“Bagus, buat aku jadi seksi,” ujar si bocah pirang tanpa beban tanpa dosa.
“Woy! Ini anak sebiji mudeng cerita Cinderela nggak sih!!!” teriak Sarada yang sudah di ambang kesabarannya.
Kelakuan peri Sarada tadi lagi-lagi membuat penonton jawsdrop
Boruto menelan ludahnya dengan susah payah.
‘Ih! Kenapa Sarada-chan yang jadi peri sih? Dia kan galak, tahu begini lebih baik tadi aku baca naskahnya...’
“Baiklah baiklah..., tidak jadi seksi, pokoknya jadikan aku cantik saja, setidaknya aku pantas untuk masuk istana, tolong ya ibu peri...?” pinta Borurela dengan sopan.
“Nah, begini baru benar, kay! Kita mulai!”
Sarada menjentikkan jarinya, mengisyaratkan orang-orang di balik kayar untuk menurunkan tirainya supaya Boruto bisa berganti pakaian.
“Denan kekuatan Titan- em maksudku bulan, aku akan mengubah Borurela jadi seperti putri bangsawan,” ujar Sarada sambil menggoyang-goyangkan tongkat peri nya di depan tirai seolah-olah tengah memantrai Boruto.
“Aw! Sempit! Aduh! Aduh pantatku!” terdengar teriakan seorang bocah laki-laki dari balik tirai yang tertutup itu.
Para penonton mulai saling bisik-bisik tentang apa yang terjadi di balik tirai itu. Hinata dan Naruto merasa cemas, mereka tahu itu suara Boruto. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam?
“Ah! Jangan-jangan...”
“Kenapa sayang?” tanya Minato pada sang istri yang terlihat terkejut sambil menutup mulutnya.
“Minato, jangan-jangan kostum yang kita belikan untuk Bocchan kekecilan...?”
“Demi Kastil Hasetsu! No!!” Minato pun mulai ikut panik.
Sementara itu di atas panggung, Sarada sedikit khawatir dengan keadaan Boruto, apa dia baik-baik saja? Tapi pertunjukkan harus tetap berjalan kan?
“Um.., Cinderella, kau siap kan? Kubuka ya?”
Sarada menjentikkan jarinya, mengisyaratkan agar tirainya dibuka.
Sret!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Woaaahhh~” hampir semua penonton bereaksi sama, takjub, terutama Mitsuki.
‘Wow.., dia benar-benar cantik....’batin bocahmisteriusitu.
