Gue - Sekolah

351 15 2
                                    

Pertama-tama, kenalin nama gua Sulistiana, orang biasa memanggil Sulis. Gua adalah seorang cowok lajang berumur 18 tahun, saat gua menulis cerita ini. Lho kok gua cowo? Iya gua cowo, cuma namanya aja yang kayak cewek dan gua malas ngebahas soal nama. Tampang gua biasa-biasa aja. Gak jelek gak cakep juga, menurut gua sih, ehehe. Gua lahir di keluarga sederhana, anak pertama dari lima bersaudara. Wah banyak ya? Iya.

Gua orang yang pendiam. Pendiam? Nggak terlalu pendiam sih, cuma gua tuh gak bisa yang langsung akrab sama orang lain. Kan ada orang yang langsung akrab sama orang lain. Emm, apa sih sebutannya "SO-ASIK". Ralat, bukan "SO-ASIK" tapi "BERANI" atau "GENTLE" ya. Ya, pokoknya seperti itu.

Berbeda dari cowok kebanyakan yang suka dengan permainan sepakbola bola dan setiap kumpul pasti ada obrolan seputar sepakbola. Entah kenapa, gua gak suka sama sepakbola. Ada sedikit yang gua suka sih, "LOGO-nya". Gua berfikir kenapa sih cowok harus sepakbola, apa gua bukan cowo? Mungkin nama berpengaruh. Temen-temen gua sering sebenarnya sering mengajak gua bermain sepakbola dan sering juga gua mengacaukannya. Dari situ gua mulai sadar diri, kalo gua tuh gak bisa bermain sepakbola. So.... Olahraga yang gua suka atau yang gue bisa itu, lari. Lari dari kenyataan, ehehe.

Info soal ini penting gak sih? Haha, jujur semua itu sangat berpengaruh dan banyak hal yang terjadi. Memiliki sifat pendiam dan gak hobi sama sepakbola. Apalagi saat gua memasuki bangku SMK. Ya, bukan SMA.

2017, gua resmi lulus dari SMK itu, alhamdulillah. Kayanya baru kemarin gua dikerjain sama kakak kelas OSIS saat MOS (Masa Orientasi Siswa), mungkin saat ini udah gak ada yang namanya MOS.

SMK 9. Letaknya sangat strategis? di sebelah tol persis. Ya, serasa rest area. Sekolah gua itu hanya mempunyai dua jurusan yaitu DKV (Desain Komunikasi Visual) dan PB (Perbankan). Gua memilih jurusan DKV, kenapa? Karena gua suka menggambar. Sejak kecil gua sering banget corat-coret tembok rumah gua sendiri. Kok gak milih jurusan PB? Gue gak suka hal-hal berbau dengan hitung-hitungan.

Emak (dibaca:Ibu) gua sempet gak setuju gua masuk DKV. Karena DKV itu sangat awam ditelinga orang tua gua.

"Mak, Uis keterima di SMK 9, tadi Uis ngecek di internet. Nama Uis masuk di daftar nama orang-orang yang diterima." Pulang dari warnet, dengan bangganya gua memasuki rumah dan memberitahu emak gua.

"Alhamdulillah." Emak gua nampak bersyukur. "Jadinya milih jurusan apa, Lis?"

"DKV, itu yang gambar-gambar kerjaannya, mak." Jawab gua dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh emak gua.

"Yah, Lis. Milih jurusan yang begitu. Kan ada jurusan Perbankan. Kalo Perbankan, lulus bisa kerja di bank." Protes Emak gua, jawab dengan so-tau.

"Mak, uis jelasin ya kalo kerja di bank itu bukannya harus cakep. Banyak seleksinya juga lagi, yang cakep aja belum tentu masuk. Apalagi uis, emang uis cakep?" Gak mau kalah gua juga bales dengan so-tahu.

"Hmm."

Awalnya si seneng, gua masuk DKV, sangat bahagia. Bahagianya ya itu gambar aja sampai ada materi dan prakteknya. Tapi, lama kelamaan kok muak ya? Selama se-tahun di kelas 10, gua habiskan dengan menggambar, manual. Bahkan temen gua dulu ada yang sampai keluar sekolah gara-gara gak kuat, kebanyakan tugas menggambar. Mungkin dia salah jurusan. Gua pernah mikir, 'kerja apa nanti gua, tiap hari gambar mulu.' saking muaknya. Guru gua (Bu Ola) bilang ini belum apa-apa, lebih banyak lagi kalo kalian nanti meneruskan kuliah DKV. Untungnya ini hobi gue. Tapi, kalo kebanyakan juga. LELAH.

CF

TETAP SENYUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang