Part II

22.5K 1.5K 31
                                    

Sepanjang perjalanan Hanna masih diam mematung. Dia merasa dirinya benar-benar hancur dalam jentikan jari. Hidupnya telah di rampas paksa oleh seseorang yang penuh kebencian terhadap ayahnya. Kehidupannya yang semula berjalan aman, dan dia dapat menikmati hari-harinya dengan nyaman, kini berubah seperti tenggelam dalam laut hitam. Hanna merasa kotor, pria itu menepati ucapannya. Dario Blanco, pria itu sudah membuat dirinya seperti seorang pelacur yang di perlakukan seperti sampah.

Entah kemana pria itu akan membawa dirinya. Rasanya Hanna sudah tidak tahan duduk di kursi yang sama dengan pria yang sudah berbuat laknat padanya. Ingin sekali Hanna membunuh pria itu, tapi dirinya tidak punya tenaga saat ini. Dia merasa lemah dan rasa sakit akibat kehilangan keperawanannya beberapa menit yang lalu masih dia rasakan.

Hanna beralih menatap ke luar jendela, dia merasa mobil yang membawanya sudah jauh dari pusat kota. Mobil itu melewati jalanan yang di tumbuhi pohon-pohon besar kanan dan kiri. Di musim gugur seperi sekarang ini, daun-daun jatuh berserakan di tepian jalan. Hanna merasa sangat asing dengan tempat ini. Jika Hanna bisa melarikan diri dari sekapan pria di sampingnya itu sangatlah tidak memungkinkan baginya. Jika memungkinkan bisa lari dari pria itu, pastilah Hanna sudah jadi santapan hewan liar di sekitar hutan. Tapi mungkin itu lebih baik daripada dia berada di tangan pria yang penuh dendam dan membuat dirinya hanya sebagai pemuas nafsu pria itu.

Mobil terus melaju dan kini melewati jalan yang berkelok-kelok naik dan turun. Hanna merasa mobil ini sudah melaju berkilo-kilo jauhnya. Pastilah tidak akan ada yang bisa menolongnya. Hidupnya bisa di pastikan benar-benar menjadi wanita murahan untuk pria itu. Hanna kembali menitikkan airmata.

Di kejauhan Hanna dapat melihat rumah yang tampak kecil. Rumah itu terletak di atas perbukitan. Hanna meyakini di sanalah dirinya akan di tahan oleh pria itu. Mobil semakin mendekati rumah itu, semakin dekat dan semakin dekat hingga tampaklah rumah yang dari kejauhan tampak kecil kini di hadapan Hanna rumah itu sangatlah besar dengan arsitektur bergaya eropa klasik. Mobil berhenti tepat di depan pintu rumah. Sang sopir turun untuk membukakan pintu pada Dario Blanco.

"Turunlah! Jangan coba-coba melawanku. Aku tak segan-segan memperkosamu lagi." Dario memberi perintah dan mengancam Hanna. Pria itu kemudian turun dari mobil.

Hanna tidak mengucapkan kata-kata balasan ataupun mencoba menyerang Dario, dia merapatkan jas Dario yang di pakainya, beringsut ke pintu mobil yang masih di tahan oleh Sang sopir Dario, dengan pelan dia turun dari mobil. Pelayan wanita setengah tua sudah menyambut Dario di halaman rumah itu.

"Mrs. Janet, kau antar wanita ini ke kamar yang ada di lantai atas dan urus dia." Dario memberi perintah pada pelayannya.

"Ya, tuan." Wanita setengah tua yang di panggil Mrs. Janet itu mengangguk. Dario berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan para pengawal, pelayan dan Hanna.

"Mari nona, saya antar anda ke kamar." kata Mrs. Janet.

Hanna tidak menyahut, dia hanya diam dan mengikuti Mrs Janet masuk ke dalam rumah. Hanna berjalan pelan melewati ruangan-ruangan di rumah yang besar itu mengikuti Mrs. Janet yang beberapa langkah di depannya. Sesekali Hanna meringis menahan perih di selakangannya. Mrs. Janet yang mendengar ringisan Hanna berbalik.

"Apa anda sakit nona?" tanya Mrs. Janet.

Hanna hanya menggeleng menjawab pertanyaan Mrs. Janet. Pelayan setengah tua itupun mengangguk, Mrs. Janet kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya melewati ruangan demi ruangan.

Langkah pelayan setengah tua itupun sampai di anak tangga pertama. Hanna mendongak memperhatikan tangga itu, tangga berukir itu sangatlah tinggi. Hanna mendesah pelan. Rasanya dia tidak sanggup untuk menapaki anak tangga setinggi itu. Rasa perih di selakangannya terus saja dia rasakan. Semakin dia menggunakannya untuk bergerak semakin perih rasanya. Akhirnya Hanna hanya bisa menitikkan airmata sambil menapaki anak tangga dengan pelan.

I'm Not Sex Machine For You ( RE-POST )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang