Part IX (END)

19.5K 1.4K 77
                                    

Tinggal hitungan hari Hanna akan melahirkan, dia semakin tidak sabar untuk menggendong bayinya. Bayi yang di prediksi berjenis kelamin perempuan. Semua perlengkapan untuk bayinya sudah Dario belikan. Pria itu juga membuat kamar untuk bayi yang akan lahir itu, kamar bayi yang terhubung dengan kamar Hanna. Dario juga mendatangkan desain interior untuk mendekorasi kamar bayi itu. Hanna terlihat senang dengan perhatian Dario pada bayinya.

Hanna yang tengah menikmati waktu santainya menjelang hari kelahiran tiba-tiba merasakan perutnya mulas. "Ahh..." Hanna meringis memegangi perutnya. "Kenapa tiba-tiba seperti ini? Apa aku akan melahirkan? Tapi masih lima hari lagi." Hanna bergumam. Dia beranjak dari sofa, keluar dari kamarnya bermaksud mencari Mrs. Janet.

"Mrs. Janet." Hanna memanggil wanita itu sambil memegangi perutnya. Dia berjalan dengan meringis menuju ke dapur.

"Mrs. Janet." Hanna memanggil wanita itu saat sampai di dapur.

Mrs. Janet yang tengah memasak terkejut mendengar panggilan Hanna, dia menoleh. "Nona. Ada apa nona?" Mrs. Janet buru-buru mematikan kompor lalu mendekat ke arah Hanna yang terlihat menahan sakit.

"Saya rasa, saya akan melahirkan." Hanna meringis sambil memegangi perutnya.

"Me... melahirkan." Mrs. Janet terlihat gugup. "Kalau begitu saya akan telpon tuan Dario." Mrs. Janet mengeluarkan ponselnya yang di simpan di saku dress maidnya. Dia menekan nomor Dario. Tidak ada nada sambung di ponsel itu.

"Ponsel tuan tidak aktif nona." kata Mrs. Janet.

"Ahh..." Hanna kembali meringis membuat Mrs. Janet tidak tega melihatnya.

Dia kembali menekan nomor, kali ini dia menghubungi Larry. Ada nada sambung di ponsel pria itu, Mrs. Janet menyuruh Larry untuk cepat datang ke penthouse Dario.

Selesai menghubungi Larry, Mrs. Janet menuntun Hanna untuk duduk di sofa. "Tahan nona, sebentar lagi Larry akan datang."

Tak lama bel terdengar, Mrs. Janet bergegas membuka pintu.

"Masuklah, nona akan segera melahirkan. Cepat kita bawa ke rumah sakit." Mrs. Janet menarik tangan Larry ke tempat Hanna duduk.

"Ahhh... tolong aku Mrs. Janet." Hanna masih meringis memegangi perutnya.

"Iya, nona. Saya dan Larry akan membawa nona ke rumah sakit." sahut Mrs. Janet.

"Larry, kau gendong nona sampai ke mobil." suruh Mrs. Janet pada Larry.

Tanpa banyak bicara, Larry segera menggendong Hanna yang semakin kesakitan. Bersama Mrs. Janet, Larry yang menggendong Hanna segera keluar dari penthouse menuju ke mobil. Pria itu kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Tiba di rumah sakit, perawat langsung membawa Hanna dengan ranjang dorong menuju ke ruang bersalin. Mrs. Janet mengikuti perawat itu sampai ke ruang bersalin dan menunggu di depan pintu yang sudah di tutup oleh perawat. Sedangkan Larry__pria itu masih mengurus pendaftaran persalinan Hanna di rumah sakit.

"Kau sudah menghubungi tuan Blanco, Mrs. Janet?" tanya Larry saat dirinya sudah selesai mengurus pendaftaran Hanna dan kini sedang menemani Mrs. Janet di depan ruang bersalin.

"Sudah, tapi nomornya tidak bisa di hubungi." sahut Mrs. Janet.

Larry mengeluarkan ponselnya, dia menghubungi Dario, tidak ada nada sambung. Larry kembali memasukkan ponsel ke sakunya.

"Aku rasa tuan sedang sibuk. Mungkin dia ada rapat."

Mrs. Janet diam tidak menyahut.

Tak lama dokter keluar, Mrs. Janet dan Larry berdiri.

I'm Not Sex Machine For You ( RE-POST )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang