"Yoona-ssi."
Yoona berbalik dan menemukan Seohyun. "Aah Seohyun-ssi. Ada apa?"
Yeoja itu melihat sekitarnya. "Bisa membantuku memasak makan malam?"
"Nde?"
"Kau sibuk ya?"
"Aniyo. Aku tidak sibuk, aku akan membantu tapi sebelumnya izinkan aku menghubungi suamiku lebih dulu."
"Nee. Aku akan menunggumu dirumah."
"Nee.""Waeyo?" tanya Changmin pada atasannya.
Donghae memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. "Jeno eomma menyuruhku untuk menjemput Jeno di tempat kursusnya."
Changmin mengangguk.
"Lalu apa semuanya sudah siap? Maksudku bagaimana persiapannya?"
"Seluruhnya sudah siap, kita tinggal mendekornya dan menyiapkan semuanya H-1." Jelas karyawan yang lain.
"Baiklah."
"Sanjangnim, apa kali ini Anda akan membawa istri dan anak Anda?" tanya karyawan perempuan. "Karena sudah hampir 5 tahun berturut-turut Anda tidak membawa Nyonya."
Donghae melirik kearah Changmin yang hanya mengangkat bahu. "Kapan hari perayaan di lakukan?"
"Kamis malam."
Namja itu menggeleng. "Istriku tidak akan datang kalau kita mengadakannya di hari kerja karena anakku akan sekolah besoknya, bagaimana kalau Jumat malam atau sabtu malam?"
"Baiklah."
Donghae tersenyum. "Kalau begitu aku akan membawa istri dan anakku, tolong dipersiapkan karena mereka jarang kemari."
"Baik."
Donghae bangkit dari duduknya kemudian di susul oleh Changmin. Keduanya memutuskan keluar dari ruang rapat tersebut.
"Hyung yakin Yoona-ssi akan datang? Biasanya hyung mengajaknya tapi dia tetap tidak ingin datang."
"Entahlah. Tapi sepertinya dia akan datang, suruh Sooyoung membujuknya untuk ikut."
"Aah hyung benar. Kalau ada Sooyoung pasti dia akan ikut. Baiklah aku akan menghubunginya."Seohyun sibuk merekam Yoona yang sibuk memasak.
"Jadi kau ingin membuat makan malam untuk suamimu?"
"Aah aniyo. Aku hanya ingin belajar memasak saja." Jawabnya sungkan.
Yoona terkekeh. "Kalau begitu gabung saja di kelas memasak, kebetulan kami membutuhkan satu anggota lagi."
"Aku tidak punya waktu untuk itu."
"Aah matta, aku lupa kalau kau bekerja di siang hari." Yeoja itu terkekeh. "Maklum saja karena aku ibu rumah tangga."
"Gwencana. Aku maklum."
"Setelah ini masukkan kubis airnya kedalam wadah, lalu air ketan, wortel, daun bawang dan juga air cabainya." Terangnya sambil melakukan apa yang dirinya katakan. "Setelah itu tutup dan taruh di dalam lemari es. Nanti saat makan malam kau bisa langsung memakannya dan makanan ini akan tahan sampai dua-tiga minggu."
Seohyun mengangguk. "Aigoo kau pintar sekali memasak."
"Aniya, aku baru saja bisa memasak." Elaknya. "Karena seluruh anggota keluargaku suka makan jadi aku harus pintar memasak untuk mereka."
"Kau benar. Tapi kau maukan mengajarkanku memasak?"
"Tentu." Jawabnya. "Oh iya, jam berapa sekarang? Sepertinya sebentar lagi suamiku pulang."
"Jam empat sore."
"Aah kalau begitu aku permisi dulu Seohyun-ssi. Selamat menikmati makan malamnya."
"Nee ghamsamnida Yoona-ssi."Donghae menarik kursi makan tapi sebelumnya ia melihat istrinya yang sibuk mengajarkan putra mereka. "Bisakah kau menemaniku makan malam?"
"Nde? Aah, nee." Ujarnya. "Jeno belajar sendiri dulu ya, eomma mau menemani appa makan malam."
"Nee eomma."
Yoona bangkit kemudian berjalan menuju meja makan. Yeoja itu menyiapkan nasi untuk suaminya.
"Duduklah."
"Nee."
Donghae menyantap makan malamnya sambil sesekali melirik kearah istrinya, masakan istrinya memang tidak ada duanya. Sangat enak bahkan hasil masakannya sama persis dengan hasil masakan di rumah keluarga Lee. "Apa kegiatanmu tadi?"
"Ye? Aah seperti biasa, mengajar ibu-ibu memasak dan juga aku membantu tetangga baru kita. Dia ingin memasak untuk suaminya."
Donghae mengangguk. "Jumat malam apa kau ada kegiatan?"
"Eobseoyo. Mungkin hanya bermain dengan Jeno."
"Bagaimana kalau ikut denganku? Malam itu akan ada perayaan anniversary Hotel, para karyawan mendesakku untuk mengajakmu."
"Lalu bagaimana dengan Jeno? Dia pasti akan mengantuk."
"Kita bawa saja, kita akan menginap disana."
"Tapi..."
Donghae meraih tangan istrinya. "Aku mohon. Sudah lima tahun kau tidak mendampingiku di acara itu. Aku tidak ingin karyawan memandang negatif tentang dirimu."
"Tapi Sooyoung akan ikutkan?"
"Tentu. Dia juga akan mendampingi Changmin, kau mau?"
Yoona mengangguk pelan. "Baiklah."
Namja itu tersenyum. "Aku akan mentransferkan uang ke rekeningmu untuk membeli gaun."
"Tidak perlu. Aku punya kartu kredit."
"Kalau begitu pakai kartuku saja." Ujarnya. "Tidak boleh menolak. Anggap saja ini hadiah dariku untuk selama ini, beli apapun yang kau inginkan, semahal apapun itu aku akan menyetujuinya."
Yoona tersenyum. "Gomawo oppa."
"Nado gomawo." Ucapnya lembut.
YOU ARE READING
BEIGE
FanfictionAku sangat menyukai warna Beige. Hampir 35% seluruh pakaianku berwarna itu. Namun setelah bertemu dengannya, rasa sukaku pada warna itu menghilang lebih tepatnya setelah membaca sebuah buku bahwa warna Beige merupakan yang kelabu. Ya. Seperti hidupk...