[7] Hotel Nismaniyah

743 63 10
                                    

***
"Arin?" kataku pelan memanggil Arin di bawah kolong kasur ku.

"Arin? Kau dengar aku?"

Dia selalu saja pergi tanpa sepengetahuan ku, Ntah kemana anak itu pergi, mungkin itu karna dia bukan lah manusia lagi.

"Oh iya, setiap ingin tidur dan bangun tidur, selalu lah periksa kolong kasur mu, memastikan apakah teman mu ada disitu? Lebih tepatnya teman dunia lain".

***
Arin kembali dengan wajah ceria.

"Ada apa dengan mu Rin?" tanyaku penasaran.

"Elen, kita harus pergi ke hotel Nismaniyah" .

"Ha? Hotel yg sudah berpuluh puluhan tahun kosong itu?" tanyaku terkejut.

"Iya Len, kita harus selidiki kenapa hotelnya jadi angker".

"Ya ampun Arin, itu hotel kan pemiliknya bunuh diri karna terlilit hutang dan hotelnya bangkrut, makanya jadi kosong gitu, di isi deh sama hantu hantu lain" kataku datar.

"Elen? Ayolah ! Kita lakukan seperti saat aku masih hidup, kita kan sering memasuki rumah angker" kata Arin memohon.

"Baiklah, padahal kamu sendiri aja udah jadi hantu, eh malah mau ketemu hantu" kata ku dengan bibir mengerucut.

***
Tepat jam 9 malam, kami berangkat menuju hotel Nismaniyah, aku membawa beberapa benda tajam, senter, dan ponselku.

Arin bilang dia akan menjagaku, karna dia pasti bisa berkomunikasi dengan hantu hantu itu.

"Arin ? Apa kau siap? Tanyaku dengan penuh semangat.

"Aku sudah siap dari tadi Elen".

"Oh iya, kamu kan tidak perlu membawa apa apa lagi" kataku dengan sedikit tertawa.

Kami pun  menuju Hotel itu, aku mengendarai sepeda motorku.

Setiba di hotel itu pun, aku segera memarkirkan sepeda motorku di dekat Hotel itu.

"Woahh,, hotel ini benar benar besar, dan sangat menakutkan" kataku dalam hati sambil memperhatikan setiap bagian hotel ini .

"Elen? Kau siap? Ini tidak mengerikan, aku sama sekali tidak takut, apakah ini karna aku bukan manusia?" kata Arin dengan terus melihat Hotel tua itu.

"Arin? Kau harus menjagaku, aku sepertinya akan sangat takut". Kataku dengan mata sedikit menyipit.

Kami pun masuk, tercium bau yg sangat tidak sedap, Arin hanya terbang ke arah sana sini.

Aku mendengar suara orang memanggil kami.

"Arin? Apa itu?" kataku takut sambil menyenteri asal suara itu.

"Akan ku cek" kata Arin yg langsung pergi.

"ARIN!!! Jangan tinggal kan aku" teriakku cukup kuat. Namun Arin sudah tidak menghiraukan.

Cukup lama aku duduk memojok sambil memeluk lututku. Arin pun datang .

Taa.. Tapi.. Dia datang tidak sendirian.. Dia bersama seseorang.

***
Kali ini up ceritanya dikit dulu ya, gak mood liat yg baca 300+ tapi voment nya 20-

.

.

Voment ya guys 😂
Biar makin semangat update ceritanya.. Krisarnya juga ditunggu 👌👌

-Konbawa 🌙👻



Sahabat Dunia Lain [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang