Epilogue : Good Bye

2.2K 180 42
                                    

Pukul 08.45 pagi
Aku berkaca sambil merapikan kemeja putihku dan mengenakan dasi kupu-kupuku. Wajahku tak henti menatap cermin untuk melihat raut wajahku yang begitu datar karena bingung, haruskah aku menghentikan pernikahan ini yang sudah P'Pha harapkan dan tidak hanya dia, aku juga mengharapkan ini. Tetapi semua kejadiam yang tejadi ini membuatku bimbang melaksanakannya.

P'Pha. Seandainya kejadia ini tidak terjadi, mungkin sekarang kita melakukan apa yang kita impikan. Pernikahan, hidup yang bahagia, semuanya akan kit dapatkan. Tapi mengapa ini semakin rumit bagiku.

Mengapa ini semua terjadi kepada ita berdua?

"Apa kau masih bisa menungguku sebentar? Aku ingin mengisi daya ponselku." Ujar Ming yang selesai mandi dan keluar dari kamar mandi.

"Um." Jawabku yang mengiyakannya.

Tak ada hentinya aku menatap kepada satu arah saja. Hingga aku didalam mobil pun bersama dengan Ming tetap menatap satu arah dengan mataku yang sesekali berkedip.

"Ada apa lagi Yo?" Ming bertanya padaku yang sedari tadi aku terdiam sama.

"Ming, hatiku tidak ragu untuk melaksanakan ini. Tapi entah kenapa ikiranku yang justru membuatku ragu untuk menjalankan pernikahan ini. Aku juga tidak mungkin untuk membatalkan pernikahan ini dengan keadaan undangan yang sudah disebar." Ujarku yang mendatar tak ada tinggi rendahnya intonasi suaraku.

"Yo." Ming merangkulkan tangannya dipundakku. "Kau jangan terlalu memikirkannya. Aku yakin Pha akan menjelaskan semuanya padamu sebelum pernikahan kalian berlangsung." Ujar Ming yang mencoba menenangkanku.

"Bagaimana jika ...."

"Husssttt ...." Ming menempatkan telunjuknya dibibirku.

"Aku percaya pada Pha bahwa dia tidak melakukannya. Karena aku tahu kalau dia hanya benar-benar mencintaimu. Meskipun aku tidak mengenalnya. Aku tahu bahwa kalau dia mencintai seseorang, dia akan terus memperjuangkannya." Ujar Ming.

Tanpa memandang malu dengan sang supir, aku memeluk Ming untuk menenangkan diriku.

"Ming, terima kasih ya. Kau sudah ada untukku." Ucapku berterima kasih dengan adanya dirinya disampingku.

"Sudah ku katakan padamu, aku tidak akan pernah membiarkanmu menangis lagi. Itu adalah janjiku padamu, Yo." Ujarnya saat memelukku.

*Beeep Beeep Beeep*

Ponselku berdering. Aku lansung mengambilnya didalam sakuku. Aku tidak mengenali nomornya, sebenarnya aku malas menerima telfon dari nomor yang tak ku kenal. Tapi Ming memintaku untuk mengangkatnya.

"Jawab saja" Pinta Ming padaku.

"Halo. Siapa ini?" Ucapku menjawab telfon dari nomor tersebut.

"Halo. Apa kau Wayo?" Ucap seorang wanita yang menelfonku.

"Iya, benar." Jawabku.

"Ini aku Pring."

"Mengapa kau menelfonku P'Pring?"

"Aku ingin bertemu denganmu sebentar, ada sesuatu yang ingin ku bicarakan denganmu."

"Jika kau masih memintaku untuk ..."

"Tidak tidak." P'Pring menyahutiku. "Datanglah sebentar. Aku berada di taman yang tidak jauh dari tempat pernikahanmu." Ujar Pring.

"Baiklah. Aku akan segera kesana."

"Ok. Aku akan menunggumu."

Setelah itu ia mematikan sambungan telfonnya dan aku juga Ming merasa penasaran apa lagi yang ia ingin katakan.

About Last NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang