan kebingunganku.

"Aku sudah terbiasa dengan pernikahan lawan jenis, tapi aku masih asing dengan pernikahan sesama jenis. Bukankah itu akan mengundang Pro dan Kontra?" Jelasku untuk meminta pendapat padanya.

"Yo." P'Pha dengan lembut meraih tanganku.

Ku pikir ia akan memberikan nasehat padaku, ternyata ....

"Kau bisa melihatnya di youtube." Seru P'Pha yang menyarankanku untuk melihat.

*Plaaak*
Aku menepuk kepalanya dan P'Pha hanya melihatku.

"Kau tidak membuatku senang justru kau membuatku tambah pusing!!" Sebalku.

"Maaf ya?" P'Pha berusaha bersikap manis padaku.

*Beeep*

Ponselku berdering diatas meja, lalu aku mengambilnya dan melihat bahwa seseorang sedang mengirip chat di akun LINE ku.

Ming :
Bisakah aku bertemu denganmu sebentar?

Ming :
Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan denganmu.

Melihat pesan seperti itu membuatku muak karena dia tidak ingin menghapus akun LINE-ku di akun LINE-nya.

Apa yang kau inginkan.
Berhentilah menggangguku.
Batinku mulai kesal karena membaca pesan itu.

Ming :
Aku akan menunggumu di BAR yang sering kita kunjungi.

Ming :
Datanglah jam 8 malam nanti.

Ming :
Ini sungguh penting.

Aku pun lantas mengabaikannya dan meletakan ponselku dengan wajah suramku setelah melihat pesan darinya.

"Kenapa? Mengaja wajahmu seperti itu?" P'Pha menanyakan eskpresiku.

"Tidak apa-apa." Jawabku. "Cuma haters." Ucapku tidak perduli.

*Kring kring kring*

Kali ini aku mendengar ponsel P'Pha berdering, ia pun lantas mengambil ponselnya dan menjawab telfonnya.

"Selamat malam, Pha." Suara seorang gadis menelfon Phana.

"Ada apa, Pring?"

Pring? Bukankah itu mantan kekasihnya P'Pha? Untuk apa ia menelfon P'Pha lagi? Bukankah P'Pha berkata padaku bahwa ia tidak berhubungan lagi dengan gadis itu?

"Pha, apa benar kau akan menikah?"

Tanpa sungkan P'Pha menyalakan pengeras suara diponselnya dan meletakan ponselnya ditengah-tengah.

"Benar. Aku akan menikah. Dan sekarang, aku sedang berkencan dengan calon istriku." Ujar P'Pha sambil menatapku.

Bibirku ku gigit karena aku salah tingkah mendengar ia berkata begitu kepada mantan kekasihnya.

"Apa?" Pring nampak terkejut. "Mengapa kau melakukan ini? Kau benar-benar kejam, Pha. Aku masih menyukaimu, kau tahu itu." Pring nampak kesal.

"Tapi aku sudah tidak mencintaimu, Pring. Kau sudah ku anggap sebagai temanku sendiri sekarang. Jadi tolong biarkan aku bersenang-senang dengan calon istriku, ya!!"

About Last NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang